48. Epilog

80.8K 9.2K 1.4K
                                    

"Jika cinta Allah memberikan kenikmatan juga keindahan, maka dipersatukan di surganya menjadi penentuan akhir."

"Cinta sejati, akan setia menua bersama. Atau, sama-sama pergi kepada pangkuan sang Maha kuasa."

"Yaa Zawjatii, kamu adalah hidup saya."

"Zaujii, kita harus menua bersama!"


Sebelum baca, aku ada informasi penting! Garis Takdir Untuk Hawa PO tanggal 01 Desember, kalian bisa dapatin merchandise yang insya Allah gak akan mengecewakan!

Karena novel, adalah ending sesungguhnya. Penentu lanjutan cerita-cerita yang lain, misalnya Neraca.

PO nya disini ya, penerbitkatadepan. Jangan lupa follow! Sayang banget kalau ketinggalan, merchandise nya ada sorban putih kesayangan Gus Rahsya!

 Jangan lupa follow! Sayang banget kalau ketinggalan, merchandise nya ada sorban putih kesayangan Gus Rahsya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lahir : 19-Mei -1984
Wafat : 02 -Januari-2022

PO terbatas ya yang ada sorban putihnya, makanya jangan sampai ketinggalan buat war! Aku saranin sih pasang alarm, sayang banget kapan lagi bisa couplean sama Gus Rahsya..

Tembus 1000 pembelian waktu PO, aku bakalan kasih lima wallpaper art yg isinya muka Gus Rahsya, Hawa, Neraca, Azrina. Khusus hanya 5 orang pemenang aja. Gambar itu buatan tangan aku sendiri, yakin gak akan ikut PO? Ekslusif ada tanda-tangan Gus Rahsya, Hawa, Neraca, juga Azrina ya!

Ingat catat baik-baik, 01 DESEMBER!

pantau aja akun Instagram @wp.dutahappygirl

To :  Hawa Adek Abang

dekk dimana?

Syahara udah mau bisa melihat Masya Allah 😭 udah tiga jam loh kamu otw, masa gak nyampe²?

Kamu dimana ini Syahara mau dibukain penutup matanya, dia nanyain kamu sama Rahsya terus  Abang bingung mau jawab apaa

Hawa kamu dimana dek? Anak kamu udah mau bisa melihat dunia dan seisinya

Kamu baik-baik aja kann,  Hawa Adek Abang baik² aja kan?

Neraca menghela nafas gusar dilorong rumah sakit dengan perasaan tidak karuan, menatap layar ponsel hendak mengetikan kembali pesan. Aliza datang menghampiri, menyentuh bahu putranya dengan lembut. "Gimana sayang, sudah dapat kabar dari Adek kamu?" guratan kekhawatiran terpancar begitu jelas.

Garis Takdir Untuk Hawa Where stories live. Discover now