*ASING*

22 2 5
                                    

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.





HAPPY READING...

Mobil MPV memasuki area fakultas Sastra, Bisma mengantar Gellya pagi-pagi sekali hari ini. Bukan tanpa alasan, adiknya ini ada pertemuan dengan dosen bimbingan sekaligus bertemu dengan ketua BEM. Entah apa yang ingin dibicarakan, Bisma tidak tahu.

"Kamu yakin? Gak salah jadwal kan? Masih sepi gini loh Dek," tanya Bisma, mengamati area fakultas dari dalam mobil.

Melepas sabuk pengaman, Gellya mengangguk, "Iya Mas, lagian kan aku mau ke perpustakaan juga."

Bisma menoleh, mendengus pelan, "Mas paham. Tapi ketemuan sama ketua BEM, buat apa? Kamu ikut organisasi aja enggak."

"Itu..." Gellya memainkan jari-jari tangannya, tidak tahu harus beralasan apa.

Menurunkan pandangan, Bisma mengamati polah tingkah adiknya. Dia ingin berbohong namun tidak bisa, makanya memainkan jari karena gelisah.

"Ya sudah. Turun gih, Mas juga mau ke kampus. Kelas pagi," kata Bisma kemudian.

Gellya menghembuskan napas diam-diam, merasa lega. Tersenyum manis ke arah Mas-nya Gellya mengangguk senang, "Iya Mas hati-hati--- eh!"

Bisma menaikkan sebelah alis, Gellya tadi sudah hendak turun dari mobil namun urung. "Kenapa?"

"Mau nanya, lupa hehe ... Kak Bulan jadi kuliah di tempat Mas?"

Bisma terkekeh pelan, "Ngapa manggil Kak? Tuaan kamu setahun loh. Nggak tau juga, dia baru akan lulus tahun ini kan."

Gellya mengangguk paham, salim, dan turun dari mobil milik Bisma. Melambaikan tangan ke arah Bisma penuh semangat sebelum masuk.

Mobil Bisma telah keluar dari area fakultas Sastra, dia tertawa mengingat sikap lucu adiknya tadi. Sayangnya hanya sesaat sebelum memincing curiga mengingat Gellya gelisah tadi.

"Pasti ada yang gak beres."

Meletakkan tas di dalam loker, tidak lupa mengunci Gellya bergegas pergi ke fakultas Teknik. Pagi-pagi seperti ini masih jarang mahasiswa yang datang, jadi tidak ada yang curiga mengapa dia ke sana mengingat Chiro telah izin kemarin.

"Aku harus cepet."

Gellya membuka loker milik Ichiro dengan tergesa, melirik ke sana ke mari guna mengamati situasi. Pandangan sedih terpancar jelas ketika loker milik kekasihnya penuh sampah juga coretan mahasiswa nakal yang jahil terhadap Ichiro.

Meskipun Ichiro juga ditakuti di sini namun masih ada saja yang cari penyakit dengannya. Kebanyakan dari mereka adalah pengecut yang beraninya di belakang, seperti apa yang mereka lakukan terhadap loker Ichiro. Namun ada juga yang langsung mendatangi untuk menyalurkan ketidaksukaan terhadap Ichiro. Alasan mereka beragam dan tergolong lucu untuk dikatakan.

PILOnde histórias criam vida. Descubra agora