X

1.2K 262 5
                                    

"Apa yang sedang anda lakukan di depan kamar tuan nona?" Suara Jeron tiba-tiba terdengar. Bersamaan dengan y/n yang tersentak samar.

"Bukan apa apa tuan Jeron. Saya permisi~" balas si surai raven cepat lalu menghilang dengan segera. Berusaha mempertahankan sisa sisa harga dirinya.

.
.
.

Tumpukan file file data diri para calon ksatria baru yang kemarin sempat terbengkalai karena penanggung jawabnya mengurus serigala besar yang sedang sakit kini kembali mendapat perhatian penuh dari pemilik nya.

Y/n akhirnya bisa kembali mengerjakan kewajiban nya. Walaupun ia masih harus membawa tumpukan berkas itu ke kamar Abel karena atasan nya yang mendadak manja karena sakit tidak mau berpisah jauh darinya.

Tepat seperti saat ini. Abel menatap lekat kearah wanita bersurai legam yang sedang fokus membaca di sudut kamar luas laki laki itu.

"Kapan kamu selesai membaca itu?" Tanya Abel pelan. Tetap tanpa melepaskan pandangannya dari y/n.

"Entahlah mungkin 2 atau 3 jam lagi?" Y/n membalas dengan nada tidak yakin.

Mendapat jawaban yang terkesan ragu ragu Abel mendengus. Demam nya memang sudah tidak separah tadi pagi. Berterima kasih lah pada cara brutal y/n yang memaksa nya minum obat. Tapi kepala laki laki itu masih berdenyut hebat.

Ia ingin memonopoli y/n untuk dirinya saat ini. Tapi Abel tau diri. Karena dia jugalah yang memberikan tugas itu pada y/n.

"Tidurlah tuan. Anda masih sakit kepala kan." Y/n melirik sekilas. Memperhatikan punggung lebar laki laki yang kini menatap ke arah bersebrangan dengannya.

Senyum tenang si surai raven terlihat hangat begitu mendengar suara dengkuran lembut tak lama setelah perintah istirahat nya.

Dan karena nya y/n kembali mengebut pekerjaan nya agar ketika Abel terbangun. Y/n tidak lagi mengabaikan laki laki bersurai perak itu karena setumpuk berkas berkas memusingkan.

Tidak sampai 2 jam pekerjaan y/n selesai. Ia bangkit dari duduknya untuk merenggangkan diri sejenak sebelum menghampiri sosok Abel yang masih terlelap.

Ditatap nya lembut wajah damai sang pujaan. Bersamaan dengan seulas senyum hangat terlihat dari wanita itu.

Tapi ketenangan itu tidak berlangsung lama karena Jeron tiba tiba datang dengan wajah yang dipenuhi keringat dan nafas yang tersengal-sengal.

"Ada apa? Kita bicara diluar saja tuan." Y/n berbisik. Enggan menganggu istirahat Abel.
Beruntung lah Jeron langsung mengangguk paham.

"Benteng 2 di serang monster nona." Jelas laki laki itu begitu mereka berdua berada di luar kamar.

"Benteng 2 yaa.." gumam y/n. Mau terkejut pun ia sudah malas. Benteng 2 adalah benteng yang paling berbahaya. Monster level menengah keatas sering menyerang benteng tersebut bersamaan dengan frekuensi serangan yang lebih sering daripada benteng lainnya.

Juga benteng yang sering bergonta-ganti ksatria karena banyaknya korban dalam satu serangan monster.

"Ayo kesana. Eh, saya sendiri saja tidak masalah. Tuan Jeron bisa mendampingi tuan Duke disini." Y/n tersenyum tenang. Tangannya terangkat, ia kembali meregangkan diri.

"Anda yakin nona?" Tanya Jeron.

Y/n mengangguk mengiyakan. Sebelum pamit dan berlari kecil menuju tempat senjata dan kuda nya berada.

***

'Ini yang terakhir kan..?' batin y/n setelah membelah tubuh seorang groll dalam beberapa bagian.

"Nona Roseline! Terimakasih atas bantuannya." Suara seorang ksatria terdengar mendekat. Nada nya terdengar sumringah karena y/n memang biasa disebut dewi penyelamat.

"Itu bukan hal besar. Tolong yang ini dibakar juga yaa.." Balas si surai raven melirik potongan badan groll di dekatnya. Ksatria tadi mengangguk paham sebagai jawaban.

Sosok y/n ketika berada di medan perang adalah sosok yang paling ditakuti dan dikagumi dalam satu waktu.

Semua itu karena gaya berpedangnya yang anggun dan mematikan. Ditambah dengan sosoknya yang memang memukau. Perpaduan yang indah dan menakutkan.

Karena tidak akan ada orang yang mengira kalau ia adalah ksatria hebat jika hanya melihat wujud nya yang hangat dan ramah dalam kehidupan sehari hari nya itu.

Seakan 'Rosaline' memiliki kepribadian yang berbeda. Padahal dia hanya menikmati menggunakan bakat nya untuk hal yang bermanfaat.

"Tuan sedang apaa yaa.. aku ingin langsung kembali tapi masih harus membantu menjaga evakuasi korban." Gumam nya pelan. Berjalan berkeliling arena bekas pertarungan. Mencari jasad rekannya atau sekedar menjaga tempat itu jikalau ada serangan susulan.

*Sementara itu di istana Heilon, kamar pemimpin Wilayah Utara Duke Abel Heilon.

"Anda sudah bangun yang mulia?" Suara Jeron menjadi hal pertama yang menyambut Abel ketika laki laki itu terbangun.

Abel melirik sekitar. Mencari keberadaan ksatria kesayangan yang entah sejak kapan sudah menganggu kenyamanan hidup sendirian nya.

"Kalau anda mencari nona Roseline. Beliau sedang mengamankan benteng 2 karena tiba tiba terjadi serangan monster." Jeron kembali bersuara. Memberi penjelasan pada atasannya bahkan sebelum Abel membuka mulutnya untuk bertanya.

"Padahal aku ingin minum obat seperti tadi pagi.." guman di surai perak kecewa.

Kalimat yang berhasil menimbulkan tanda tanya besar dalam kepala Jeron.

*Kembali pada situasi y/n sore ini

"Keadaan sudah terkontrol. Kalau begitu aku kembali ke kediaman duke ya. Tolong beri kabar jika ada sesuatu yang terjadi." Pamit y/n sebelum menaiki kudanya.

Jarang antara benteng dua dengan istana duke hanya memerlukan 30 menit dengan berkuda dalam kecepatan biasanya. Sedangkan 45 menit jika Jeron yang menunggangi kuda itu.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang yang sudah tidak takut lagi akan kematian. Contohnya adalah meningkatkan kecepatan berkuda antau mengambil resiko ekstrim ketika terjun ke medan perang.

Chrysanthemum || Abel x Reader [Author of My Own Destiny]Where stories live. Discover now