6.Cinta Terlarang terpendam lama 2

24.2K 814 8
                                    

Happy Reading!!!
.
.
ini bab terakhir hari ini, sampai jumpa besok pagi. Aku menunggu dukungan kalian ❤️
.
.
.

Suasana rumah terlihat sepi. Tidak ada satu orangpun yang terlihat di rumah ini, ya, itu karena Binar dan Danu memutuskan untuk tinggal berdua saja. Binar pandai memasak jadi urusan perut kedua anak itu aman. Soal bersih-bersih, Yem akan datang ke rumah ini tiga hari sekali untuk membantu membersihkan keseluruhan rumah.

Masuk ke dalam kompleks perumahan inipun. Kami menggunakan identitas Yem yang mendapatkan izin bebas masuk dari Binar. Bahkan hansip penjaga gerbang masuk kompleks pun tidak mengenal siapa aku?

Menyedihkan sekali. Aku wali mereka, tetapi tidak memiliki izin masuk bebas untuk menjenguk mereka ckckck.

"Cari dimana Binar, Yem. Panggil ke sini!" Ujarku memberikan perintah pada Yem. Asisten rumah tangga itu hanya mengangguk, lalu segera menaiki tangga dan menghilang di balik tembok.

Beberapa menit kemudian. Yem datang bersama dengan Binar. Astaga, kacau sekali keadaan wanita itu. Rambut acak-acakan, hidung merah, mata merah dan sembab, bahkan bibir bawahnya sedikit terluka. Tunggu, terluka? Ya Allah, apa anak kurang ajar itu melakukan kdrt sebelum pergi bersama selingkuhannya?

"Bi," panggilku selembut mungkin. Wanita itu hanya menatap dengan wajah sendu, lalu tak lama dia mendekat ke arahku, duduk di hadapanku dengan bersimpuh.

Ya Tuhan, apa yang terjadi? Hatiku benar-benar tidak tega melihat wanita yang ku cinta sepenuh hati malah berakhir menyedihkan seperti ini.

"Paman, maafin Binar. Binar tahu, Binar banyak berhutang budi dengan keluarga paman. Tapi Binar mohon, izinkan Binar bercerai dengan Mas Danu!" Tuturnya sembari tergugu. Yem yang mengerti mendekat, mengelus pelan pundak wanita itu.

"Izinkan saja, Tuan. Neng Binar sudah terlalu banyak menahan sakit hati," sambung Yem mendukung keputusan sepihak dari Binar.

Aku tidak tahu harus berkata apa. Sedih atau bahagia? Sedih karena rumah tangga anakku retak, atau bahagia karena akhirnya Binar akan menjadi Janda. Entahlah, aku bingung sekarang.

"Jelaskan, kenapa paman harus mengizinkan kalian bercerai?" Tanyaku memancing cerita darinya.

Setelah terdiam cukup lama. Dia akhirnya bercerita tentang bagaimana kehidupan rumah tangganya dengan Danu selama ini. Aku bahkan terkejut ketika mendengar Danu tidak pernah menyentuhnya sekalipun. Anak itu, menyia-nyiakan permata demi seonggok batu kosong. Kasihan sekali!

"Paman akan mengizinkan kalian bercerai. Perilaku Danu memang sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Sekalipun dia keponakan paman, tetap saja aku harus menegakkan keadilan bukan. Jadi, lakukanlah jika memang itu yang kamu inginkan," ucapku kala itu dengan bijak.

Binar menyambut ucapanku dengan ratusan terima kasih. Dia tidak tahu saja jika aku sudah menyiapkan niat terselubung di balik perceraian mereka. Setelah mereka bercerai, akan ku ajak dia ke Sumatera. Menemui paman yang menjadi wali wanita itu untuk meminta izin menikahinya.

Setelah itu, mau tidak mau Binar harus tetap menikah denganku hoho ... Ide yang cerdik.

Satu bulan berlalu, perceraian Binar dan keponakanku telah resmi. Hari ini, aku memiliki janji temu dengan Binar. Aku benar-benar tidak sabar untuk melihat wajahnya, padahal baru beberapa hari kemarin aku melihatnya. Tapi rasanya sudah setahun, haaa cinta memang membuatku gila.

Tok ... Tok ... Tok ...

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Aku yang memang sudah menunggu kedatangan Binar, segera menghampiri pintu dengan cepat. Seperti remaja yang tengah kasmaran, aku menarik napas dalam, lalu membuangnya.

Married with your Uncle Where stories live. Discover now