036: bertemu mamah Yolan

82.6K 8K 260
                                    

Permisi, numpang lewat ya🙆‍♀️

Yaolo yaolo yaolo berdebu sekali ini lapak Udah berapa minggu ya gak aku kunjungin? Wkwkwk

Aku baru bisa update lagi karena hari ini beneran selo banget gais. Mohon maklum yaa

Semoga kalian gak bosen2 nungguin kelanjutan kisah WiLan. Luv u<33

Happy reading!!

***



Akhirnya beberapa saat kemudian tanpa berpamitan pada pemilik acara, Wira membawa Yolan ke bandara dengan helikopter yang menjemputnya di atas hotel.

Helikoper itu bukan milik Wira. Bukan juga milik markasnya. Melainkan milik Andika. Iyap, ayahnya Luna.

Jangan kaget karena keluarga Andika memiliki bisnis yang sukses di negara ini bahkan diakui hingga mancanegara.

Singkat cerita perjalanan yang harusnya ditempuh selama 1 jam menuju bandara kini hanya perlu 15 menit saja.

Andika juga memberikan pinjaman pesawat pribadinya yang biasa untuk bisnis ke luar negeri, untuk mengantarkan Yolan.

Semua terjadi begitu cepat dan tanpa direncana.

Selama perjalanan di pesawat menuju Jakarta Yolan banyak melamun. Dia sudah berhenti menangis tapi hatinya belum juga merasa tenang.

Wira yang sedari tadi ada di samping Yolan tidak henti-hentinya memperhatikan perempuan itu.

Wira pun berinisiatif ingin memberi Yolan minum. "Yolan, ini diminum dulu."

Yolan menoleh dengan lemas. Tanpa banyak menolak Yolan segera meminum air itu sedikit.

"Kamu tidur dulu aja nanti kalau udah sampai saya bangunin."

"Saya gak ngantuk bang." Jawab Yolan. Wira menghela nafasnya gusar.

Wira sungguh khawatir dengan keadaan Yolan. Setelah menangis sejaman kini mata Yolan sembab dan bibir nya memucat. Ditawarin makan pun Yolan menolak.

Ting!

Tiba-tiba ada chat masuk di ponsel Yolan. Karena fasilitas pesawat ini yang high class jadi selama penerbangan pun Yolan masih bisa berkabar dengan Mamahnya menggunakan wifi yang sudah tersedia.

Mamah: nak mamah titip doa ya. Papah mu masuk ICU.

Alangkah terkejutnya Yolan membaca isi pesan itu. Seketika tangis Yolan kembali terdengar.

Wira yang belum tau apa-apa kembali panik melihat Yolan menangis.

"Ada apa Yolan?"

"Papah, bang...." Jawab Yolan tak kuasa melanjutkan ucapannya. Tanpa berpikir dua kali Wira langsung menarik Yolan dalam pelukannya.

"Hiks. Papah....."

Wira cuma bisa mengelus-elus Yolan yang ada didekapannya dan ambil terus berdoa dalam hati untuk kesembuhan Papah Yolan.

***

Singkat cerita kini Yolan dan Wira sudah sampai di bandara Jakarta. Sudah ada orang utusan mamah nya Yolan untuk menjemput di sana.

Selama perjalanan sempat terjebak macet. Hal itu membuat Yolan kembali dilanda rasa gemas karena ingin cepat-cepat sampai rumah sakit. Namun akhirnya kini Yolan tiba juga di rumah sakit.

"Mamah!"

Mamah Yolan yang nampak kacau dan capek menoleh begitu dengar suara anaknya. Yolan segera berlari ke arah mamahnya dan memeluk wanita itu erat-erat.

Hi, Future!Where stories live. Discover now