XXI

967 187 5
                                    

Suasana siang hari itu cukup panas. Alasan utama nya adalah karena y/n dan Abel sejak pagi tadi masih beradu pendapat.

Beberapa hari lalu surat dari Fiona akhirnya sampai pada kediaman Heilon. Surat singkat yang hanya berisi pemberitahuan bahwa gadis itu akan meminta uang pensiun dari Abel.

Kode dari Fiona yang pada akhirnya memilih untuk menghancurkan keluarga count Green sebagai bentuk balas dendam nya.

Tapi bukan itu permasalahan yang sedang didebatkan oleh nyonya dan tuan rumah istana Heilon.

Mereka bertengkar karena Abel sedang mempersiapkan panggung besar untuk Siegren agar titel pangeran milik bocah itu bisa didapatkan nya kembali. Dan juga bisa menjadi alasan bagi Siegren menginjakkan kaki di ibukota.

Tapi...

"Kenapa harus dengan naga sih?! Masih banyak pemimpin monster lainnya." Suara y/n terdengar.

Begitu wanita itu mengetahui niat Abel untuk mempertemukan Siegren dengan naga yang dulu pernah membabat habis dirinya y/n langsung menolak keputusan laki laki bersurai perak di hadapannya.

"Dia bukan anak kecil. Kenapa kamu sekhawatir itu?" Kali ini Abel membalas.

"Aku juga bukan anak kecil ketika bertarung dengan naga sialan itu Abel." Y/n menjawab. Masih dengan ke keras kepala an nya.

"Aku akan mendampingi nya. Tenang lah."

"Kamu sudah tua. Yang ada kamu justru membebani." Sinis y/n. Perkataan yang berhasil langsung menohok perasaan Abel.

Hening.

Keheningan yang membuat wanita bersurai raven menyesali perkataan nya beberapa saat lalu. Ditambah fakta bahwa Abel kini menolak menatap nya semakin menambah ke overthinking an y/n.

Tapi dia tidak berniat minta maaf. Karena yang dia ucapkan memang kenyataan. Abel sudah bukan laki laki berusia 20 an yang masih ada di masa keemasan nya. Dia sudah menginjak usia 40 tahun ini.

Dan tentu y/n khawatir. Siapa yang tidak. Kondisi fisik dirinya yang masih bagus di usia nya yang sudah 30 an hanya keberuntungan karena memang sudah terlatih sejak kecil.

Berbeda dengan Abel.

"Jadi aku hanya perlu membunuh naga itu kan?" Siegren berucap. Memecah keheningan yang mencekik diantara pasangan kekasih di depannya.

"Iya."

"Abel!"

"Tenanglah Roseline. Aku cukup kuat untuk membalas kan dendam mu." Lanjut laki bersurai raven tersebut.

Y/n menghela nafas kasar. Kalah telak pada perdebatan nya kali ini. Perempuan itu kemudian berjalan pelan menuju sofa yang terletak di ruang kerja kekasihnya.

Pembicaraan antara dua laki laki masih tetap berlanjut sementara y/n tenggelam dalam lamunan nya.

"Baiklah. Kalau memang itu keputusan kalian. Jangan lupa jelaskan rencana penyerang nya padaku." Suara lembut y/n terdengar. Setidaknya karena tidak bisa menahan kepergian Siegren. Ia ingin membantu laki laki itu.

"Kamu tidak ikut." Abel dan Siegren berucap berbarengan.

"Apa apaan?" Heran si surai raven.

"Biar Siegren dan aku yang mengurus semuanya." Kali ini Abel yang menjawab.

"Tolong jangan membuat keputusan yang memaksa ku untuk melakukan hal yang belum pernah kamu liat aku lakukan sebelum nya." Kali ini nada datar dan dingin yang terdengar dari y/n sebagai balasan.

Siegren meneguk ludah nya sesaat setelah melihat wanita yang ia anggap ibu nya itu berekspresi dingin.

Y/n benar benar marah kali ini.

Chrysanthemum || Abel x Reader [Author of My Own Destiny]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang