Sampai akhirnya, tarian mereka selesai. Varsha kembali ke tempat semulanya, begitu pula dengan Ersen. Lelaki di hadapan Varsha tertawa kikuk seraya menggaruk belakang kepalanya.

"Maaf, lo jadi bau gara-gara gue," ujarnya merasa bersalah.

"Eh? Nggak, kok," tukas Varsha.

"Nggak apa? Nggak bau?"

Varsha menjadi ikut kikuk. Iya, ya? Mengapa saat di dekatnya tadi dia tidak merasa bau?

𓋜

"Mmm, I hope he doesn't bother me today," ucap Sadhara dari dalam wadrobenya.

Di lantai atas, selain langsung terhubung dengan kamar Sadhara, lantai itu juga dilengkapi dengan ruang mini wadrobe yang menyatu dengan kamar mandi. Itu akan sangat memudahkan seorang Sadhara yang tidak mau ribet.

Gadis itu memelas, "kamu nggak ke sini? Tapi tadi katanya mau mampir."

Aku harus antar pesanan kafe dulu, Ara. Nanti setelah selesai aku mampir, ya.

"Kapan selesai antar pesanannya?"

Kira-kira jam sepuluh.

Sadhara melirik sudut ponselnya. Ini baru jam tujuh malam. Ia harus menunggu lagi sampai selarut itu??

"Kalau gitu, aku mau pesan juga," ujar Sadhara sambil meletakkan handuknya di gantungan.

Kamu mau apa? Biar aku bawain nanti.

"Aku nggak mau nanti, maunya sekarang, makanya aku order juga!" celutuknya tak sabar.

Ara...

"Asa... Aku mau red velvet cake, red velvet milkshake with cream cheese, sama chocolate cookies."

Tangan Sadhara mengutak-atik website kafe milik keluarga Akasa. Lalu segera mentransfer jumlahnya dengan sekali ketuk. Saat itu juga senyumnya tercetak jelas.

"Udah! Aku tunggu pesanan punyaku, ya," ucap Sadhara seraya terkekeh kecil.

Meskipun Sadhara harus mendengar omelan-omelan menyebalkan dari Akasa yang terus menerus menceramahinya agar tidak mentransfer apapun, gadis itu merasa sangat senang. Mendangar Akasa berceloteh begitu banyak adalah salah satu hal yang sangat ia suka.

Sambungan itu terputus. Sadhara keluar dari wadrobe dengan handuk kimono yang melilit di tubuhnya. Langkah riangnya terhenti seketika saat melihat seseorang duduk di kasurnya. Orang itu menatap Sadhara dari atas hingga bawah. Seolah siap menerkamnya kapan saja.

"What are you doing here?!"

"I only miss you. Don't you understand that?" jawab Fargo tanpa rasa bersalah.

"Sei davvero scortese," celutuk Sadhara. (Kamu benar-benar tidak sopan)

"Allora insegnami le buone maniere. Proprio come la tua famiglia ti ha insegnato a farti così." (Kalau begitu ajari aku sopan santun. Sama seperti keluargamu mengajari mu untuk melakukan ini)

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Where stories live. Discover now