もどる'10

258 27 3
                                    

Jam 8.45. Pagi hari yang membosankan di awali dengan pelajaran matematika. Sou mengisi bukunya dengan catatan yang menurutnya penting sambil mendengarkan celotehan gurunya yang sedang menjelaskan materi di depan kelas.

Sou menulis beberapa angka dengan rapi. Gerakan tangannya terhenti, Sou menengok untuk melihat keadaan kursi di belakangnya yang kosong, yaitu kursi Eve. Sou menghela nafas memikirkan apa yang sedang terjadi sehingga orang itu tidak ada, kembali menghadap kedepan dan kembali fokus pada pelajaran.

Bel berbunyi menandakan waktu pelajaran telah selesai.

"Eh, ku denger dari kelas sebelah, katanya cewek yang cari masalah sama Eve-kun kemaren di pindahkan." ucap silvana melipat tangannya sambil bersandar pada sisi meja Sou.

"Mampus! Tapi masa di pindahin doang, kurang tuh." kesal Mafu memutar bola matanya.

'Masalahnya udah selesai, tapi kenapa Eve-san ga hadir?' batin Sou menatap jam di ponselnya yang menunjukan jam 9.15. Sou memberanikan diri untuk bertanya.

"Emm.. Eve-san kemana?"

"Eh kamu gatau Sou? Eve kan hari ini absen." jawab Mafu.

"Eh, kenapa?"

"Dia rut. Feromon kamu terlalu ngerangsang dia kemaren. Semakin kuat alpha, semakin sakit rut nya. Eve kuat sih bisa nahan tapi ya jadi nya malah tepar." jelas Mafu.

"Oh, tapi kalian kan ga berhubungan yang kayak 'gitu', gamungkin aku bikin kalian ngelakuin 'itu'." lanjutnya sedikit menggoda. Di balas jempol dari silvana sebagai 'kode' kerja bagus, keduanya menyeringai jahat.

Sou yang mendengar itu mungkin merasa bersalah dan menunduk, memikirkan apa yang harus di lakukan selanjutnya.


-

Dikamarnya, Eve terbaring santai. Layar ponselnya tiba-tiba menyala menunjukan telepon masuk dari Sou, segera langsung di angkatnya.

"Ah, Eve-san baik-baik aja?"

"Sou, kamu segitunya kangen ya?"

"Eve-san gak kesekolah?"

"Ada hal penting, aku gabisa turun hari ini. Kamu mau aku ke sekolah?"

"Iya."

"Eve-san beneran gapapa?"

"Iya Sou, gapapa kok."

"Aku barusan ngeliat di internet katanya rut itu sakit banget. Katanya kepala rasanya mau meledak gitu!"

Eve terkekeh pelan mendengar kata-kata Sou dari seberang telepon.

"Eve-san mau ngeliat aku?"

Mendengar ini Eve membeku di tempat.

"Eve-san tidur? Kok ga jawab?"

"Aku mau banget ngeliat Sou, kepalaku mau meledak rasanya."
Jawab Eve sedikit bercanda.

"Eve-san. Buka tirainya."

Mendengar ini Eve menengok ke arah jendelanya, beranjak dari tempat tidurnya lalu perlahan membuka tirainya. Silau. Perlahan cahaya terang yang barusan menerpa manik birunya memudar, memperjelas sosok menggemaskan tersenyum manis berdiri di halaman bawahnya menatap ke arah jendela kamarnya dengan ponsel di telinganya.

"Eve-san, aku kangen!"
Eve melihat Sou yang melambai ke arahnya.

Eve beranjak dengan cepat keluar dari kamarnya dan menuruni tangga, kedua adiknya yang melihat tingkah laku kakaknya terburu-buru hanya heran dan penasaran.

"Kok dia grasak-grusuk?"

"Ga tau."

Eve membuka pintu rumahnya dan keluar untuk menyusul Sou.

"Sou."

"Kenapa bolos?" tanya Eve khawatir.

"Aku kangen Eve-san." jawabnya singkat dengan senyum polos di wajahnya.

"Jadi aku dateng."

Mendengar ini Eve dengan reflek memeluk Sou erat. Sou yang di peluk wajahnya merona, awalnya dia terkejut namun langsung di balas dengan lembut.

"Kalo kayak gini Eve-san bakal mendingan kan..?"

"Hm?"

"Katanya rasa sakit nya alpha pas rut itu bakal ngurang kalo ada omega yang bikin dia nyaman." Jelas Sou polos sambil melepas pelukannya.

"Sou, tau apa arti 'nyaman' ga?'

"Apa?"

"Kira-kira 'ini'." Eve tersenyum jahat sambil menunjuk ke arah bibirnya. Sou yang mengerti maksudnya kembali merona.

"Ja-jadi artinya i-itu?" Sou gelagapan.

"Iya, jadi Sou mau bikin nyaman aku?"

"Duh, i-itu.."

"Sou harus jaga jarak kalo gak mau, aku takut nanti malah kelepasan." ucap Eve penuh drama sambil memberi kode.

"Eh, Eve-san ga nyaman?"
Tanya Sou khawatir.

'Eve-san jadi gini gara-gara aku, aku harus bantu dong.' batin Sou menatap Eve.

Eve yang melihat tingkah laku Sou tentu sudah mengetahui jawabannya, Sou tidak akan melakukannya.

"Gapapa Sou, kalo gamau gapapa ko-"

Ucapan Eve terpotong karena Sou yang tiba-tiba berjinjit dan menarik kerah bajunya.

Cup

Kecupan ringan dan singkat itu mendarat di bibir Eve. Bibir Sou terasa lembut dan manis, rasanya tidak cukup Eve ingin lebih. Sou menjauhkan jarak keduanya pelan.

"I-itu gimana?" tanya Sou dengan pipinya yang sudah merona hebat. Eve yang melihatnya tersenyum tipis.

"Cukup kok, makasih Sou."
Eve tersenyum tipis. Tangannya hendak melingkari pinggang Sou tetapi langsung di hentikan.

"Be-bentar! Disitu.." Sou menahan tangan Eve dan mendorongnya menjauh sambil melirik ke arah dua orang anak kecil kembar perempuan dan laki-laki yang mengintip dari pintu keluar utama rumah Eve. Melihat itu Eve menahan emosinya dan menatap tajam ke arah kedua adik nya itu.

"Bocah anj*ng." gumam Eve kesal.

"Gak, gak, gak, kami galiat apa-apa kok!" kedua adiknya beralasan.

'Ku urus mereka nanti dah.' batin Eve mengehela nafas, kembali fokus pada Sou yang berdiri di sampingnya.

"Sou, mau ikut ke atas?"

"Hm?" Sou menatap Eve.

"Ke kamarku."









Tbc-














[BL]Insieme DISCONTINUEDWhere stories live. Discover now