Fathan yang paham keadaan adiknya, ia langsung menggenggam tangannya. Bertujuan untuk menguatkan agar adiknya itu merasa lebih tenang

Melihat pernikahan orang yang sudah lama didambakan memanglah sakit. Tapi, apa boleh buat? Rencana-Nya selalu tidak terduga. Kejadian 2 Minggu lalu, memang tidak terduga dan membuat kaget. Bagaimana tidak, jika seseorang yang Zalfa tunggu untuk datang ke rumah justru ia malah memberikan kabar pernikahannya bersama dengan wanita lain. Alasannya karena Fahri sudah dijodohkan dengan putri sahabat dari kakeknya.

Takdir memang tidak pernah terduga oleh pemikiran manusia.

"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu. Padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu"
(Q.S Al-Baqarah:216)

Semakin lama melihat Fahri, membuat Zalfa mengingat kembali memory lamanya bersama Fahri 2 tahun yang lalu.

Flashback On

Fahri datang ke rumah Zalfa dengan membawa buah-buahan. Pasalnya ini adalah pertama kalinya ia berkunjung ke rumah wanita. Jangan ditanya bagaimana gugupnya Fahri saat ini

"Maaf tante, saya datang kesini untuk menyambung silaturahmi saya kepada keluarga Zalfa" ucap Fahri yang mencoba menghilangkan rasa gugupnya

"Silahkan diminum dulu nak Fahri " Amma Maryam yang paham dengan kegugupan Fahri pun menatap Fahri dan tersenyum dengan mengarahkan tangannya pada makanan yang telah tersedia di meja tamu

Setelah meminum yang disediakan, Fahripun mengungkapkan tujuannya datang ke rumah Zalfa

"Saya datang kesini, untuk mengungkapkan keseriusan saya pada Zalfa. Tetapi maaf sebelumnya, saya harus menyelesaikan kuliah saya dimesir 2 tahun lagi. Apakah kamu bersedia menunggu saya?" Tanya Fahri dengan hati-hati

"In Syaa Allah, saya akan menunggu mas Fahri selesai kuliah dan saya juga akan melanjutkan kuliah saya disini" jawab Zalfa yang enggan menatap Fahri

"Tetapi jika suatu saat ada yang datang ke rumah Zalfa berniat baik maka saya siap menerima keputusan Zalfa dan tidak melarang Zalfa untuk menolaknya" lanjut Fahri

"Jika mas Fahri sendiri yang telah terpikat dengan wanita lain bagaimana" tanya Zalfa yang membuat Amma Maryam menggenggam tangan mungilnya

"In Syaa Allah, saya akan menjaga hati saya untuk seseorang yang ditakdirkan untuk saya termasuk wanita yang saya datangi sekarang ini " jawab Fahri yang membuat Zalfa tersipu malu

Flashback Off

"Semuanya lihat kamera" perintah fotografer agar menghasilkan foto yang bagus

"1, 2, 3 " ucap fotografer

Cekrek

"Lagi"

Cekrek

***

Seminggu setelah kejadian pernikahan Fahri, Zalfa melakukan aktifitasnya seperti semula. Seolah tidak terjadi apa-apa karena dia tahu bahwa skenario Allah itu selalu indah bahkan sangat indah. Kembali ke rutinitasnya, membuat Zalfa lebih semangat lagi karena bisnis butiknya berkembang pesat. Penjualan online pun terkadang membuat karyawannya kewalahan tetapi jangan khawatir Zalfa tidak mudah lelah karena ia dibantu oleh sahabatnya yang tak lain adalah partner kerjanya dalam mengembangkan bisnis yang sudah 3 tahun dirintis.

Zianara Khoerunnisa yang kerap dipanggil Zia. Gadis yang melamar kerja di butik Zalfa yang saat itu masih dikontrakkan kecil hanya bermodal online belum ada offline. Tidak kenal hujan dan panas, keduanya sangat bekerja keras hingga kerja kerasnya berbuah hasil yang sangat manis.

Kini mereka pun duduk diruangan yang seringkali digunakan untuk bersantai

"Zi" panggil Zalfa dengan memeluk Zia tanpa aba-aba

"Makasih ya, kamu selalu ada buat aku dan makasih juga kamu sudah mau jadi sahabat aku" ucap Zalfa mengeratkan pelukannya

"Ihh.. jangan gitu kan jadi mellow" jawab Zia yang berusaha melepaskan pelukannya tetapi ia kalah dengan kekuatan Zalfa yang mengeratkan pelukannya kembali

"Zia, jangan dilepasi pelukannya. Aku hanya ingin bercerita tanpa menatap kamu. Sebenarnya ada sesuatu yang belum aku ceritakan sama kamu" ucap Zalfa membuat Zia yang mendengarnya pun mengerutkan keningnya

"Aku rindu dengan seseorang" lanjut Zalfa lirih dengan menahan air matanya tanpa melepaskan pelukannya dari Zia

"Fa, siapa yang kamu rindukan?" Tanya Zia dengan melepaskan pelukannya

"Siapa yang kamu rindukan Zalfa Anindira El-Malik" Zia kembali bertanya tapi Zalfa enggan menatapnya. Zia yang menghapus air mata Zalfa membuatnya tidak sanggup melihat kerapuhan dari Zalfa

Zia yang paham akan kondisi Zalfa, ia langsung memeluk Zalfa tanpa bertanya lagi siapa yang Zalfa rindukan. Melihat keadaan Zalfa seperti ini, membuat Zia semakin khawatir. Zalfa yang selalu ceria, tidak suka mengeluh, pekerja keras. Kini sedang rapuh seolah-olah sedang melampiaskan rasa sakit yang sudah lama ditahan kini sudah mulai meledak.

"Aku penasaran Fa, siapa sosok yang kamu rindukan? Sering kali kamu mengungkapkannya namun kamu tak pernah memberikan jawabannya" ucap Zia dalam hati dengan mengelus-ngelus punggung Zalfa agar lebih tenang

~Bersambung~

Bagaimana untuk prolognya?

Komen untuk lanjut ke chapter 1 ya

Gereget gak?

Satu kata buat Zalfa

Satu kata buat Fahri

Satu kata buat bang Fathan

Maaf ya, banyak typo dan maaf ya. Semoga kedepannya lebih baik lagi..

Semangat hari WeekEnd

Tetap semangat, jangan menyerah

Rembulan Yang SirnaWhere stories live. Discover now