XIV

1K 225 5
                                    

Tatapan mata kosong kembali terlihat dari sosok perempuan yang kini mendudukkan diri bersandar pada sebuah nisan. Berlatar kan suasana matahari terbenam hari itu.

"Padahal kamu meminta ku untuk tidak mati terlebih dulu karena belum mengalahkan ku." Cemooh y/n pelan. Berbicara pada angin seakan laki laki dalam makam di sandaran nya sedang mendengarkan.

"Tapi.. terimakasih karena sudah melindungi adikku.." lanjut gadis itu. Menghembuskan nafas lelah sebelum beranjak meninggalkan peristirahatan terakhir seseorang yang selalu menjadi teman berbincang nya selama 15 tahun terakhir.

Kejadian hari ini. Memberi y/n pemahaman akan satu hal.

Kenyataan kalau dia tidak akan bisa kabur dari belenggu kaisar.

Y/n sadar kalau pilihan nya hanya membunuh adik nya lalu ikut mati. Atau membunuh Abel dan kembali menempuh kehidupannya yang mengerikan sebelum ia bertemu laki kaki itu.

Tidak adalah pilihan hidup damai bersama laki laki yang ia cintai. Ataupun untuk merasakan indahnya kebebasan bersama adiknya, Alana.

.
.
.

"Selamat datang kembali nyonya." Sapa Celine. Pengelola mansion keluarga Heilon yang berada di ibukota.

Beliau jugalah orang yang sebelumnya pernah menjadi ibu asuh Abel.

"Ah.. Celine, padahal sudah malam tapi kenapa belum istirahat?" Tanya y/n pelan. Perempuan itu masih tidak dalam suasana hati yang baik. Tapi walaupun begitu y/n tetap tersenyum hangat.

"Kami menunggu kembali nya nyonya." Jelas Celine. Y/n hanya mengangguk paham sebagai balasan.

"Kalau tidak merepotkan.. apa bisa aku minta tolong siapkan air hangat untuk membersihkan diri?" Y/n kembali bersuara setelah beberapa saat terdiam. Ia sebenarnya enggan karena takut memberatkan. Tapi tubuhnya terasa lengket.

"Sudah nyonya." Jawaban Celine berhasil membuat y/n terdiam.

'dia.. benar benar layak menjadi pengurus mansion dan ibu asuh Abel.' batin gadis itu.

Celine mengantarkan y/n menuju kamar mandi utama. Kamar mandi yang seharusnya hanya di pakai oleh Abel yang merupakan pemimpin keluarga Heilon.

"... Kenapa? Kamu membawa ku kesini.." Ucap y/n begitu berhadapan dengan kamar mandi luas yang menurutnya lebih cocok dikatakan tempat berendam daripada kamar mandi.

"Tuan bilang untuk memberikan fasilitas yang biasa diberikan kepada nya jika nyonya Roseline datang berkunjung." Jelas Celine dengan tampang polos.

Y/n pasrah. Perempuan itu sudah tidak punya tenaga untuk menolak. Ditambah keinginan berendam dan membersihkan tubuh semakin meluap begitu melihat pemandian air panas luas di hadapannya.

***

Hari hari setelah itu berjalan seperti biasa.

Hubungan antara Abel dan y/n juga semakin lama semakin romantis. Walaupun memang beberapa kali dua orang itu bertengkar karena masalah pekerjaan. Tapi mereka bisa kembali hangat setelah dua hari mendinginkan kepala.

"Nyonya Roseline! Benteng 2 kembali mengalami serangan." Isak, seorang ksatria yang bertanggung jawab akan benteng dua berkata dengan tergesa-gesa. Suara nya yang bernada panik membuat y/n dengan segera ikut pergi menuju benteng 2 untuk memeriksa keadaan.

Dan benar saja. Monster Monster yang sebelumnya tidak pernah terlihat kini memenuhi pekarang benteng itu.

"Laporan korban dan kerusakan nya nanti saja. Sekarang kalian mundur dulu lalu persiapkan formasi 4. Aku akan menahan mereka sebentar." Y/n langsung mengambil alih komando begitu mengetahui keadaannya separah ini.

"Baik!" Isak menjawab cepat sebelum menghilang untuk mengatur formasi.

Bersamaan dengan itu. Seringai kejam terlihat dari sudut bibir wanita bersurai raven.

"Baiklah.. tolong buat aku terhibur kali ini." Ucapnya pelan sebelum melompat dari atas benteng. Terjun langsung ke tengah tengah kumpulan monster yang sedang mengamuk.

Belum ada 15 menit keadaan sudah menemukan titik terang setelah y/n turun tangan. Pangkat komandan perempuan itu memang bukan hanya omongan kosong belaka.

'mereka level menengah keatas yaa. Tapi kenapa banyak ksatria yang gugur? Benteng 2 kan memang biasa nya diisi monster setingkat itu.' batin y/n, masih bertahan dengan kegiatan nya memutilasi bagian bagian tubuh monster di depannya.

"Sir Isak. Aku merasa ada yang aneh. Setelah membereskan mereka ikutlah masuk ke dalam. Ajak juga beberapa ksatria lain." Titah y/n tegas. Yang langsung diangguki oleh bawahannya itu.

Dalam yang dimaksud oleh y/n adalah bagian dalam sarang monster. Wilayah yang mengarah ke luar benteng.

.
.
.

"Nyonya!"

"Sial! Bawa nyonya pergi! Lalu mundur!"

"Cepat!"

Chrysanthemum || Abel x Reader [Author of My Own Destiny]Where stories live. Discover now