19. Restava

86.9K 11.6K 1K
                                    

Bestie, maaf ya aku telat terus. Ini aku ketik ngedadak, kebetulan tadi ada rapat guru-guru:(

Pulang jam 10 malem, jadi maaf ya.

Jangan lupa vote dan komen ya!

Aku lagi cape, jadi maaf kalau ceritanya kurang seru.

Aku lagi cape, jadi maaf kalau ceritanya kurang seru

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.






Motor sport milik Gus Rahsya berhenti di sebuah gedung putih yang sudah cukup usang. Sebelum masuk, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Kartu tanda pengenal, untung saja masih terdeteksi.

Gerbang hitam menjulang tinggi itu terbuka secara otomatis, dari luar mungkin terlihat sangat menyeramkan. Namun setelah masuk, nuansa gedung berubah menjadi begitu berwana. Ada sebuah masjid yang sengaja di bangun di luar gedung, masjid itu khusus untuk anak-anak Restava melaksanakan shalat.

Setiap Minggu, mereka selalu mengundang Ustadz untuk melaksanakan kajian bersama. Sebelum Gus Rahsya kuliah di Arab, biasanya pemuda itu melakukan ceramah setiap satu Minggu sekali.

Ketua geng, bukan berarti harus nakal. Mungkin Gus Rahsya terlihat sangat alim, siapa sangka di balik ke aliman nya dia seorang ketua geng besar. Dulu sebelum mengenal Gus Rahsya, mereka sangat beringas, berandalan gila yang tak punya hati.

"Assalamualaikum." Di parkiran motor, anak-anak Restava sudah menunggu. Sengaja menyambut kedatangan Gus Rahsya.

"Waalaikumsallam, woi bro!" Saga memeluk Gus Rahsya, ala laki-laki tentunya.

Abdillah mendorong tubuh Neraca. "Tuh Ca kenalan, sama suhu."

Neraca berdecak kesal. Menatap ke arah Gus Rahsya dengan tatapan permusuhan, ia benar-benar membenci pemuda alim ini. Demi menjaga hubungan Restava, terpaksa ia mengulurkan tangannya.

"Gue Neraca." Neraca berkata dengan nada jutek.

Gus Rahsya tersenyum ramah, meraih tangan pemuda itu. "Neraca, soal di pesantren saya minta maaf. Itu sudah tugas saya, jangan dendam hanya karena itu. Saya tahu, kamu masih sebal." Dia menepuk bahu Neraca dua kali.

Restava sendiri memang tidak semua baik, ada juga yang nakal. Contohnya Neraca, dan Restava generasi baru. Sulit untuk di atu, julukan Neraca adalah Aligator Restava.

"Gila, Raja singa Restava come back." Abdillah sangat bahagia sekali.

Gus Rahsya memang di juluki Raja Singa, sangat pemberani. Walaupun begitu, sifat pemuda itu sangat patut untuk di contoh.

Garis Takdir Untuk Hawa Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ