Mikaella ~ 34

9.2K 570 15
                                    

Kini, dua keluarga tersebut berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama. Suasana sangat hangat karena diiringi obrolan ringan agar tidak kaku.

"Khanza kok gak dibawa, Kak?" tanya Mika kearah Anna, karena ia lihat Kakaknya itu hanya datang bersama suaminya.

"Dirumah Orang tuanya Nathan, tadi pagi dibawa kesana eh gak mau pulang tuh anak, mau sama Oma nya aja katanya," sahut Anna.

"Ini dalam rangka apa nih tumben banget makan-makan gini?" tanya Silvi.

Mika dan Zen saling bertatapan sejenak. "Nanti aja deh Ma, sekarang mending makan dulu."

Mereka pun menyelesaikan makan malam mereka, setelah selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga untuk melanjutkan obrolan agar lebih santai.

"Jadi ada apa nih? Mama udah penasaran dari tadi," ucap Rini penasaran.

"Kamu aja deh yang bilang," ucap Zen kearah Mika.

"Kamu aja."

"Kamu aja."

"Kamu--"

"Duh, ini kalau gini terus kapan kelarnya? Udah penasaran banget loh."

"Tau nih, lama amat lo berdua," celetuk Nathan.

"Jadi gini--" Zen menggantung kalimatnya. "Mika hamil."

Semua orang disana bersorak gembira, Rini dan Silvi pun langsung memeluk Mika saking bahagianya.

"Alhamdulillah, selamat ya Nak."

"Wah adek gue udah mau punya anak aja, udah bukan anak kecil lagi lo Mik," ucap Anna.

Mika terkekeh pelan. "Emang bukan, lo aja yang nganggap gue anak kecil mulu."

"Dijaga ya Mik kandungannya, jangan stress, apa perlu Mama sama Mama kamu gantian jagain kamu disini pas Zen lagi kerja?" tanya Silvi.

"Nah itu Ma, Zen juga nyaranin gitu ke Mika, maksudnya kan biar gak sendiri juga dirumah ada temen ngobrol gitu, tapi Mika gak mau Ma."

"Mika gak enak ah ngerepotin Mama, lagian dirumah kan gak sendiri juga ada Bi Asri sama Citra, tapi kalau Mama mau jalan-jalan kerumah ya gak apa-apa."

"Hadeh Mika... kamu ini gak enak sama orang tua sendiri. Gak ngerepotin sama sekali lagian," jawab Rini.

"Udah berapa bulan usianya Mik?" tanya Bara.

"Besok baru mau kita cek Pa, soalnya tadi Dokternya gak ada."

"Zen, kamu harus lebih waspada tuh, jangan sampai kejadian seperti kemarin terulang lagi, awas aja kalau sampai menantu dan cucu Papa kenapa-kenapa," ancam Adi kearah Zen.

Zen tertawa mendengar ancaman dari Papanya itu. "Iya Pa, jangankan Papa, Zen juga gal mau kali Mika kenapa-kenapa."

"Eh btw, udah ketemu pelakunya Zen?" tanya Anna.

"Belum, Kak, udah dicoba cari kok tapi gak nemu, dan parahnya lagi kata Mika tadi siang dia ngeliat lelaki yang mau culik dia kemarin itu di seberang Butiknya."

"Serius? Tapi Mika gak apa-apa, kan?"

"Mika gak apa-apa kok, untungnya itu deket dari Butik jadi Mika bisa langsung lari masuk Butik."

"Kok Mama tiba-tiba curiga sama seseorang ya," ucap Silvi tiba-tiba.

Hal tersebut membuat semua orang yang berada disana menatap kearah Silvi.

"Itu loh Mik, kamu inget temen Mama kan yang namanya Lita? Nah, dia kan gak suka banget tuh sama kamu, maklum, iri karena anaknya gak bisa sekeren kamu. Mama tiba-tiba curiga tuh orang yang ngelakuin ini semua," ujar Silvi menebak.

MikaellaDär berättelser lever. Upptäck nu