Malam Panas

90 3 0
                                    

🐳

Kekesalan di hati Ivan belum sepenuhnya sirna, senyum smirk di wajahnya sedikit membuat ngeri. Seorang perempuan mulai mendekat dengan dua gelas wine yang ada di tangannya. Satu untuknya dan satunya lagi tentu saja untuk laki-laki itu.

Sebuah kecupan singkat meluncur dari bibir mungil perempuan yang sudah berada tepat di Ivan. Ia tertawa kecil, sama sekali tak merasa keberatan saat tangan lentik itu menyentuh setiap inchi dari tubuhnya.

Ivan yang sedari tadi hanya diam, kini berbalik menjadi pemimpin permainan. "Kenapa? Suka?"

Perempuan itu tertawa kecil, menampilkan gigi putihnya yang berjajar rapi. Benar-benar manis, meskipun Alfi jauh lebih manis dan polos, pikir Ivan.

"Elina," Ujarnya memperkenalkan diri dengan centil.

Ivan mengambil uluran tangannya. "Ivan. But, you call me baby."

Lagi-lagi Elina tertawa, dan hal itu menjadi candu yang baru untuk Ivan. "Ba-by?"

"Yap." Sahut Ivan yang di susul oleh tawa keduanya.

Jarak antara Ivan dan Elina semakin menipis, memberikan kesan panas padanya. Padahal udara di club biasa saja, malah terbilang cukup dingin karena ac yang menyala.

Elina kembali memainkan jari-jarinya di tubuh Ivan, mengelus dada bidang laki-laki itu lalu meluncurkan tangannya kebagian bawah. Ivan menyukainya kala tangan Elina berhenti tepat di atas perutnya, ada sensasi geli bercampur merinding.

"Andai lo kaya dia, Fi." Gumam Ivan namun tak terlalu jelas didengar oleh Elina, karena suara musik yang bising.

Elina membuka sedikit mulutnya. "Hah?"

Ivan tergoda bibir ranum di depannya. Tanpa menunggu persetujuan dari Elina, laki-laki itu habis menyapu bersih melumatnya dengan panas. Elina tak melawan, ia malah hanyut dalam kenikmatan bersama Ivan.

"Sayang," Bisik Elina, ia juga memainkan matanya pada Ivan.

Ivan menarik napas dalam, ia kecewa karena permainan yang baru dimulai berhenti begitu saja. "Kenapa?"

"Jarak apartemenku nggak jauh dari sini, lanjut di sana bisalah." Ucap Elina, seraya mengedipkan sebelah matanya sebagi kode.

Ivan terkekeh, tidak biasanya ia seperti ini dengan wanita yang baru dikenalinya. "Yakin?"

Elina mengangguk, tangannya sudah menggandeng satu tangan milik Ivan.

"Let's go baby."

Elina tertawa dengan jawaban Ivan. "Baru ketemu aja udah bikin nyaman." Bisiknya.

"Nyesel kan, baru kenal sekarang." Sahut Ivan.

Elin berdiri seraya menarik Ivan dalam pelukannya. "Ayo!"

"Awww," Ivan terkejut, namun ia suka itu.

Keduanya berlalu meninggalkan club menuju apartemen Elina. Namun sebuah insiden kecil menyapa keduanya saat berada di parkiran. Seorang pria dengan masker di wajahnya menabrak kedua orang itu. Ivan ingin marah, namu niatnya urung karena ada Elina di sana. Ia tak ingin memberikan kesan buruk dipertemuan pertamanya.

"Sorry," Ucap pria itu.

"Kalau jalan pake mata. Mata lo buta, hah?" Cerca Elina.

Ivan tersenyum kecil. Selain bar-bar, ternyata Elina juga pemberani. Ivan suka itu, berbanding terbalik dengan Alfi. Sementara laki-laki bermasker itu malah asik menatap Ivan yang berbeda tepat di samping Elina.

Kisah Dari Langit Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz