Part 21 GV🏍️

4.7K 285 43
                                    

Hampir 2 bulan gak up
Hehehe...
Sorry baru bisa up sekarang.

Gimana kabarnya readers???

-Happy Reading-

"Ya, karna gue udah tandain lo."

"Tandain gue? Maksudnya?"

"Tandain lo sebagai..."

"Sebagai apa, Ven?"

"Sebagai calon babu sih awalnya, tapi setelah dipikir-pikir lo lebih cocok jadi calon istri gue deh."

Mata Melani melotot tak percaya, "Calon babu, calon babu. Lo tuh ya harus memperhatikan penampilan gue waktu itu. Spek bidadari kayak gue, yakali jadi babu dari seorang Daven Richard."

"Emang lo ingat penampilan lo waktu itu gimana?" tanya Daven.

Seketika Melani terdiam. Dirinya juga lupa bagaimana penampilannya waktu itu.

"Lo mau liat penampilan lo waktu nabrak gue?" tanya Daven dengan nada mengejek. Dengan polosnya Melani mengangguk mengiyakan.

Daven menunjukkan layar ponselnya, bukan foto Melani yang tertera disana melainkan foto seekor monyet dengan dandanan yang cukup menor.

Daven menunjukkan layar ponselnya, bukan foto Melani yang tertera disana melainkan foto seekor monyet dengan dandanan yang cukup menor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Plak!

Dengan refleks Melani memukul lengan Daven. "Lo samain gue kayak monyet gitu!?" ucap Melani tak terima, nada bicara gadis itu berubah dingin.

Daven gelagapan sendiri jadinya, "Gak gitu, Mel. Gue cuma bercanda kok tadi." ucap Daven menggelengkan kepala sambil cengengesan.

Nih bocah pake cengengesan lagi! kalo gue kerjain, seru kali ya?! Batin Melani.

"Lo..." ucap Melani menunjuk Daven.

"Gue kenapa?" tanya Daven menunjuk dirinya.

"Lo harus pulang sendiri ke apartment, lo gak boleh tidur sekamar sama gue, dan lo gak boleh sentuh apapun yang udah jadi milik gue, termasuk snack yang lo makan itu. Sini balikin!" jelas Melani dengan nada dingin yang dibuat-buat. Tidak lupa, Gadis itu merampas snack dari tangan Daven.

"Tapi gue cuma bercanda tentang foto tadi, Mel. Please, jangan marah, Mel." ucap Daven memelas sambil menggoyangkan lengan Melani.

"Dan gue serius tentang perkataan gue tadi, Daven Richard." ucap Melani final.

Melani bersorak gembira dalam hati, mengerjai Daven seperti ini sangat seru baginya.

Melani berdiri, lalu berjalan cukup jauh meninggalkan Daven sambil membawa lima kantong belanjaan

"Berat juga ya belanjaan ini. Kalo tau gini sih, gue nggak jadi ngerjain Daven, Hufff...." ucap Melani mengeluh, menghela nafas panjang. Gadis itu terus berjalan, tanpa menyadari ada dua orang Pria yang mengikutinya dari belakang.

GAVAL |Ganar & Valentía|Where stories live. Discover now