PART 27 : TERLIHAT MENARIK

9 1 0
                                    

Happy reading......

*****

  Soal gosip itu ternyata trending di Instagram bahkan menjadi cibiran hangat murid-murid SMA Airlangga, hingga sampai terdengar ke telinga si objek yang ada di foto itu.

Tentu jika sudah begini, teman-temannya pasti tidak akan berhenti merecoki Cikko dengan pertanyaan untuk mencari tahu siapa kah gadis yang bersamanya di foto itu.

Cikko tidak tau Riela sudah menyadari tidak berita tentang foto mereka ini, tapi yang pasti gadis itu akan mengumpatinya jika dirinya menyebarkan fakta kalau 'dia' gadis yang bersamanya di foto.

Dia sangat tau sekali bagaimana Riela tidak ingin terlibat bersamanya. Maka dari itu Cikko enggan menjawab pertanyaan dari teman-temannya, biarlah mereka semua berspekulasi semaunya.

Sebelum ada yang menyadari, Cikko tidak akan buka mulut, percuma juga kalau dirinya mencari si admin lamtur, sebab foto itu sudah tersebar, mungkin sudah banyak oknum meng-screenshot nya.

"Cik, kerjain tuh makalah!"

Beberapa minggu ini Cikko tengah disibukkan dengan segelintir tugas kelompok, presentasi, dan ulangan-ulangan harian lainnya yang membuat pening kepala.

Ia juga jarang sekali berpapasan dengan Riela, bukannya berharap sih Cikko hanya ingin melihat reaksi gadis itu melihatnya setelah habis digosipin dengannya satu minggu kemarin, apakah kesal atau marah?

"Ngapain lagi ini elah!" Cikko yang sempat melamun tersetak saat pundaknya di tepuk.

"Ini tugas bagian lo," sewot Opi— teman sekelasnya. "Kalo nggak biar gue aduin ke ibu Parni!"

"Yeuu aduan lo!" Cikko berdecak, menyimpan ponselnya di atas meja sebelum menyaut lembar kertas yang katanya harus disusun jadi makalah, "Ini di gimanain?"

"Nyari kesimpulan aja, terus jilid?" katanya setelah mendengar penjelasan dari Opi.

"Iya, soalnya besok harus presentasi."

Cikko mengangguk paham sebelum memasukkan lembar itu ke dalam tasnya, "Tar gue print pulsek, tenang aja,"

"Awas ya lo jangan lupa!" Opi melotot seraya menunjuk Cikko, wajar ia agak sangsi terhadap cowok itu karena Cikko jarang sekali ngerjain tugas.

"Iye ah kalem!" Cikko berdiri dari bangkunya seraya memakai hoodie, bel pulang baru saja berbunyi.

"Uangnya dari lo dulu ya kalo gitu."

Cikko mendengus pelan, tapi tak urung dia juga menyanggupi permintaan teman kelompoknya itu.

"Warung mang Ade Cik?" Ali menghampirinya.

"Gas!" katanya sambil merangkul bahu Ali, kelima cowok itu keluar bersamaan dari kelas.

"Jangan lupa Cik!"

"Iyeee bawell lu, Pi!" sewot Cikko membuat teman-temannya terkekeh.

"Tugas ekonomi?" tanya Ifzhal, mereka berjalan beriringan menuju parkiran.

"Heeh anjir, kagak ngarti gue bikin makalah kek gimana?"

"Makanya waktu pelajaran jangan molor terus lu!" Juan menoyor kepala sepupunya itu dari belakang.

"Kaya lo kagak aja!" Cikko ikut sewot.

Seperti sudah jadwal wajib, tiap hari memang tiap pulang sekolah kelima sekawan itu selalu nongkrong terlebih dahulu di warung mang Ade, baru akan pulang setelah jam lima sore.

Omongan Cikko yang janji pada Opi akan ke fotocopy setelah pulang sekolah hanyalah bualan biasa, nyatanya cowok itu keasikan di mang Ade, bergosip sambil main game bersama Rafin dan Ali.

PLAYBOY MILLENNIALWhere stories live. Discover now