*KITA BERBEDA*

7 0 0
                                    


Song recommended: Pilihan terbaik~ Ziva Magnolia

||||

Happy reading luv( ˘ ³˘)♥

||||

Deano merasakan pening ketika matanya terbuka secara berat apalagi sinar matahari yang terus menerus berusaha masuk melalui celah gorden. Belum lagi saat ingin bangun dia merasa ada yang memberatkan dari sisi kanan badannya. Mencoba mempertajam penglihatan Deano melirik ke samping dimana seorang perempuan yang tidak lain adalah istrinya sendiri tengah terlelap sembari meletakkan tangannya di dada telanjang.

Tunggu sebentar.

Dada... telanjang?

Memelotot terkejut Deano dengan cepat memeriksa tubuh yang masih terbungkus selimut, jantungnya terasa berdebar kencang ketika mendapati dirinya tertidur dengan penuh tanda kemerahan serta tanpa memakai apapun hanya sekadar menutupi area intim. Memijat pelipis Deano mencoba untuk ingat-ingat apa yang sebenarnya telah terjadi semalam.

"Ada apa sayang? Panas ya?"

"Jenna... berhenti—"

"Kenapa? Bukan kah ini nikmat hmm? Ingin ke sesi lebih, sayang?"

"Kamu—"

"Sekarang Lo gak akan bisa nolak, Deano Arma Syehriza!"

Kemudian sekelebat ingatan akan dirinya yang melepaskan pakaian kurang bahan milik Jenna kemarin menari dalam otaknya. Tangan terkepal kuat, mata memejam erat rasa amarah yang ada di dalam pikiran ingin meledak saja. Sialan memang, seandainya saja dirinya tidak meminum jus itu mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi. Laki-laki itu masih ingat bagaimana ketika perempuan licik ini tersenyum menang di atas dirinya lalu mencuri ciuman secara ganas sembari mengendalikan Deano untuk semakin dalam menyentuh.

Mengusak rambut frustasi lalu melirik benci pada Jenna, dengan cepat dia menggulingkan tubuh indah itu hingga terjatuh mengenai dinginnya lantai menyebabkan sang empu yang masih enak-enaknya tertidur langsung memekik kesakitan.

"Akhh! Apa-apaan sih Lo?! Baik-baik kek banguninnya!"

Tanpa peduli dan selalu melempar tatapan khas, Deano menyambar boxer yang jatuh tidak jauh kemudian membungkukkan kepala dalam selimut untuk memakainya setelah itu berlalu ke kamar mandi. Untuk menyegarkan tubuh yang terasa lengket tanpa sekalipun memerhatikan sang istri yang saat ini tengah mendengus sebal.

"Tapi gak papa sih," gumamnya disertai kekehan ringan, "yang penting Gue dan tujuan berhasil."

***

Jenna yang tengah asik berjemur sambil menyantap roti dengan sup mengernyit heran ketika Deano sejak tadi tampak gusar dan lebih banyak diam dari biasanya. Tatapan laki-laki itu seakan tengah merasa bersalah sebab telah melakukan tindakan yang salah.

Oh, tentu. Deano pasti merasa bersalah akibat kejadian semalam yang mungkin saja tidak terlalu diingatnya dengan baik.

"Ya udah sih," celetuk Jenna sebab tidak tahan, "kayak abis merkosa anak orang aja Lo. Gue kan istri Lo, dan udah seharusnya ini tuh terjadi."

Sedikitpun Deano enggan menanggapi apa perkataan Jenna dan asik menikmati kudapan yang terasa hambar di mulut. Mengepal gagang garpu kuat Jenna hendak memaki lelaki itu namun urung ketika Deano tengah fokus pada panggilan ponsel, yang ternyata berasal dari Gellya. Menaikkan kedua alis perempuan itu mengikuti Deano yang berdiri dan menjauh darinya guna mendengar percakapan mereka.

PILWhere stories live. Discover now