*KENANG*

13 1 0
                                    

Song recommended: kamu dan kenangan- Maudy Ayunda (ost Habibie Ainun 3)

|||

Ichiro membuka lokernya ketika tiba di fakultas Teknik. Terdiam untuk sesaat memandang isinya yang begitu kotor penuh sampah plastik. Tidak perlu bertanya ulah siapa. Karena sudah pasti ulah Rifad dan Bima yang menyuruh anggota gengnya.

Ichiro membanting pintu loker, dahinya dia bentur-benturkan pada loker. Seolah tidak ada habis ataupun kapok bagi mereka mencari masalah.

Prok! Prok! Prok!

Suara tepuk tangan dari arah belakang menarik atensi sehingga Ichiro langsung membalik tubuh. Menatap dingin Bima yang berjalan ke arahnya.

"Gimana Bro? Masih betah aja ngampus di sini." Segera Ichiro menempis tangan Bima yang langsung menepuk bahu.

"Uuu ... sombong amat Lo," cibir Bima, menatap geli.

"Gak ada kapok ya Lo!" Ichiro memandang sinis, "belum cukup hajaran Gue waktu itu?"

Bima tertawa lantas menoleh ke belakang mengangkat dagu ke arah Rifad, tersenyum miring kala Rifad mengangguk seolah memperbolehkan.

Bugh!

Dugh!

"Uhuk! Uhuk!"

Tanpa basa-basi Bima langsung meninju perut dan rahang Ichiro sampai-sampai langsung membuatnya merosot jatuh hingga terbatuk.

Sial!

Dia baru saja cuci darah kemarin, tenaganya masih belum pulih benar. Jika tahu akan seperti ini lebih baik dia tidak masuk saja.

Tapi mana bisa? Karena Kento tidak akan membiarkan.

"Ini bukan apa-apa dibanding apa yang Lo lakuin ke Kakak Gue!" Geram Bima, berjongkok di depan laki-laki Jepang.

Ichiro meringis, menjawab lalu, "Itu kecelakaan."

"Tetep aja!" Seru Bima, "Gue gak terima. Siap-siap. Karena Lo bakal rasain hal yang sama!"

"Bajingan!" Cibir Ichiro terang-terangan namun malah mendapat reaksi tenang dari Bima.

"Jangan teriak bajingan. Kalau Lo sendiri bajingan!"

Bima berdiri, meludahi wajah Ichiro sebelum pergi meninggalkannya yang masih diposisi semula. Ichiro menyeka kasar, seberusaha mungkin untuk bangkit. Pandangan syarat emosi dia tujukan pada Bima, Rifad beserta gerombolannya.

Amarah sungguh membakar seluruh hati karena merasa begitu terhina. "Gue akan membuat perhitungan lebih dari waktu itu!"

Ichiro bersyukur karena telah melepaskan Gellya. Karena saat Ichiro akan memulai perhitungan maka perempuan itu akan baik-baik saja dan terhindar dari masalah.

***

Tarka memasuki kelas jurusan Sastra Indonesia dengan langkah tergesa. Sampai-sampai dia tidak sengaja menabrak mahasiswi yang tengah membawa setumpuk buku hingga berserakan di mana-mana.

PILWhere stories live. Discover now