Pemuda Tampan

152 7 0
                                    

🐳

"Iya Mah, ini Alfi lagi di rumah sakit."

" ... "

"Iya-iya, bentar lagi juga pulang."

" ... "

"Okay, Mah. Waalaikummussalam,"

Sambungan telepon terputus, gadis bernama Alfi itu menghela napas panjang. Bagaimana bisa ia memiliki adik semenjengkelkan Niko, benar-benar menyusahkan, pikiranya.

"Lo itu bandel banget sih Dek, siap-siap aja kena hukuman dari Mamah."

Sepanjang koridor rumah sakit, Alfi mengomel sembari memapah Niko adik semata wayangnya. Sementara pemuda itu hanya cengengesan tak jelas menanggapi ucapan sang kakak.

Niko tersenyum kecil melihat Alfi yang tak henti-henti memarahinya. "Astaghfirullah, kakak ku yang cantik. Bisa nggak sih diem dulu, bentar aja. Ya," Niko mengedipkan matanya ala puppy eyes.

"Idih, nggak ada imut-imutnya lo kaya gitu." Kesal Alfi yang disusul tawa renyah dari Niko.

Wajah Alfi memerah, tanganya mencubit kecil perut Niko. Membuat pria di sampingnya itu meringis kesakitan. Niko menoleh ke Alfi, namun tatapannya langsung mendapat tatapan nyalang yang diberikan dari sang kakak. Jika sudah seperti ini, Niko hanya bisa pasrah dan membungkam mulutnya rapat-rapat.

"Sus, tolongin adik saya. Pergelangan kakinya terkilir, terus kena pecahan beling juga. Kalau lukanya parah dan nggak bisa di sembuhin, amputasi aja." Jelas Alfi dengan tatapan mengerikan.

Niko meringis ngilu. "Tega banget sih Kak sama gue, nggak sayang apa sama adik satu-satunya ini." Ucapnya.

Suster cantik itu tersenyum kecil melihat interaksi kedua kakak beradik itu. Mungkin lucu atau menggemaskan untuknya, tapi tidak bagi Alfi dan Niko.

Setelah Niko dibawa oleh suster, Alfi akhrinya bisa tenang. Meskipun hanya beberapa menit, tapi cukup membuat gadis itu sedikit bersantai. Ia tak sabar ingin melihat omelan sang mama pada adiknya, Niko. Bukan karena tega melihat sang adik yang kena marah, tapi anak itu benar-benar susah untuk diatur.

Alfi merasakan pegal di kedua kaki, ia memutuskan duduk di kursi tunggu yang ada di koridor. Sembari menunggu Niko yang masih di dalam, ia mengeluarkan ponsel membuka aplikasi WhatsApp.

Terlihat beberapa pesan yang belum ia buka dari kontak yang Alfi beri nama Sayaaang.

Sayaaang:
'Yng kamu di mana? Jadikan ketemu malam ini?😊'

'Yng napa nggak bls?🥺'

'Bener-bener keterlaluan lo, Fi!🤬'

Alfi memijit pelipisnya, ia bingung harus memberikan alasan seperti apa pada Ivan. Pacarnya itu benar-benar over protective hingga alasan yang masuk akal pun tampak tak berarti di matanya.

Alfi:

'Sorry ya yng, aku lagi di rumh sakit. Tadi Niko kena insiden kecil,😔'

Jelas Alfi dengan jujur, selang beberapa detik Ivan membalas.

Sayaaang:

'Basi alasan lo! Dimana sekarang, gue mau ke sana.'

Alfi:

'Ini lagi di RS Medical Healthy, bentar lagi juga pulang.'

Sayaaang:

'Apaan nih maksudnya? Lo nggak mau gue jemput?'

Alfi menepuk jidatnya, ia benar-benar sudah melakukan kesalahan yang fatal.

Alfi:

'Bukan itu maksud aku,🥲' Belanya.

Kisah Dari Langit Where stories live. Discover now