"Nama saya Vio, panggil Mbak Vio aja biar sama kayak Vano dan teman-teman Vano yang lain." Kata Vio sembari menjabat tangan Clara.

Clara menganguk sembari tersenyum saat merasakan Vio begitu ramah, dan hamble.

"Senang bisa kenal sama Mbak Vio." Kata Clara menimpali.

"Terima kasih. Mmm... kamu kerja disini? Terus kuliah kamu bagaimana?" Tanya Vio tiba-tiba.

"Saya kerja kalau lagi gak ada jadwal kuliah aja Mbak, kebetulan cafe ini punya Om saya. Jadi saya bisa kerja sebisa saya saja." Jawab Clara menjelaskan.

"Ah begitu." Vio menganguk paham.

Clara menarik kursi disebelah Vio, "Saya izin duduk ya Mbak, mumpung gak ada pelanggan lagi." Clara menyengir setelah duduk.

"Iya gak pa-pa, malah ada temen ngobrol." Kata Vio, membuat Clara tersenyum senang.

"Temen perempuan saya yang lain lagi pada gak masuk kerja, jadi saya agak bosan nunggu cafe. Gak ada temen buat diajak ngobrol." Kata Clara mulai membuka topik percakapan.

"Sebut diri kamu pakek kata 'aku' aja Cla, biar gak kelihatan kaku kalau ngobrol." Kata Vio.

"Boleh Mbak?" Tanya Clara sedikit tak enak.

"Boleh lah, dibuat nyaman aja. Siapa tau besok-besok kita ketemu lagi, jadi nyapanya gak canggung." Kata Vio dengan kekehan diakhir.

Clara ikut terkekeh mendengar itu. "Enak ya jadi Vano, punya Kakak kayak Mbak Vio. Kayaknya seru banget kalau diajak jadi temen ngobrol." Kata Clara menatap Vio yang kini mulai memasukan potongan chocolate lasagna kedalam mulut.

"Kamu kalau mau jadi temen Mbak juga Mbak terima kok." Kata Vio.

"Serius Mbak?" Tanya Clara antusias.

Clara memang tidak memiliki teman perempuan yang begitu dekat dengannya, mungkin punya sebatas kata teman kalau waktu mengerjakan tugas kelompok saja.

Bukan karena ia memilih-milih untuk berteman, tapi memang tidak ada yang benar-benar menganggapnya teman. Dan Clara sendiri tidak tahu apa penyebab dirinya yang sulit mendapatkan teman dilingkungan luar.

Dan Clara sudah terbiasa dengan hal itu dari dirinya masih sekolah di sekolah dasar hingga kini sudah kuliah.

Mungkin yang paling parah adalah saat kuliah dan dijadikan Rian pacar, sama sekali tidak ada teman perempuan dikelas mau pun diluar kelas yang mau benar-benar berteman dengannya.

"Dua rius deh kalau sama kamu." Kata Vio kemudian tersenyum tulus. "Mau nomor whatsapp aku gak?" Tanya Vio menawari.

"Hah?" Kata Clara dengan cengoh, sempat terkejut dengan tawaran Vio kali ini.

"Lucu banget sih kamu." Vio tersenyum geli melihat raut wajah Clara yang nampak terkejut.

"Siniin ponsel kamu." Pinta Vio.

Tanpa menunggu lama, Clara dengan cepat mengambil ponsel didalam saku dan menyerahkannya pada Vio.

Setelah Vio mengetikan nomor dan menyimpan nomer miliknya itu pada ponsel Clara, Vio langsung mengetik kata Save hingga ponselnya sendiri mendapat notifikasi pesan masuk.

Love You MBAK!Where stories live. Discover now