Melihat bagaimana kedua pipi Leone bergerak ketika mengunyah sangat manis pikir Ocean. Katakanlah Ocean berlebihan tapi itu memang kenyataannya.

"Berhenti natap saya atau saya cungkil mata kamu," cetus Leone merasa risih ditatap begitu intens oleh Ocean.

Ocean tak menghiraukan apa yang Leone katakan. Ocean asyik dengan acara mari menatap Leone.

"Mau aku suapin, Pak?" Ocean menawarkan.

Leone hampir tersedak mendengar perkataan Ocean barusan. "Dengar Ocean! Saya enggak tau tujuan kamu mendekati saya karena apa? Dan saya pun enggak mau tau. Jadi berhenti mendekati saya. Paham!" Leone mengatakannya penuh penekanan berharap gadis di hadapannya ini mengerti, iris hijau olive miliknya menatap dalam kedua netra milik Ocean.

Ditatap intens oleh Leone membuat jantung Ocean berdetak tiga kali lebih cepat. Ocean menjadi gugup apalagi dengan wajah serius Leone yang menambah kadar ketampanan pria itu.

"Kalau aku enggak mau gimana?"

"Aku suka sama, Bapak," ungkap Ocean untuk pertama kalinya.

"Dasar gadis aneh!" hardik Leone. "Gimana bisa kamu suka sama orang yang baru kamu temui?" Leone tidak percaya mendengar pengakuan Ocean. Bayangkan saja, mereka berdua baru beberapa hari bertemu di sekolah dan Ocean mengaku suka padanya? Terdengar sangat tidak masuk akal bagi Leone.

"Aku enggak tau, Pak, tanya aja hatiku kenapa bisa suka sama Bapak secepat itu."

"Kalau begitu buang perasaanmu jauh-jauh, karena saya enggak suka sama kamu." Leone tersenyum miring, ia yakin setelah ini Ocean akan sakit hati karena ucapannya dan membuang jauh-jauh perasaannya.

Tapi dugaan Leone salah besar, bukannya sakit hati Ocean justru terkekeh. "Bukan enggak suka tapi belum suka, aku yakin bisa bikin Bapak membalas perasaanku."

"Jangan mimpi! Saya enggak akan membalas perasaan kamu!" tegas Leone.

"Okay, kita liat aja nanti."

Dari jarak dua meter, seorang pelanggan di meja nomor lima memanggil Ocean. Ocean berdiri dari duduknya. "Kalau gitu aku permisi dulu, Pak. Sampai jumpa di sekolah besok, Pak." Ocean melambaikan tangan kanannya sambil tersenyum manis.

"She's freaky girl," gumam Leone menatapi punggung mungil Ocean manakala gadis itu melenggang menuju meja nomor lima.

***

Leone memasang jas ke tubuh tegapnya di depan cermin. Malam ini, ia bersama orang tuanya akan pergi menemui seorang gadis. Leone tidak tahu apa malam ini ia akan dijodohkan atau sekadar sesi perkenalan semata.

Keluarga Leone dan keluarga si gadis akan bertemu di sebuah restoran.

"Leo, kamu udah siap?" Suara Lucy memanggil Leone dari luar pintu.

"Ganteng banget anak Mama," puji Lucy saat melihat anaknya baru keluar dari kamar.

"Ayo berangkat, Papa udah nunggu di bawah," ajak Lucy sambil merapikan kerah kemeja Leone.

Leone on the way meninggalkan mansion beriringan dengan mobil orang tuanya. Memakan waktu 20 menit untuk mereka tiba di parkiran restoran, tak ingin membuang waktu mereka bertiga segera masuk ke dalam restoran.

About YouWhere stories live. Discover now