Part 10 GV🏍️

7.5K 522 36
                                    

-Happy Reading-

"Astagfirullah, kalian ngapain?!"

Mendengar suara teriakan, spontan mereka menoleh ke arah sumber suara dengan posisi yang masih sama. Yaitu Daven yang menimpa tubuh Melani.

"Mama?!" teriak mereka serempak.

Seketika tergelonjak kaget, melihat dua wanita paruh baya dan seorang gadis yang berdiri di tengah-tengah mereka.

Mereka adalah, Mama Tania, Mama Delia, dan Devia. Tak tau harus berkata apalagi, tatapan mereka hanya mengarah ke satu objek. Dan itu membuat mereka cengo.

Merasa posisi mereka yang tak enak dilihat. Melani memukul dada Daven agar pria itu bangun, pria itu langsung bangun dan berdiri begitu juga dengan Melani.

"Maaf, Ma, Tan." ucap mereka menunduk tidak berani menatap mata kedua mama mereka.

"Kalian gak minta maaf sama aku? mata aku udah ternodai lo liatin kalian barusan." ucap Devia langsung mendapat pelototan dari Mamanya.

"Coba jelasin kenapa kalian bisa berada di posisi seperti tadi?" tanya Mama Tania.

Dia dapat merasakan bahwa itu hanya kesalahpahaman saja. Tidak mungkin calon menantu kesayangannya dan putri tunggalnya akan melakukan hal yang tak senonoh, apalagi di siang bolong seperti ini.

"Biar Mela aja yang jelasin."

"Gini, Ma, Tan. Waktunya nggak cukup, lanjut part dua!" ucap Melani menirukan kata-kata orang di tiktok agar tak terlalu cangung. Eh malah, mendapat tatapan datar dari Mamanya dan Mama Delia.

"Si kulkas kalo ngelawak, garing banget ya." ucap Daven.

"Biar Daven aja yang jelasin! Tadi Melani pengen mangga, terus Daven disuruh ngambil tuh mangga buat dia. Katanya Dia nggak mau nikah sama Daven kalo Daven nggak mau ngambilin mangga buat dia. Terus nggak dibolehin ngambilnya pakai galah bambu itu, jadi deh Daven manjat pohon." ucap Daven panjang lebar.

"Waktu turun tadi Daven nggak sengaja nginjak ranting yang udah mau patah, alhasil Dia jatuh ke bawah dan nimpa Melani deh. Nggak ada yang aneh-aneh kok, beneran deh!" sambung Melani ikut menimbrung.

Mereka mendengarkan penjelasan itu dengan baik, tanpa menyelah sedikit pun. Sebuah ide terlintas di pikiran Mama Tania agar Melani tak menolak perjodohan ini.

"Pokoknya kalian harus nikah minggu depan! Nggak ada penolakan! Kamu juga, Mel, nggak boleh nolak perjodohan ini. Daven itu udah mama anggap sebagai anak sendiri. Kalo Papa kamu yang ngeliat kejadian tadi, pasti kalian bakal di nikahin hari ini juga bukan minggu depan." ucap Mama Tania dengan wajah yang serius agar anaknya dapat tertipu.

"Iya, Iya, Mah." ucap Melani pasrah, karena wajah Mamanya yang terlihat begitu serius.

"Alhamdulillah, minggu depan nikah." ucap Daven bersyukur, menadahkan kedua tangannya keatas dan disatukan, lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

"Dapat Kakak Ipar cantik, yeay!" ucap Devia girang sendiri.

°°°

Langit terlihat sedikit gelap, waktu sore dengan cuaca yang indah, angin yang sejuk. Seorang gadis berhenti dan memarkirkan motornya di halaman rumahnya.

GAVAL |Ganar & Valentía|Where stories live. Discover now