17. Nightmare, Hug, and Hallucinations

1.4K 168 61
                                    

Leone menghentikan langkah, ia berbalik badan lantas seperti orang kebingungan mencari eksistensi Ocean, gadis itu tak mengikutinya membuat ia terdiam sesaat lalu menghembuskan napas gusar, "Dasar nyusahin!" desis Leone jengkel, kembali ke belakan...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leone menghentikan langkah, ia berbalik badan lantas seperti orang kebingungan mencari eksistensi Ocean, gadis itu tak mengikutinya membuat ia terdiam sesaat lalu menghembuskan napas gusar, "Dasar nyusahin!" desis Leone jengkel, kembali ke belakang mencari Ocean. Gadis itu sangat merepotkan dirinya.

Dari jarak dua meter manik Leone dapat menangkap keberadaan Ocean yang sedang digendong oleh seorang laki-laki mengenakan kaos Celine putih polos dipadukan luaran jaket serta jeans berwarna hitam. Leone mendekat ke arah mereka, kemudian ia berdeham cukup keras agar kedua insan itu menyadari kehadirannya.

Secara bersamaan Ocean dan Draco menoleh ke arah Leone begitu mendengar dehamannya. Draco menatap penasaran, ia merasa familiar dengan postur tubuh pria di depannya mirip seperti pria yang bersama Ocean di kafe tempo hari.

Ini pacar si jelek? Sayang sekali Draco tidak dapat melihat wajah Leone karena Leone memakai masker dan yang terlihat hanya mata hijau olive beserta keningnya saja.

Draco maju dua langkah. "Ambil nih cewek lo, pegel tangan gue."

Mau tak mau Leone mengambil Ocean dari dalam gendongan Draco

"Lain kali jangan ditinggal, kaki cewek lo luka." Draco berbalik dan berlalu pergi.

"Makasih, Kak," teriak Ocean membuat Draco berhenti berjalan selama dua detik disertai sudut bibirnya tertarik sedikit ke atas.

"Kenapa enggak bilang kalau kaki kamu luka?" tanya Leone tajam menunduk menatap Ocean dalam gendongannya.

Tangan Ocean mengalung erat dileher Leone, takut jatuh, meskipun ia percaya Leone kuat menggendongnya. "Salah siapa ninggalin aku gitu aja?" rajuk Ocean.

Leone berdecak, membuang pandangan ke depan, ia kesal. Tunggu, kenapa justru ia yang kesal? "Alasan, kamu bisa manggil saya. Gimana rasanya digendong sama Draco? Senang?" Leone berbicara dengan nada ketus.

Ocean yang tadinya jengkel, kini mengulum bibir, menahan senyum yang siap terbit kapan saja. "Aku biasa aja digendong Kak Draco. Kak Draco tadi cuma nolongin aku. Jangan marah, aku enggak ada apa-apa sama Kak Draco. Lagian digendong Pak Es lebih menyenangkan," jelas Ocean panjang lebar seraya mengamati Leone dari bawah.

"Tapi kamu kelihatan nyaman digendong sama Draco," cetusnya masih kesal sembari melirik Ocean.

Bibir Ocean berkedut, senyumnya tak bisa lagi di tahan hingga bibir peach itu tertarik ke atas. Ocean mendekat ke sisi wajah Leone lalu berbisik. "Pak Es cemburu ya?"

Nada ketus Leone sudah jelas menyiratkan kecemburuan hanya karena Ocean digendong oleh Draco.

"Enggak!" sangkal Leone.

About YouWhere stories live. Discover now