*TALI SUCI*

7 0 0
                                    

Song Recommended: Melepas Lajang- Arvian Dwi

||||

Sinar matahari yang masuk melalui celah gorden membuat Gellya yang masih berada di hangatnya selimut mengernyit samar lalu bergerak tidak nyaman. Mendadak merasakan tubuhnya remuk, meski masih mengantuk perempuan itu pada akhirnya memaksakan diri untuk membuka mata secara perlahan mengamati sekitar yang terasa begitu asing. Dengan segera dia terbangun sedikit meringis akibat nyeri mengedarkan pandangan sekali lagi menarik rambutnya ke belakang dengan mata berkaca-kaca.

Ini bukan kamarnya... dia jelas tahu itu lalu... dimana dia sekarang?

Lalu tiba-tiba sekelebat ingatan akan kejadian semalam berputar membuat kepalanya yang telah pening sejak tadi kian bertambah parah. Ini memang bukan kamarnya karena ini adalah kamar milik Ichiro, t-tapi jika di lihat dari segi interior ini bukan kamar yang biasa laki-laki ini tempati lantas i-ini... menggelengkan kepala melupakan tentang kamar kini perempuan itu menunduk sedikit mengintip melihat tubuhnya yang ternyata tidak terbalut apapun. Kamar ini juga tampak kacau dengan beberapa potong pakaian berserakan di lantai, dan juga kalung keduanya yang entah mengapa bisa ikut-ikutan terlepas ikut terbuang di sisi lain ranjang. Memejamkan mata erat-erat lalu meremat selimut kuat-kuat Gellya menangis, dia merasa gagal... gagal untuk melindungi sesuatu yang seharusnya menjadi milik suaminya bukan mantan kekasihnya.

Ichiro... laki-laki itu, bagaimana bisa?

"Kamu udah bangun?" Suara yang terdengar menginterupsi membuatnya segera menoleh ke samping kemudian sedikit bergeser semakin merapatkan selimut mencengkeram erat, di sana ada Ichiro yang tengah berdiri dengan celana kain berwarna hitam selutut dan handuk yang dia gunakan untuk mengeringkan rambut.

Setelah selesai Ichiro enggan kembali untuk sekadar mengembalikan handuk jadi lebih baik dia kalungkan di leher melangkah mendekat menghampiri, namun Gellya yang seolah ketakutan terus saja mundur setiap langkah laki-laki ini maju maka saat itu pula dia bergerak mundur hingga Ichiro langsung mencekal lengannya menarik pinggulnya untuk mendekat.

"Jangan mundur-mundur entar jatuh," kata Ichiro menggeleng pelan lantas mengecup pipi sang terkasih yang memerah akibat ulahnya semalam dan memeluk tubuh itu erat.

Gellya sempat terdiam mencerna atas apa yang baru saja terucap, begitu lembut mengingatkannya tentang kenangan masa lampau tapi itu tidak berlangsung lama karena Ichiro dapat merasakan dalam pelukan yang dia beri Gellya langsung memberontak memukul-mukul sampai mendorong dadanya supaya melepaskan pelukan terisak pelan dengan tubuh bergetar hebat. Langsung saja laki-laki ini mengusap punggung polos sang tercinta menyebabkan tubuh itu menegang seketika, bukannya tenang Gellya justru semakin di landa kekhawatiran napasnya sempat terputus-putus. Mendapati reaksi sosok yang dicinta justru seperti ini membuat Ichiro memejamkan mata menghembuskan napas di tengkuk Gellya tanpa mau melepaskan pelukan yang lama-lama terasa kencang tidak lupa laki-laki ini juga membisikkan di telinga jika Gellya harus bisa mengendalikan diri mengatur napas supaya tenang.

Menurut, tidak lama kemudian Gellya kembali tenang tubuhnya tidak bergetar hebat seperti tadi napasnya tampak mulai biasa walaupun tangisan masih terdengar pilu. Ichiro paham, bagaimanapun semalam dia telah berbuat dosa dengan merenggut paksa apa yang seharusnya tidak dia renggut membuat perempuan ini seolah berada di titik terendah karena secara tidak langsung telah menjadi gadis murah. Mengusak surai pirang Gellya Ichiro mengutarakan maaf dalam hatinya memohon ampunan atas apa yang telah terjadi, sedangkan Gellya setelah tenang dan mulai mampu menguasai diri dia langsung memukul punggung Ichiro menangis meraung bahkan mengigit pundak lelaki itu untuk menyalurkan kekesalan juga sakit hatinya lantaran telah diinjak-injak.

PILWhere stories live. Discover now