PART 7 : TERCIDUK (AGAIN)

19 4 0
                                    


jangan lupa votement nya ya cantik💗

happy readingg....

*****

jika saja hati bisa ku kendalikan, aku pasti tidak akan menjatuhkannya pada kamu, si pria tak berperasaan.

🦎🦎🦎

       
      Cikko yang baru saja tau jika pacar-pacarnya telah diputuskan oleh Ali dan Gean jalur grup tentu saja merasa kesal, tapi Cikko tidak berniat mengajak salah satu dari para cewek itu untuk balikan, gini-gini Cikko juga nurut sama apa yang Aderald ucapkan.

"Papi nebeng dong. " Dikarenakan motornya yang disita, senin pagi ini Cikko tengah berusaha merayu Aderald agar mau mengantarnya.

"Gak bisa boy, Papi ada meeting. "

Cikko mencebikkan bibirnya dan melahap besar roti isi miliknya, sudah uang jajan hanya dikasih goceng, motor disita lengkap sekali penderitaan Cikko.

"Bang Cikko kenapa?"

Cikko menoleh pada kedua adik kembarnya yang baru saja datang, dengan seragam sekolah yang sudah terpasang rapi.

"Katanya mau meeting, tapi Papi tuh sempat nganterin si Sanu sama Ozan,"

"Ya kan sekolah mereka searah sama kantor, kalo ke SMA mah masa Papi harus putar arah sih, " jawab Aderald lalu meneguk kopinya.

"Kenapa Mas?" Beyca yang baru saja selesai memandikan Haga ikut bergabung, wanita itu mengernyitkan alisnya melihat wajah Cikko yang sudah murung pagi ini.

"Itu si Cikko minta nebeng, tapi aku gak bisa mau meeting, "

"Mau Mami yang anterin?"

"Tapi Mami harus ke restoran dulu. "

Cikko menghembuskan napas lalu menggeleng, "Gak usah Mi, biar nanti naik ojol aja, " jawabnya.

Ini kalo teman-temannya bisa dihubungin sudah pasti Cikko tidak akan sekesal ini, ia juga tau semua ini cuma alasan Papinya untuk mengerjai dirinya.

"Yaudah kalo gitu Cikko berangkat dulu. " Ia berdiri dan menyalimi tangan Mami Papinya sebelum pergi.

Sebelum memesan ojol, Cikko pergi terlebih dahulu ke rumah Juan yang memang masih satu komplek dengannya. Rumah sepupunya itu hanya berjarak lima langkah dari rumahnya.

"Assalamu'alaikum Om, Wawan nya ada?"

Cikko menyalimi Om Ardian yang tengah memanaskan mobilnya. Wawan memang panggilan dari Cikko untuk Juan sejak kecil.

"Baru aja tadi berangkat, katanya mau jemput pacarnya."

Sialan si Wawan. "Oh yaudah kalo gitu Om, Cikko juga mau berangkat. "

Om Ardian mengangguk, "Iya Cik, hati-hati!"

Sepertinya pagi ini ia memang harus berangkat sendiri, melihat angkutan umum yang lewat depan komplek Cikko dengan cepat menghentikannya, lebih baik ia naik angkot dari pada naik ojol untuk menghemat uang jajannya.

PLAYBOY MILLENNIALWhere stories live. Discover now