Mikaella ~ 23

10.5K 672 14
                                    

Hari ini, Mika dan Zen tidak pergi bekerja, mereka berdua memutuskan untuk istirahat dirumah hari ini. Namun, hari ini juga terasa sangat membosankan, karena mereka berdua tidak tau mau berbuat apa.

Mereka berdua duduk di sofa yang ada di ruang keluarga, tepatnya dihadapan televisi ditemani oleh beberapa cemilan.

Tiba-tiba Mika ingin buang air kecil, ia pun pergi ke toilet terlebih dahulu, letak toilet tersebut tidak jauh dari kamar Bi Asri dan Citra, bahkan melewati kamar mereka.

Setelah selesai buang air kecil, tak sengaja Mika melihat kearah kamar Citra yang pintunya sedikit terbuka. Ia memincingkan kedua matanya mencoba memperjelas apa yang ia lihat.

"Sopan gak ya kalau masuk," gumam Mika. Namun, tak pikir panjang, ia pun masuk kedala kamar Citra.

Ia melihat kearah foto polaroid yang ditempel di dinding. Mika mendekat kearah foto polaroid tersebut.

Kedua bola matanya membulat sempurna, ternyata yang ia lihat tidaklah salah, itu adalah foto Zen! Untuk apa Citra menyimpan foto Zen.

Mika pun mengambil polaroid tersebut dan ia segera keluar dari kamar. Mika kembali menghampiri Zen, ia menunjukkan polaroid yang didapatnya dikamar Citra tadi dan menunjukkannya pada Zen.

Melihat hal tersebut, Zen mengekerutkan keningnya, namun, beberapa detik kemudian senyuman mengembang dari bibirnya, ia menatap kearah MIka.

Sontak Mika terkejut, mengapa lelaki dihadapannya ini malah tersenyum lebar?

"Sejak kapan ngefans? Sampai nyimpan foto aku gini, kalau suka mah bilang aja, biar dinikahin dari dulu," ucap Zen dengan percaya diri.

Mika terdiam, bisa-bisanya lelaki ini berpikir sejauh itu, padahal ia belum mengatakan apapun perihal polaroid tersebut.

"Kalau kubilang itu Citra yang nyimpen, percaya?"

Zen terdiam sejenak mencoba mencerna ucapan istrinya itu. "Citra?"

Malah nanya balik. Mika memutar kedua bola matanya malas, manusia dihadapannya ini sebenarnya memang lemot atau bagaimana.

"Aku nemu itu dikamar Citra, terus aku ambil deh," jelas Mika.

Lagi-lagi Zen terdiam, sebenarnya ia bingung, untuk apa Citra menyimpan fotonya? Dan sejak kapan?

"Citraaa!!!" teriak Zen.

Tak lama kemudian muncullah seorang wanita yang tadi diteriaki oleh Zen, wanita itu memegang sapu, tampaknya ia sedang bersih-bersih rumah.

"Lagi bersih-bersih ya Cit? Ya udah lanjut aja dulu," ucap Mika sebelum Zen berucap.

Zen menatap kearah istrinya itu. "Kan ini mau diselesein dulu sayang, kok disuruh pergi sih?"

"Gak sopan begitu."

"Bisa jelasin ke saya ini maksudnya apa?" Zen menunjukkan sebuah polaroid yang bergambar dirinya kearah Citra.

Citra tampak gugup, bingung harus menjawab apa, apalagi melihat tatapan Zen kearahnya yang terlihat sangat dingin. Citra tak tau harus bagaimana sekarang.

"Cit?" Mika menatap kearah Citra yang tampak melamun.

"Eh iya-- emm... maaf, itu-- duh gimana ya saya jelasinnya. Sebelumnya saya minta maaf Tuan Zen. Dulu saya sempat tertarik dengan Tuan, tapi tenang Tuan, rasa itu udah gak ada kok setelah Tuan memperkenalkan Non Mika kepada kami," jelas Citra. Entahlah itu sebuah kejujuran atau bukan, semoga saja ia jujur.

"Berarti ini kalau saya buang gak apa dong?" tanya Zen  sambil menunjukkan polaroid tadi. Citra hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

"Cuman ini kan? Gak ada lagi?"

MikaellaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz