希望'21

212 22 6
                                    

"Sil, gimana kalo yang cium lu kemaren muncul dimimpi lu ntar? Bukannya itu ciuman pertama lu ya." goda Mafu, keduanya berjalan pulang.

"Ekhem."

Mafumafu tersenyum jahat, "aseli."

"Udah sih, gw juga ga nyium bau apa-apa, pasti beta kali." Silvana mengendus.

"Bro kan bau bisa ditutupin." Mafu menatap Silvana yang masih berjalan.

"Gimana kalo dia alpha?" tanya Silvana. "MANA BISA GITU??!" Mafu meninggikan volumenya.

"Sil, sumpah kalo lu suka sama alpha-"

"Siapa yang tau?" Silvana menggidikkan bahunya.

-

"Risru-kun!" yang dipanggil menoleh.

"Akhir-akhir ini kamu absen mulu." tanya pelaku mendatangi Risru.

"Aku ngerasa bersalah soal kemaren." ucapnya meletakan botol minuman disampingnya.

"Kalo emang ga enakan minta maaf aja."

Silvana mengendus, "kalo dia tau itu aku, dia bakal jijik kan."

'Alpha suka alpha..'

Silvana baru saja kembali dari kegiatannya, dia sedikit terkejut mendapati secarik surat dibawah botol minumannya, tanpa berfikir panjang Silvana langsung mengambilnya.

Keadaan didalam kelas sepi karena pelajaran telah selesai, sebagian murid tidak berada disana. Dengan semangat Amatsuki memainkan telepon genggamnya.

"Minggu depan udah ujian, emang kamu ga belajar?" tanya Luz yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.

"Udah tadi. Lagian aku ga sepinter Eve-kun, jadi gaperlu berharap masuk unversitas tinggi." jawab Amatsuki yang masih fokus memainkan  gamenya.

Grep

Luz merampas telepon genggam milik Amatsuki membuat empunya reflek mendongak. "IH APAANSI?!" kesal Amatsuki berusaha merampas kembali barang miliknya.

Luz mengangkat telepon genggam itu, "aku balikin pas udah ujian selesai."

Amatsuki sadar, dia tidak bisa merampas nya kembali. Dengan kesal dia berdiri dan menendang kaki Luz lalu meninggalkannya pergi, yang ditendang hanya terkekeh.

-

"Yang penting Sou fokus sama soalnya aja, kalo ada waktu dibaca ulang."

"Oke!"

Sou meminta Eve untuk mengajari dirinya karena waktu ujian yang sudah dekat, keduanya berada diatas atap.

"Pokoknya nilai fisika harus tinggi!" seru Sou bersemangat.

"Dibawa santai aja." ucap Eve memberikan buku pada Sou dan langsung diterima.

"Musim dingin ini bakal ada perlombaan habis selesai ujian.." Sou menggenggam erat bukunya. "Di gedung aula ibukota, aku bakal tampil. Berarti aku gabisa ketemu Eve-san sementara." ucapnya agak sedih. Eve mengacak rambut Sou, "bisa kok." ucapnya.


Sou reflek mendongak dan tersenyum. "Beneran?"

"Iya, jadi Sou harus semangat." ucap Eve mengambil tangan Sou dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Iya!" Sou ikut meninggikan tangannya.

'Liburan musim dingin.'

-

Tak terasa, sebentar lagi tahun akan berganti. Eve sengaja datang paling terakhir menuju rumah kakek dan neneknya, dia membuka kenop pintu dan perlahan masuk kedalam.

"Selamat tahun bar-"

Nyali Eve ciut untuk beberapa saat, semua orang didalam sana menatap kearahnya, keadaan ruangan itu sangat suram.

Eve tersenyum masam, "semua disini alpha, feromonnya bisa ditahan ga?"

Kakeknya yang menatapnya datar tiba-tiba tersenyum. 'Keluarga Harapeco gini amat.' batin Eve meletakan barang bawaannya.

"Eve-kun, duduk disini!" ucap neneknya sambil mengupas apel. Eve langsung menyusul kesamping neneknya dan membuka jaketnya.

"Oh btw, aku lagi jatuh cinta." ucap Eve dramatis. Semua yang berada didalam ruangan terkejut melongo menatap dirinya, kecuali kedua adiknya yang hanya tersenyum satu sama lain.

"Dia omega?"

"Lucu banget!"

"Eve-kun Cepet-cepet kamu nikahin dia!" ucap kakeknya blak-blakkan membuat Eve terkekeh, "Masih kecil kek.."

"Dia ada bakal ada di aula ibukota kan? Gimana kalo kita undang dia kesini?" usul salah satu kakaknya.

"Iya. Dia dateng buat ngewakilin kompetisi biola, sementara kita jangan ganggu dia dulu." Eve mengulum senyum.

Setelah perbincangan hangat dalam keluarga itu, semuanya memutuskan untuk beristirahat. Eve membereskan semua barangnya sekaligus berbincang dengan Sou ditelepon genggamnya.

"Aku dihotel, Eve-san dimana?"

"Biasa, rumah nenek."

"..kangen."

Dari seberang telepon Sou bisa mendengar kekehan Eve, "Sou, kirim alamat."

"Siap!"

Setelah memberikan alamatnya, Sou langsung bersiap-siap menggunakan cardigannya. Tidak menunggu lama dia menuruni tangga dan mendapati Eve berdiri disamping mobil hitam didepannya.

"I-ini, punya Eve-san..?" tanya Sou menunjuk mobil didepannya.

"Iya dong."

Eve beranjak dan membukakan pintu, "masuk." Sou tersenyum dan masuk ke dalamnya.

Keduanya menghabisi waktu bersama, berjalan kemanapun. Hingga jam menunjukan jam 11:57, Eve dan Sou berdiri dibalkon gedung menikmati pemandangan kembang api yang menghiasi langit malam. Teriakan orang-orang yang membuat keinginan terdengar dimana-mana.

"Sou-chan, udah buat harapan?" tanya Eve. Sou mengangkat telunjuknya, "rahasia."

Eve menatap wajah Sou yang terlihat fokus menatap kembang api didepannya. Dengan teriakan orang-orang yang menghitung mundur detik-detik terakhir pergantian tahun, didetik terakhir Eve menarik lengan Sou dan menyatukan bibir mereka, Sou merasakan tangan Eve memeluk pinggangnya erat seperti tidak ingin melepaskannya.

Bibir Sou yang manis membuat Eve tidak ingin melepaskannya, sedangkan sekarang wajah Sou sekarang sangat panas, dia sadar bahwa Eve benar-benar mencintainya, berharap akan terus bersama sampai kapanpun.








Tbc-



[BL]Insieme DISCONTINUEDWhere stories live. Discover now