12| sisi lainnya

49 8 20
                                    

Play song : Cinta Itu Buta—Armada🎶

Biarlah orang berkata apa, manusia tiada yang sempurna —0:48.

Bagian dua belas.

Aletta benar-benar merasa asing di dalam kelas. Inara teman satu mejanya beralih duduk di kursi depan dan membiarkan Aletta duduk sendirian, begitupun dengan Cecil, Pevita, dan Layla yang semakin menjauhinya.

Pada jam pelajaran ke tiga berlangsung, melihat para siswa yang fokus memperhatikan guru yang sedang menerangkan berhasil membuat Aletta mengantuk karena kesunyian yang terjadi. Lebih lagi duduk sendirian tidak memiliki teman untuk diajak bicara, rasa kantuk itu semakin menjadi.

Tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan, Aletta secara diam-diam bermain ponsel dan membuka akun twitternya, sembari mengawasi teman-temannya yang sedang fokus dalam pembelajaran.

Secara iseng Aletta mengetik akun fanbase Gamala yang memiliki lebih dari empat ribu pengikut. Aletta menekan username itu dan melihat tweet yang disematkan. Mulai membaca profil para membernya, melihat foto-foto saat mereka berada di atas panggung, ataupun membaca mengenai penambahan member yaitu Nolan.

"Kamu mau hpnya saya buang?"

Aletta mendongak mendengar teguran itu. Ia seketika mematung saat sang guru berjalan mendekat dan merebut ponsel di tangannya secara kasar.

"Stalking pacarnya nanti dulu," sindir Bu Lidya. Wanita itu dengan berani menggulir ponsel milik Aletta di depan teman kelasnya.

Karena takut masalah badminton nya akan ketahuan, Aletta merebut ponsel miliknya dengan kasar tanpa sengaja. Tentu saja membuat seisi kelas terkejut. Bahkan, gurunya saat ini sedang menatapnya tajam dan penuh emosi.

"Berani kamu begitu sama saya!"

"A-anu Bu, saya pake data seluler pulsanya belum dipaket—"

"Alasan!" Bu Lidya kembali merebut ponsel Aletta dan menyeret gadis itu keluar kelas dengan kasar. "Di luar sampai pelajaran saya selesai!" Bu Lidya membanting pintu dengan kuat sehingga menimbulkan suara yang menggema.

"Sudah melanggar aturan sekolah, bodoh, nilainya jelek, berani lakuin itu ke guru! Saya yakin, paling lulus sekolah dia gak kuliah, belajar di sekolah aja gak becus apalagi belajar di kampus. Bara kesambet apa demen sama dia."

Aletta mendengar makian itu dari balik pintu. Ia tidak marah, sudah biasa baginya dimaki dan disumpahi mendapatkan kehidupan yang buruk di masa depan hanya karena ia tidak memiliki nilai akademik yang bagus. Hobinya yang ditentang sekolah membuat Aletta sulit membuktikan bakatnya, teman-temannya ikut marah, dan juga keluarganya yang tidak mendukung memang membuat Aletta hanya memiliki sedikit harapan untuk mewujudkannya.

Aletta kemudian bergeser untuk menjauhi pintu dan bersandar pada tembok kelasnya. Ponselnya yang dirampas membuat Aletta bingung ingin melakukan apa selain menatap sepasang sepatunya saat ini.

Baru menunduk beberapa detik, sebuah bola basket terlempar ke arahnya yang dengan sigap Aletta tangkap bola berwarna cokelat itu.

Baru menunduk beberapa detik, sebuah bola basket terlempar ke arahnya yang dengan sigap Aletta tangkap bola berwarna cokelat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AB+Where stories live. Discover now