Part 27 GV🏍️

2.1K 136 9
                                    

-Happy Reading-

Tiba-tiba Michelle bertanya dan membuat mereka semua tercengang, "Btw, Do you have a boyfriend?" tanya Michelle kepada Devia.

"HAH?!" Mereka semua menjadi bingung tentang maksud pertanyaan Michelle.

"No, I don't have a boyfriend." jawab Devia.

"So, will you be my girlfriend?" tanya Michelle lagi.

"WHAT THE HE-" dengan cepat Melani menutup mulut Mark sebelum Pria itu berkata kotor.

Daven dan Melani juga ikut terkejut dengan pertanyaan Michelle. Ditambah lagi jawaban dari Devia yang membuat mereka semakin terkejut.

"Yes, I will." jawab Devia setelah berpikir beberapa menit.

"Mel, Mel, tahan gue Mel, gue mau pingsan." ucap Daven dramatis, sambil memegangi kepalanya.

"Apaan sih, Ven?! Jangan lebay, please!" ucap Melani kepada Daven.

Melani menoleh menatap Devia, "Kamu yakin dengan Michelle?" tanya Melani.

"Iya, Kak Melani. Aku yakin 100%." jawab Devia.

Lalu, Melani beralih menatap Michelle, "Lo harus jagain Devia, kalo Devia sampe lecet ataupun sesuatu yang buruk terjadi ke dia, lo bakal berurusan sama gue bukan Daven." ucap Melani panjang.

"Iya, Mel. Lo tenang aja." ucap Michelle, mengelus kepala Melani.

Daven menurunkan tangan Michelle yang mengelus kepala Melani.

"Gue percayain lo buat jaga adik gue." ucap Daven.

"Thanks."

"Ven, gue boleh ngajak Devia jalan?" tanya Michelle.

"Boleh, asal Melani pulang sama gue." jawab Daven.

"Mel, mau ya? Please!" ucap Michelle memohon, menunjukkan puppy eyes miliknya.

"Iya, iya." ucap Melani pasrah.

"Gue gimana?" tanya Mark, yang sejak tadi hanya diam.

"Lo pulang aja sendiri, gue udah nyuruh bryan sama reyhan kesini buat antar balik motor Melani." jawab Daven.

"Iya, Mark. Lo pulang aja dulu. Biar Daven yang ngantar Melani pulang." ucap Michelle.

Mark berdecak kesal, "Gini ya nasib kalo single sendiri." ucapnya.

"Mungkin jodoh lo di Berlin atau Italy." ucap Michelle santai.

Dret dret dret. Tiba-tiba ponsel Michelle berdering, tertera nama Steve di sana.

"Bentar, gue angkat telpon dulu." ucap Michelle, lalu berjalan sedikit jauh.

"Halo?" Sapa Michelle.

"Gue udah di bandara sekarang." ucap Steve to the point.

"Maksudnya?" tanya Michelle tak mengerti.

"Gue udah sampai di Indonesia, Mic. And please, jemput gue sekarang." jawab Steve.

"Tap-"

Tut tut tut!

Belum sempat menyelesaikan ucapan, Steve lebih dulu mematikan telepon secara sepihak.

"Kek nggak ada harga dirinya gue sebagai ketua." ucap Michelle sambil menggelengkan kepalanya.

Michelle kembali ke tempat mereka tadi. "Mark, lo jemput Steve dulu di bandara." ucapnya.

"Kok gue sih?!" tanya Mark tak terima.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang