06. Keluarga baru

19 6 0
                                    

Happy reading🥲

Gak tau kata apa lagi yang mau aku tulis, tapi aku nulis cerita ini untuk menghibur diriku sendiri. Dan buat
.
.
.

Lunara menatap satu persatu beberapa orang yang sedang duduk di meja makan, ia makin sekarang.

Laki-laki paruh baya yang duduk di sebrang sana, memanggil dirinya Putriku Calista. Rasanya aneh, ia tak terlalu suka membaca sebuah novel.

Tapi Dista pernah menceritakan beberapa novel Fantasi, dan salah satunya adalah Transmigrasi.

Tetap saja itu adalah hal tak masuk akal, apalagi tubuh dan wajahnya itu adalah miliknya, ia jamin 100 persen.
Ia juga masih ingat jelas sebelum bangun di tempat, ia sedang tidur setelah mengamati cincin usang itu.

Ia harus waspada, semua ini bisa saja jebakan orang jahat. Walaupun tak akan untung menculiknya di sini. Memikirkan hal gila itu membuat kepalanya menjadi sedikit pening.

"Kamu baik-baik saja Calista?" Ucap laki-laki paruh baya setelah melihat Lunara memijat pelipis.

Lunara menggeleng pelan, ia tak berani mengeluarkan sepatah katapun di sini.

"Sudahlah Ayah, Calista ini memang sangat manja. Dia selalu saja mencari perhatian dari siapapun," sindir wanita yang berada di Lunara menatapnya sinis.

Wanita itu tampaknya berumur tak jauh dari Lunara, dan tampak sangat membencinya.

"Gisella! Bisakah sehari saja kamu berbuat keributan dengan Calista," seru seorang laki-laki yang berada di ujung meja, menatap tajam gadis yang bernama Gisella.

"Kenapa? Kamu sudah lupa? Anak kesayangan Ayah itu, yang sudah membunuh Ibu," seru Gisella sambil berdiri sambil menunjuk Lunara.

Setelah mengatakan hal itu, Gisella berjalan dengan sangat cepat meninggalkan meja makan, tanpa sempat menyantap apapun.

Lunara melirik wanita bingung, apa semua ucapan tadi wanita itu layangkan pada dirinya?

"Calista," panggil laki-laki paruh baya itu lembut.

"Jangan dengarkan ucapan Kakakmu, dia memang sangat kaku. Sebenarnya dia juga menyanyangimu," sambung laki-laki itu dengan senyum lebar.

"Benar, Gisella bertambah marah setelah tahu Pangeran Atlan lebih memilihmu dari pada dia," tambah laki-laki di ujung meja sambil mendesis pelan.

Laki-laki paruh baya itu menghela nafas pelan, "Victor sebaiknya kamu juga tutup mulutmu, Calista pasti sudah sangat lapar sekarang."

Lunara masih bingung dengan semua keadaan ini. Calista, apa itu nama di sini.

Jadi ini Transmigrasi ke dunia seperti ini ada? Apa ini masa lalunya dulu? Atau ia masuk ke dalam sebuah novel? Seperti beberapa novel yang Dista baca.

Bergelimang harta, dan seorang Bangsawan di abad pertengahan? Dari semua arsitektur dan pakaian ia menyimpulkan ini abad pertengan.

Ia penasaran ada dimana ini? Tapi tampaknya di Eropa, tahun berapa masehi sekarang? Apa ia juga bisa kembali ke kehidupan yang membosankan dan sepi itu?

Jujur saja sekarang ia masih ingin menikmati hidup ini, kaya dan memiliki kekuasaan. Jika ia terus berada disini, maka ia tak perlu merasakan semua hal menyebalkan itu lagi.

_________________

Lunara duduk termenung di atas kasur empuk kamar yang di tempatinya, haruskah ia bersyukur sekarang? Tapi bagaimana dengan kedua orang tua dan adiknya yang masih sangat kekurangan uang?

Haruskah ia egois sekarang? Lagi lupa sekarang ia tak tahu bagaimana caranya kembali, tiba-tiba saja ia terbangun di kasur besar ini tanpa tahu apapun.

Ia berjalan kedepan jendela besar, lalu berdiri di sana. Memandang kota maju, dan sangat indah yang baru ia lihat sampai hari ini.

My AtlantisWhere stories live. Discover now