22| nomor hape

62 10 9
                                    

Play song: Dewi—Dewa19🎶

Semua terjadi begitu saja, tak ada yang serius, antara dia dan aku—1:22.

Bagian dua puluh satu.

"Tidak ada cinta dan tak ada hati..." senandung Orion.

"Hanya karena aku, lelaki dan dia wanita!" sambung Elang.

"OH DEWI... DENGARKANLAH!" Kedua laki-laki itu mulai bernyanyi bersama. Suaranya lantang memenuhi ruangan yang kedap suara.

Galen tengah sibuk dengan game di ponselnya, begitu juga Bara yang sedang fokus mengelap gitar listrik miliknya. Sedangkan Nolan katanya akan menyusul karena harus mengerjakan tugas kelompok dulu.

Ponsel milik Bara berdering, membuat Orion dan Elang menghentikan nyanyian mereka.

Elang melihat nomor tak dikenal di layar ponsel Bara. "Nomor tak dikenal Bar," ucapnya.

"Spam doang mungkin," sahut Galen.

"Bener tuh!" Orion ikut berseru. "Yuk, Lang, tu, wa, ga, pat DEW—"

"Halo?"

Orion mengatupkan bibirnya saat Bara justru mengangkat panggilan itu.

"Em..." gumam Bara. "Oh, ya udah, makasih," lanjutnya lalu memutus sambungan telepon.

Raut wajahnya seketika berubah, binar matanya terlihat sangat jelas dan kedua sudut bibirnya tertarik menciptakan lengkungan senyuman. Membuat ketiga cowok di ruangan itu merasa kebingungan.

"Sape Bar? Penipuan?" tanya Elang.

"Nolan," jawab Bara. "Telat katanya," lanjutnya.

"Terus nape lo senyam-senyum?" tanya Orion.

"Gak boleh?"

Menjengkelkan memang gitaris yang satu ini.

AB+

"KANAN DIKIT AL," teriak Nolan.

"MANE ANJING? YANG INI?" Aletta membalas teriakkan Nolan dengan teriakkan yang lebih nyaring. Tangannya menunjuk salah satu mangga yang menggantung di pohon.

"Itu mentah Nolan goblok," sahut Inara lalu memukul lengan Nolan yang berdiri di sampingnya. Gadis itu mendongak, menatap Aletta yang kini sedang berada di atas pohon menunggu intruksi orang di bawahnya. "Sebelahnya lagi Al, yang agak kuning!"

Aletta menyentuh mangga yang dikatakan Inara. "INI NAR?"

"IYA."

Aletta memetik mangga yang sudah dipastikan Inara lalu melemparnya, di bawah Nolan sudah berjaga bersama Abram yang saling memegang ujung sarung.

"MANA LAGI?"

"Udah Al, cukup, lo bisa turun sekarang!"

Menuruti perintah Inara, Aletta mulai melangkah turun dari pohon setelah lebih dari dua puluh menit berada di atas. Memilih mangga yang akan dipetik karena Pevita dan Layla sedang menyiapkan sambal. Benar, mereka akan ngerujak.

Aletta mendaratkan kakinya lebih dulu, mengusap pakaiannya yang kotor akibat merangkak pada batang pohon lalu berjalan mendekati teras rumah Nolan. Cecil mengupas mangga dan buah-buahan lainnya, sangat segar karena baru dipetik langsung dari pohonnya.

Kebun rumah Nolan sangat luas, berbagai macam tanaman sayuran dan buah-buahan ada juga sangat terjaga. Tidak heran sedari tadi Aletta mendapati Abram yang memetik anggur lalu memakannya langsung dari pohon.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AB+Where stories live. Discover now