Mikaella ~ 05

17.3K 1K 10
                                    

Ada yang nunggu cerita ini update?🤭
Jangan lupa vote comment ya, harus, aku maksa!😡
~Enjoy reading~










Sesampainya dirumah, Mika langsung mengganti pakaiannya dengan piyama, sebelum ke kasur, tak lupa ia mencuci muka dan memakai skincare terlebih dahulu.

Cling!

Tangan kanan Mika bergerak mengambil handphonenya yang berada diatas nakas. Ia melihat di bar notifikasi, siapa yang mengirim chat malam-malam begini.

Kak Anna
Cakep kan yang tadi? Mau nomornya gak, Nathan punya nih

Mika mendengus kesal, ternyata Kakaknya masih saja membahas lelaki tadi. Sedikit pun ia tak tertarik dengan lelaki itu, menurutnya, tidak ada yang spesial dari lelaki itu, sama saja seperti lelaki pada umumnya.

Kak Anna
Atau gue yang kasih nomor lo ke dia? Kan biasanya cewek gengsi tuh di chat duluan

Kedua bola mata Mika membulat sempurna, jari jemarinya mengetik balasan disana.

Mika
Gak perlu

Kak Anna
Kalau lo nya aja gengsian begini, gimana mau cepet dapat jodoh

Mika
Jodoh itu Tuhan yang atur, bukan lo

Mika melempar handphonenya asal, untunglah hanya terlempar diatas kasur, mungkin jika di lantai, handphone itu sudah pasti rusak.

Mika dan Kakaknya memang sangat random, terkadang pakai aku-kamu, terkadang juga memakai lo-gue, tergantung mood, suasana hati, dan kondisi. Keduanya sering adu mulut, dari kecil, hingga sekarang, bahkan setelah memiliki anak pun, Anna masih jahil kepada Mika.

"Nyebelin banget sih Kak Anna," kesal Mika, ia berbaring lalu menarik selimut. Dengan wajah ditekuk, tak sadar akhirnya ia terlelap dalam mimpi indahnya.

***

Sebelum ke Butik, Mika mampir ke Supermarket terlebih dahulu, ia ingin membeli beberapa cemilan untuk menjadi temannya saat bekerja. Saat sibuk memilih cemilan, tiba-tiba saja seseorang menepuk pundaknya.

"Hei? Mika kan?"

Bingung sekaligus kaget, keduanya bercampur menjadi satu. "Iya, cowok yang semalem?"

Lelaki itu mengangguk, ia adalah Zen, lelaki tampan pemilik Sky Resto.

"Lagi belanja ya? Mau gue bantu gak?"

"Oh gak usah, thanks, gue bisa sendiri."

"Gak apa gue bantu aja, belanjaan lo banyak banget, pasti berat kan—"

"Udah biasa kok." Mika memotong perkataan Zen. "Gue mau ke kasir," sambungnya.

Mika berjalan menuju kearah kasir, namun ia merasa diikuti oleh seseorang, dan benar saja, saat ia membalikkan badannya, Zen berdiri dibelakagnya.

"Gak usah ngikutin gue bisa gak sih?"

Zen menggeleng. "Gue gak ngikutin lo, gue mau ke kasir juga," jawabnya beralasan.

Mika menghela nafasnya, ia tau Zen hanya beralasan, pasti lelaki itu sedang mengikutinya. Setelah selesai membayar, Mika langsung membawa tas belanjaannya dan berjalan kearah parkiran.

"Zen! Stop ngikutin gue!" ucap Mika kesal, sangat kesal. Bagaimana tidak kesal, bahkan sampai sini pun Zen masih berada dibelakangnya.

"Gue gak ngikutin lo, Mik, gue mau ke parkiran, mobil gue kan di parkiran juga." Lagi-lagi lelaki itu beralasan.

MikaellaWhere stories live. Discover now