Part 22 GV🏍️

4.6K 289 108
                                    

-Happy Reading-

"Mel?" panggil Steve.

"Kenapa, Steve?" tanya Melani.

"Gue rasa lo harus nambah anggota Valentía di Indonesia." Steve berucap tiba-tiba. Hal itu membuat Melani bingung.

"Maksud lo?" tanya Melani.

"Gini Mel, menurut data-data pencarian gue tentang geng Lionz, mereka itu akan melakukan segala cara buat ngalahin geng Ganar. Contohnya waktu lo bilang ke gue kalo geng mereka itu suka main keroyokan." Jelas Steve panjang lebar.

"Iya, terus? Apa hubungannya sama geng Valentía? Geng Valentía di Indonesia cuma beranggota para gadis bukan para pria." ucap Melani merasa semakin bingung.

Steve menghela nafas panjang, "Mungkin setiap anggota Ganar punya pacar, dan bisa aja mereka yang jadi sasaran dari geng Lionz." jelas Steve.

Melani menganggukkan kepala mengerti, "Owh, I see. Jadi, lo pengen gue ngerekrut pacar-pacar dari anggota Ganar buat gabung di Valentía?"

"Yups, that's right."

"But, i thought Daven won't give me permission for that."

Steve memegang kedua pundak Melani agar menghadap dirinya. Menatap dalam iris mata gadis itu.
"Lo jelasin ke dia tujuan kita. Lagipula niat kita baik, Mel. Kalo dia gak setuju, yaudah jangan dipaksa." ucap Steve seperti seorang Kakak yang berbicara kepada adiknya.

"Tap—" belum sempat gadis itu melanjutkan ucapannya, Steve lebih dulu menyela.

"Kalo belum dicoba, pasti belum tahu hasilnya." ucap Steve.

Melani menganggukkan kepala, "Baiklah, jika kau memaksa." Ucapnya.

Lalu keduanya tersenyum memandangi satu sama lain.

🏍️🏍️🏍️

Indonesia

Di supermarket, ketiga pasukan inti valentía dan ganar sedang sibuk berbelanja untuk merayakan kepulangan Daven dan Melani besok.

"Lo yakin mau ngerayain di rumah Melani bukan di markas aja?" tanya Reyhan sedikit khawatir melihat keranjang yang penuh dengan balon dan alat lainnya untuk merayakan pesta dan semua itu berwarna pink. Reyhan tidak yakin Daven dan Melani akan menyukai ini.

"Yakin 100% gue mah." jawab Fiqiara.

"Iya han, tenang aja. Jangan pasang wajah tegang gitu dong, lagian kita udah minta izin ke tante Tania." sambung sintia dengan nada mengejek. Pasalnya wajah Reyhan terlihat sangat lucu sekarang.

"Gimana gak tegang? Lo liat belanjaan kita! pink semua!" ucap Reyhan.

"Lah, terus salahnya dimana?" tanya Deviana.

"Fiks, cuma gue yang waras hari ini." ucap Reyhan menggelengkan kepala.

"Ekhem!" Reyfan dan Bryan berdehem bersamaan.

"Kalian juga waras kok, hehe." ucap Reyhan cengengesan.

"Tapi yang dibilang Reyhan ada benarnya juga sih. Setau gue, Daven gak suka warna pink." ucap Bryan.

"Iya, gue tahu. Kalian pikir Melani juga suka warna pink?" ucap Deviana.

"Mana kita tahu, kan kalian sahabat Melani."balas Bryan.

"Ingin diriku berkata kasar." Deviana mengelus dada sabar.

"Mending kalian diam aja, jangan banyak bacot. Liat tuh calon suami gue, gak banyak tanya." ucap Sintia menunjuk Reyfan yang berada disebelahnya.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang