Mikaella ~ 11

12.2K 854 14
                                    

Vote & comment please... jangan jadi dark readers:)

















"Gak perlu, saya cuman mau ambil laptop dan beberapa berkas yang ketinggalan," ucap Zen dibalas anggukan oleh wanita itu.

Setelah itu, Zen langsung pergi menuju ke lantai 2, lebih tepatnya ke kamarnya. Ia langsung mengambil laptop dan juga berkas-berkas penting yang akan dibawa ke kantornya.

Ia kembali menghampiri Mika, duduk disebelah wanita itu, baru saja ia duduk, Mika langsung berdiri.

"Ayok," ajak Mika.

"Buru-buru amat, bentar dulu lah, capek gue." Zen menarik tangan Mika agar wanita itu kembali duduk disebelahnya.

"Bi..." Zen memanggil Bi Asri.

"Iya, Tuan." Bi Asri datang menghampiri Zen.

"Bi, tolong buatin ice chocolate ya, dua— eh lo mau itu juga kan? Gak mau yang lain?"

Mika memutar kedua bola matanya jengah. "Gue mau ke Butik!"

"Iya sebentar, sabar, mau minum yang lain atau itu aja?"

"Itu aja."

"Makan?"

"Gak."

"Cemilan?"

"Gak."

"Mau kue gak—"

"GAK ZEN!"

Zen menyengir seperti tak berdosa. "Okey, itu aja Bi, tolong ya Bi."

"Baik, Tuan, sebentar ya." Bi Asri pun pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.

"Em— Zen?"

Zen menaikkan sebelah alisnya. "Iya?"

"Cewek yang tadi nyamperin lo itu siapa?" tanya Mika to the point.

Zen terkekeh. "Bukan siapa-siapa, cemburu ya lo."

"Dih, gue kan cuman nanya, ya heran aja sih, kok dia manggil lo 'Tuan', emangnya dia pembantu juga disini?" tanya Mika lagi, entah mengapa Mika mendadak menjadi kepo seperti ini.

Zen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gimana ya jawabnya."

"Gak masalah sih kalau lo gak mau jawab—"

"Dia bukan pembantu disini."

"Terus?"

"Dia keponakannya Bi Asri, baru aja sih pindah kesini, em... sekitar tiga bulanan mungkin, tadinya dia tinggal di kampung, tapi karena dia kuliah disini dan untuk mengirit biaya kost, ya udah tinggal disini aja, sekalian bantu-bantu Bi Asri kan," jelas Zen panjang lebar.

Mika membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O'.

"Kenapa lo gak sama dia aja? Dari tatapan dia ke lo, kayaknya dia suka sama lo, lagian dia not bad lah," ucap Mika.

Zen diam sejenak, ia menatap Mika dalam membuat wanita itu mengalihkan pandangannya. "Gue maunya lo, bukan dia, gimana sih lo, aneh."

"Tapi gue gak mau sama lo, Zen. Gue gak suka sama lo," sahut Mika.

"Ya gak masalah, gue suka sama lo, itu hak gue kan? Lo gak suka sama gue ya itu hak lo juga. Suka-suka gue lah mau suka sama siapa."

Lihat, betapa menyebalkannya lelaki ini. Mengapa Mika bisa bertemu dengan lelaki modelan seperti Zen.

"Lo gak boleh suka sama gue!"

"Lah, ngatur lo, terserah gue lah," sahut Zen acuh.

Mika memutar kedua bola matanya jengah. "Lo gak risih apa serumah sama lawan jenis yang bisa dibilang umurnya gak beda jauh sama lo dan gak ada hubungan keluarga."

MikaellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang