The Ending with Abel POV

1.9K 231 21
                                    

Malam hari ini terasa lebih dingin dari hari hari sebelumnya. Entah kenapa. Kenyataan kalau Roseline terlihat berbeda dalam dua hari ini selalu menggangguku.

Aku tidak mau menekan nya.

Jadi aku hanya membiarkan nya.

Dia terlihat sedang membutuhkan waktu sendirian.

"Dua hari lagi yaa.." Gumam ku pelan. Mengangkat tangan kiri ku. Hanya untuk melihat benda kecil yang melingkar pada jari manis ku.

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

Wanita itu.. satu satu orang yang ku cinta. Akhirnya benar benar mengatakan iya pada lamaran terakhir ku masih terasa seperti mimpi.

Aku akan melindungi mu.

Dari semuanya.

Baik kaisar.

Atau dari dirimu sendiri.

Jadi tetaplah berada di dekat ku.

Prang!!

Suara pecahan kaca terdengar. Membuat ku reflek berdiri dan mengambil pedang yang terletak tak jauh dari tempat ku merebahkan diri.

Siapa yang berani beraninya menginjakkan kaki di istana Heilon?

Bahkan sampai membuat kekacauan seperti ini.

Tak perlu waktu lama aku berlari keluar kamar. Berniat menghampiri kamar wanita ku. Memastikan dia baik baik saja.

Namun.

Seseorang menghadang ku.

Sosok bertopeng hitam dengan surai silver yang mengkilap indah terkena cahaya bulan.

Kami sempat beradu pedang dalam rentang waktu yang cukup lama.

Dia bukan pembunuh bayaran biasa.

Teknik berpedang nya tajam..

Mirip seperti Roseline ketika ia pertama kali masuk istana ini.

Trang!

Kami sama sama melangkah mundur. Mengambil napas sejenak.

"Tuan Duke!" Suara Jeron yang tiba tiba terdengar sedikit mengejutkan ku.

Tapi aku tidak bisa menoleh. Ia bisa langsung membunuhku jika aku mengalihkan pandanganku sebentar saja.

"Lindungi Roseline! Dia.. tidak sedang dalam kondisi bisa bertarung! Kalau dia lecet sedikit. Aku akan membunuh mu." Aku berucap dingin.

Memberi perintah sekalian mengusir nya agar tidak terlibat dalam medan perang yang tidak bisa di tolerir laki laki itu.

Roseline..

Dia tidak akan bisa bertahan jika bertemu orang semacam perempuan ini.

"Siapa kamu?" Ucap ku lagi.

"Y/n." Jawab nya.

Nama yang indah. Cocok seperti kemampuan nya.

Seringai kecil terlihat dari sudut bibirku. Sesaat sebelum menerjang gadis perempuan depanku.

"Aku akan mengingat nama mu sebagai bentuk penghargaan karena sudah berani menginjakkan kaki di rumah ku."

.
.
.

Tapi..

Dia tidak memberikan perlawanan.

Dan semuanya sudah terlambat ketika aku menyadari nya.

"Roseline..?"

Jantung ku seakan berhenti berdetak beberapa saat setelah topeng hitam yang dikenakan nya itu terjatuh.

Chrysanthemum || Abel x Reader [Author of My Own Destiny]Where stories live. Discover now