*AKAL ANSELL*

5 0 0
                                    

Song Recommended: Can you see my heart- Heize (Hotel De Luna Ost)

||||

Mineko tersenyum canggung lalu melirik tajam secara diam-diam pada Yoshi ketika Chiko memandang arah lain. Perempuan Jepang itu berniat ingin menjenguk Tanaka Ichiro bersama dengan Tarka dan Deano tapi dipertengahan jalan dia mengutuk mobil Bugatti silvernya lantaran mogok. Sekarang mobil itu tengah diperbaiki oleh tukang servis langganan yang langsung datang ketika Mineko menelepon. Karena sudah tertinggal jauh dari Tarka maupun Deano dia memesan taksi online untuk bisa segera tiba di sana namun entah kenapa tidak ada yang menerimanya. Ingin menghubungi Deano atau Tarka untuk berbalik menjemput malah tidak ada satupun yang mengangkat.

Secara kebetulan Yoshi menghubungi dirinya, tanpa berpikir panjang Mineko langsung meminta bantuan untuk remaja SMP itu menjemputnya. Memang laki-laki itu datang dengan mobilnya tapi yang tidak pernah Mineko sangka adalah laki-laki yang selama ini dia puja justru ikut bersama Yoshi dan berdiri dihadapannya saat ini.

Sial! Mendadak jantungnya berdetak cepat. Menyadari apa yang kini di rasa oleh perempuan itu Tanaka Yoshimitsu justru menyeringai bermaksud mengejek, berdeham dia berucap, "Ayo ane, jadi kan numpang?"

Mineko tidak menanggapi hanya memelototi Yoshi secara terang-terangan menyebabkan Chiko yang secara tidak sengaja menangkap basah mengernyit heran lalu menoleh pada temannya untuk mengetahui kenapa perempuan ini bersikap demikian. Tidak ada yang salah dengan Yoshi sebenarnya, laki-laki ini hanya menunjukkan wajah congkak sambil memutar-mutar kunci mobil bermaksud memamerkan. Diam-diam Chiko menghela.

Tanaka Yoshimitsu memang putra Tanaka Kento.

"Yoshi ayo, keburu selesai operasinya," Chiko menginterupsi.

Yoshi menghembuskan napas sedangkan Mineko mengernyit, memang separah apa kondisi Ichiro sampai-sampai harus di operasi? Jika Gellya tahu mengenai ini perempuan Jepang itu pastikan dia akan kelabakan dan menangis seharian. Meskipun Mineko tahu jika Gellya sedang berusaha keras menghindari Ichiro, berusaha terbiasa tanpa ada laki-laki itu di sisinya. Mendadak Mineko ingat satu hal, tadi dia tidak ada di kampus karena tahu jika jadwal sidang diundur lantas kemana dia sekarang? Mungkinkah bekerja?

"Ayo ane, buruan masuk. Kita ke rumah sakit sekarang." Terlebih dahulu Yoshi membalik tubuh berjalan cepat mendatangi tempat di mana dia meletakkan mobil Porsche metalik milik sang ayah namun buru-buru pundaknya di tepuk sehingga harus menghentikan langkah sejenak.

"Apa?" Tanya Yoshi.

Mineko menengadahkan tangan, bermaksud meminta kunci mobil itu. Melihatnya Yoshi menggeleng tidak suka, "Mau ngapain? Ini mobil Otousan jadi aku yang nyetir. Ane kan numpang."

"Punya SIM?" Yoshi diam, Mineko melanjutkan kata-katanya, "aku gak mau ambil resiko. Siniin kuncinya biar ane yang nyetir."

Terang-terangan Yoshi mencibir walau kunci mobil dia serahkan berlalu meninggalkan Chiko bersama Mineko. Berdeham tersenyum canggung, Mineko mengajak Chiko untuk menyusul, "Ayo Dek."

"Iya Kak."

Selama perjalanan Yoshi nampak tidak tenang memikirkan operasi yang tepat pada hari ini dilaksanakan. Pikiran-pikiran buruk tiba-tiba hinggap. Chiko yang tengah duduk di kursi penumpang bagian belakang menepuk sekilas pundak Yoshi, si laki-laki Jepang hanya tersenyum tipis. Lain dengan Mineko yang saat ini justru berusaha mengendalikan diri dan fokus pada jalanan yang lumayan ramai karena permasalahannya sejak tadi Mineko selalu bertatap mata secara tidak sengaja dengan Chiko.

PILWhere stories live. Discover now