Air Mancur

71 4 0
                                    

🐳

"Kenapa?" Tanya Ivan heran.

"Dia ... Langit! Langit!" Teriak Alfi memanggil nama pemuda yang tadi bersamanya.

Ivan mencekal tangan Alfi lagi. "Langit siapa?"

Alfi membalikkan badannya. "Temen yang aku ajak ke sini, Van." Jawabnya cepat.

Seketika Alfi melepaskan tangan Ivan darinya, kemudian berteriak mencari keberadaan Langit yang tak ada di tempat. Mau tak mau Ivan mengikutinya dari belakang, ia kesal dengan tingkah Alfi yang lebih acuh.

"Langit!" Mata Alfi terbelalak saat melihat Langit yang sudah berada di kolam air mancur.

Ivan mengikuti arah pandangan Alfi, ia menemukan sosok pria yang di cari oleh kekasihnya. Kepalanya memanas, lagi-lagi Ivan berpikir jelek tentang pacarannya. Namun saat ini ia lebih mengontrol emosinya, tak ingin ada keributan lagi antar dirinya dan Alfi.

"LANGIT!" Serunya lantang seraya berlari mendekati laki-laki itu.

Seluruh badan Langit sudah basah, tubuhnya sudah sepenuhnya masuk ke dalam kolam air mancur itu.

"Kenapa sih, suka banget main air." Alfi berucap lembut.

Tangan Langit meraih ujung dress yang Alfi kenakan, menarik gadis itu untuk mendekat ke arahnya. Alfi terkejut, ia tertawa kala air terciprat ke arahnya.

Ivan cemberut melihat kedekatan Alfi dengan pria di depannya. Namun tatapannya berubah saat melihat pria yang bersama Alfi adalah orang yang di temuinya tadi pagi.

"Kenapa, Van?" Tanya Alfi ketika melihat Ivan hanya diam.

"Nggak, aku nggak papa Fi." Jawab Ivan cepat.

Alfi mengangguk, ia kembali membujuk Langit untuk naik. Jika lama-lama dalam keadaan seperti itu, ia takut terkena demam lagi. Terlebih, Alfi juga mencemaskan kondisi Langit.

"Naik yuk." Ajaknya sembari menarik lengan Langit.

Langit menepis tangan Alfi. "Hu-jan," Gumamnya takjub.

"Mau main gelembung kan," Alfi menunjuk botol gelembung di tangannya.

Langit menggelengkan kepalanya sebagai penolakan. Dengan begitu Alfi membuka tutup botol gelembung lalu meniupnya hingga menghasilkan gelembung sabun yang berterbangan. Langit takjub melihat banyak gelembung di sekitarnya.

"Mau," Kata Langit.

"Naik dulu." Pinta Alfi.

Langit menurut, ia mengikuti langkah Alfi dari belakang. Namun beberapa detik kemudian, matanya menangkap sosok Ivan yang ada di sana. Langit gusar, ia masih mengingat saat Ivan memarihi dirinya dan dokter Rani saat kejadian di jalan raya tadi.

Alfi menyodorkan botol gelembung itu pada Langit. "Nih,"

"Kenapa?" Tanya gadis itu ketika sadar dengan perubahan sikap Langit.

Tangan Langit bergerak tak beraturan, ia risih dengan adanya Ivan di sana. Akan tetapi Alfi tidak mengetahui apa penyebab Langit seperti itu.

"Dia kenapa, Fi?" Ivan bersuara. "Kok aneh kaya gitu sih." Lanjutnya.

"Langit seorang autistik, tapi aku nggak tau penyebab dia kaya gini apa." Jelas Alfi.

Ivan terkejut bukan main, pantas saja saat pertemuannya di jalan tadi pria itu menunjukkan gelagat aneh. Dan kondisi Langit saat ini, bisa saja karena pertemuannya lagi dengan Ivan.

"Oh ya."

Alfi mengangguk. "Langit tenang ya, tenang." Ujar Alfi sembari menepuk lembut punggung Langit.

Kisah Dari Langit حيث تعيش القصص. اكتشف الآن