Part 18 GV🏍️

5.3K 404 26
                                    

-Happy Reading-

Huyu... sudah lama tidak Up. Monmaap ya, soalnya sibuk nyelesaiin cerita yang pertama.

Sooo, Apa kabar??? Baik???

"Mel! Mel! Sadar!" Sejak tadi Daven sibuk membangunkan Melani yang tertidur pulas.

Merasa terganggu dengan ulah Daven yang terus menggoyangkan lengannya, Melani mulai membuka matanya perlahan.

"Apa sih, Ven?!" ucapnya kesal.

"Alhamdulillah. Lo sadar juga."

Melani mendengkus kesal, Daven ini benar-benar merusak mimpi indahnya saja. Wait! Mimpi? Jadi, sedari tadi Melani tertidur dan bermimpi.

"Astagfirullah, berdosa banget mimpi gue." ucap Melani setelah sadar akan mimpinya yang sangat berdosa. BBL, BBL, BBL, berdosa banget lohhh.

"Lo mimpi apaan dah? sampai-sampai bibir dimuncungin. Pasti lo mimpi di cipok, kan?" ucap Daven menunjuk tepat di wajah Melani.

Tanpa basa basi, Melani mengigit jari telunjuk Daven. "Rasain tuh! ngomong gak pake di filter dulu." ucapnya.

Daven meringkis kesakitan, gigitan Melani tidak main-main. Bahkan, cetakan gigi Melani tercetak jelas di jari Daven.

"Nih! ice cream lo." ucap Daven menyodorkan kantong belanjaan.

Disambut hangat oleh Melani, "Makasih, Calon Suami." ucapnya.

Daven berusaha tetap terlihat cool mendengar ucapan Melani, berbeda dengan hatinya yang sudah berbunga-bunga.

"Sama-sama, Fufey."

°°°

"Reyhan goblok! itu makanan gue."

"Yaelah, Fiq. Dikit aja gue minta, pelit banget sih sama calon suami sendiri."

"Pelit kata lo? tadi gue udah tanya sama lo, mau pesan apa? terus lo jawab bakso. Yaudah, makan aja bakso lo itu, and don't touch my fried rice."

Ketiga pasangan pasukan inti sedang keluar bersama, untuk dinner. Tidak ada hari tanpa debat untuk pasangan ReyFiq.

Dua pasangan yang lain tidak ingin ikut campur dalam urusan yang tidak terlalu penting seperti itu. Lebih baik menyantap makanan sendiri, dan berpura-pura tidak mendengar saja.

"Alhamdulillah, kenyang." ucap Deviana mengusap perut ratanya.

"Eh, Daven sama Melani lagi ngapain yah?" tanya Fiqiara.

"Mana gue tahu, video call aja kalo rindu." jawab Deviana.

"Kalo gue nelpon, terus mereka lagi sibuk gimana?"

"Ya, nggak diangkat lah pasti."

Fiqiara menghembuskan nafas kasar, "Padahal gue pengen nitip sesuatu." ucapnya.

"Lo pengen nitip apa sih?" tanya Sintia penasaran.

"Calon Suami baru." jawab Fiqiara dengan enteng.

GAVAL |Ganar & Valentía|Where stories live. Discover now