0.8 Antara Peduli & Tak Peduli

270 216 448
                                    

Hy All 🖐️✨

Arigatou desuu buat kk² yang udah ngasih saran ke aku 💗🙏

Entah ini perasaan aku aja atau gimana, aku ngerasa beberapa chapter itu ada yang kurang ngefeel gitu, jadi mulai sekarang aku gak bakal paksain otak kalau emang dah buntu 🗿🙏

Happy Reading <3

Di kelas bernuansa putih abu itu, berdirilah seorang guru yang memiliki paras seperti halnya nenek lampir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di kelas bernuansa putih abu itu, berdirilah seorang guru yang memiliki paras seperti halnya nenek lampir. Matanya menatap tajam seluruh kelas, depan belakang kanan begitupun kiri tak terkecuali.

Ya.. benar, ia adalah buk Dewi yang entah kenapa, sampai sekarang matanya terus berusaha meloncat keluar.

Buk Dewi adalah guru IPA yang mengajar di kelas Kiya. Sepertinya kedatangannya kali ini adalah untuk mengisi jam kosong bahasa indonesia sekaligus mengumumkan hasil presentasi.

Tentu saja pemegang nilai terbaik adalah kelompok Kiya. Entah gurunya pilih kasih atau memang asal pilih, ia meletakkan para jenius dalam satu kelompok. 'Anda tidak waras' itulah yang diucapkan seisi kelas, hanya saja mereka berucap membatin.

"Yeyyyy kelompok kita menang, hebat banget sih gw," teriak Catherine bangga, suaranya menggelegar seisi ruangan.

"Elahhh, beban bilanggg, isinya anak pinter semua gitu," balas Arin, musuh bebuyutan Catherine.

"Numpang nama doang itu," imbuh Risa, anah buah Arin.

"Iri?, bilangg boss," balas Catherine disertai nada ejekan.

Arin dengan kroco-kroconya ingin sekali membalas penghinaan ini, hanya saja Buk Dewi sudah kembali setelah melepas beban hidup (BAB), iamulai memasuki kelas dengan tampang sangarnya.

"Harus bilang ke Mama Papa nihh, mereka bakal ngasih selamat gak ya," ucap Kiya membatin disertai mata berbinar terang. Walaupun ia tau orang tuanya tidak akan memberikan apa-apa, bahkan sepatah kata semangat pun tidak pernah ia dapatkan. Tuntutan, hanya itu yang terus terucap. Walau begitu, Kiya tidak pernah putus harapan, ia yakin suatu hari nanti orang tuanya akan bangga kepadanya.

Jam Bahasa Indonesia telah habis, pertanda jam olahraga telah datang. Kelas XII MIPA 1 dan XII MIPA 2 akan melaksanakan olahraga di bawah sinar matahari yang menyengat. Hal ini menyebabkan banyak korban berceceran. Banyak siswa yang pingsan karena tak sanggup menahan kekuatan sang bagaskara.

"Kii," teriak Catherine saat melihat Kiya terjatuh lemah.

" Yaa, Lo gak papa?" tanya Zaya panik.

Tanpa menggubris kedua temannya yang telah panik bukan main, Kiya malah kehilangan kesadarannya.

Athan yang saat ini berada di dekat mereka pun, tanpa aba-aba langsung menggendong Kiya. Kedua manik mata Catherine membulat, dia benar-benar kaget dan juga cemburu. Namun apa boleh buat, Athan sudah berlari membawa Kiya ke UKS.

MENCINTAIMU TANPA AKHIRWhere stories live. Discover now