*MENANG SENDIRI*

5 0 0
                                    

"Chiro coba kamu panggil Gellya di taman belakang, dari tadi kok gak balik-balik," perintah Devina terhadap Ichiro yang baru saja turun dari tangga.

Ichiro mengangguk patuh melangkahkan kaki menuju taman belakang kediaman Tanaka setibanya di sana Ichiro melihat Gellya tidak sendiri, ada adiknya di sana tengah berbincang dengan terkasihnya yang nampak terkejut. Merasa penasaran Ichiro lebih mendekat bersembunyi dibalik pohon cemara, mendengarkan obrolan.

"Oniisan itu egois. Apa ane gak bisa untuk egois juga? Sekarang coba ane pikirin, Oniisan udah memiliki yang lain lupa kalau masih ada ane yang nungguin dia. Gimana kalau sewaktu-waktu Tuhan gak menginginkan kalian bersatu cuma karena Oniisan kayak gitu? Apa mungkin ane bakal terus ngorbanin diri? Untuk tetap setia? Untuk tetap berjanji? Sementara Oniisan mikirin itu aja enggak!"

Mendengar perkataan Yoshimitsu tanpa sadar laki-laki itu mengepalkan tangan, emosi hadir dalam hati. Tidak pernah terpikirkan jika adiknya sendiri akan melakukan ini. Memengaruhi terkasihnya, meminta untuk lagi tidak peduli terhadap dirinya, untuk memikirkan masa depan dan kehidupan sendiri tanpa ada lagi nama Ichiro. Tidak ingin salah langkah dengan memukul Yoshi dihadapan Gellya, dia akhirnya memilih pergi kembali masuk ke dalam rumah dan membuat Devina terkejut.

"Loh sayang, Gellyanya mana? Kok kamu masuk sendiri?"

Ichiro melirik sekilas, "Masih di---"

"Bunda, maaf Gellya lama di taman," ujar Gellya yang ternyata berjalan di belakang Ichiro bersama dengan Yoshi.

Devina mengulum bibir, berdiri dari sofa dan mengusap bahu Gellya lembut, "Gak papa sayang, kamu mau pulang sekarang?"

Gellya mendongak melihat jam dinding yang terpajang di ruang keluarga, kembali menatap Devina sembari melempar senyum hangat. "Iya Bun, Mas Bisma udah nunggu di luar."

"Oh!" Devina mendelik, "kamu telepon Kakak kamu? Kan ada Ichiro yang bisa antar pulang sayang, kenapa harus ngerepotin Bisma?"

Gellya menatap punggung laki-laki itu terlihat jelas ada kesedihan beserta rasa kecewa menggerogoti hati. "Gak kok Bun, tadi Mas Bisma pulang ke rumah dan tau kalau rumah dalam keadaan sepi makanya aku ditelepon dan aku bilang kalau lagi di sini. Makanya di jemput, daripada ngerepotin Ichiro Bun," jelas Gellya.

"Ya udah, kamu hati-hati di jalan ya sayang. Sebentar Bunda ada sesuatu untuk kamu dan keluarga."

Gellya terkejut merasa tidak enak. Tadi dia sudah di sambut dengan makan malam bersama lalu sekarang Gellya hendak diberi bingkisan. Ketika perempuan itu hendak mencegah, menahan Devina mengatakan untuk tidak perlu repot kalah cepat lantaran terlebih dahulu Devina sudah meninggalkan ruangan menuju dapur.

"Ini, kamu makan bareng-bareng sama Kakak dan Ayah kamu ya Sayang, bisa dihangatin juga buat besok."

"Bunda ... ini gak perlu, aku jadi ngerasa gak enak," lirih Gellya.

Devina terkekeh pelan, mengusak rambut pirang Gellya menjawab lalu, "Calon mantu Tanaka kenapa harus ngerasa gak enak? Ayo kita keluar, kasihan Bisma."

Devina menuntun Gellya keluar dari kediaman Tanaka, mengantarnya pada Bisma yang ternyata telah berdiri bersandar di mobil sembari bersenandung kecil. Tahu jika sang adik telah keluar bersama ibu dari Ichiro, Bisma menegakkan tubuh langsung mengulurkan tangan mencium punggung tangan Devina.

PILKde žijí příběhy. Začni objevovat