045: haha hihi berdua

102K 8K 611
                                    

Tolong tandain yak yg typo. Terimakacii<33

Happy reading!!

***

"Silakan duduk bang. Sebentar aku buatan minum dulu." Yolan ngacir ke dapur membuatkan secangkir teh hangat dan menyiapkan beberapa cemilan yang ada di rumahnya untuk tamunya.

Wira hanya manggut-manggut saja. Dia tidak banyak bicara. Wira masih terngiang-ngiang soal ucapan Yolan tadi.

Wira calon suami saya.

Wira calon suami saya!

Wira calon suami saya!!!

Wira mengusap wajahnya ke belakang.

Begitu doang baper Wir.

"Bang Wira?" Suara Yolan menyadarkan Wira dari lamunannya. "Bang Wira mikirin apa? Puyeng amat keliatannya kaya lagi mikirin cicilan." Canda Yolan.

Wira tidak menjawab guyonan itu sebab hatinya masih ambyar. Wira segera mencicipi minuman buatan Yolan.

Tiba-tiba Yolan pindah duduk di samping Wira dan memukul badan laki-laki itu sekali.

"Aduh!" Kata Wira padahal tidak sakit sama sekali. Dia cuma akting saja. "Kok saya dipukul?"

"Gak tau pengen mukul aja." Ceplos Yolan dengan wajah tanpa dosanya.

Wira pun mengangkat sebelah alisnya bingung sambil terus menatap wajah Yolan.

"Sumpah tangan aku gerak sendiri Bang. Ngidam mukul bang Wira deh kayanya."

Ini tingkah bocah absurd banget. Iya in aja dah biar cepet.

"Pipi kamu kenapa Yolan? Kok merah gini?" Wira dibuat salah fokus dengan sebelah kiri pipi Yolan.

Sontak Wira mengusap pipi Yolan pelan. "Sakit?" Tanya Wira.

Hal itu membuat Yolan jadi keingetan soal Anna lagi. Dengan bibir yang cemberut Yolan pun mengadu. "Sakit banget tau Bang. Tadi ditampar sama kutu air itu kenceng banget."

"Kutu air?" Bingung Wira.

"Tadi cewek yang depan rumahku, yang minta dikenalin ke Bang Wira."

"Owh Anna?"

"Ish kok Bang Wira masih inget aja sih namanya!"

Wira meringis. "Kebetulan inget. Kan otak saya pinter, jadi gampang inget."

"Alah!" Bete Yolan. Tangan Wira sampai dijauhkan dari pipinya.

"Di rumah kamu ada es batu gak Yol?"

"Buat apa? Bang Wira mau minum es?"

"Bukan, itu buat pipi kamu biar gak bengkak."

"Owh buat pipi aku. Kirain bang Wira mau minum es." Kekeh Yolan. "Udah gapapa. Udah gak sakit kok. Gak akan bengkak juga pipi aku."

Mendengar bantahan dari Yolan, Wira pun menatap lama cewek itu. Seketika Yolan menciut dan segera menuruti apa kata Wira.

"Gila! Padahal dia cuma diem aja, gak ngomong apa-apa. Ngapa gue bisa langsung nurut??" Gumam Yolan sepanjang jalan menuju dapur.

Saat di depan kulkas tau-tau Wira menyusulnya.

"Sini biar saya aja yang ambilin." Kata Wira. Dengan senang hati Yolan pun menyerahkan ice bag nya ke Wira.

"Duduk yang anteng." Titah Wira saat keduanya sudah kembali ke ruang tamu.

Yolan tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain diam dan menurut. Ajaib banget ini Wira bisa buat Yolan yang batunya minta ampun, menjadi seekor kucing penurut.

"Rumah kamu sepi banget Yol." Kata Wira mencari topik pembicaraan sambil terus merawat Yolan dengan telaten.

"Ya kalo rame kebun binatang dong Bang."

Wajah Wira berubah masam. Yolan jelas tertawa melihatnya.

"Aduh! Aduh! Pipi gue."

"Kualat kan." Sahut Wira.

"Siap pak saya salah."

"Saya masih muda Yol...."

"Umur berapa coba??"

"Yang jelas dibawah umur 35."

Lagi-lagi Yolan terkekeh. "Iya Bang Wira gak tua kok. Cuma Hot aja."

Mata Wira langsung terbelakak kaget setelah mendengarnya.

HAHAHA gemesin banget om-om yang satu ini.

"Di rumah aku sendirian Bang. Bang Wira mau nemenim po??" Jail Yolan.

"Mau aja saya mah."

"Astagfirullah Abang gak boleh gitu! Kita kan bukan mukhrim!" Ucap Yolan sok-sok alim.

Wira jadi terkekeh. "Kan kamu yang nawarin."

"Iya juga sih. Yaudah kalo gitu boleh deh Bang Wira tinggal di sini."

Keduanya sontak tertawa bersama. Padahal gak ada yang lucu gak sih. Aneh banget mereka berdua.

"By the way anyway busway, Bang Wira gimana ceritanya bisa sampe sini?? Bang Wira lagi libur apa gimana? Eh tentara ada liburnya kan ya?" Yolan malah bingung sendiri.

"Ada. Ini buktinya saya lagi libur." Kekeh Wira.

"Owhh aku kira tentara gak ada liburnya."

"Ya capek dong. Kasian prajurit nya pada stres kalo kerja terus."

"Iya juga ya. Kasian keluarganya juga yang di rumah, pasti pada kangen."

"Kalo kamu, kangen sama saya gak Yol?"

Mata Yolan terbelakak dua-duanya. " Seriusan bang Wira nanya gitu?"

Wira mengangguk.

Soalnya saya kangen banget sama kamu.

Yolan lantas tertawa. "Kangen lah! Pake ditanya. Bang Wira kan udah kaya abang aku sendiri. Sumpah ya, ternyata punya abang itu enak. Apalagi abangnya baik banget kek bang Wira. Wihh jempol!" Yolan mengagungkan dua ibu jarinya pada Wira.

Wira hanya terkekeh aja. Dia sedikit kecewa dengar alasannya Yolan yang ternyata hanya menganggapnya sebatas abang.

"Kamu ada acara gak hari ini Yol?"

"Engga ada, aku udah free Bang. Aku habis sidang kemarin dan bersyukur lulus dongg!!!"

"Hebatnya." Puji Wira menepuk-nepuk puncak kepala Yolan. Wira sangat bangga pada Yolan. Walaupun Yolan keliatannya anak yang haha-hihi doang tapi nyatanya Yolan juga bertanggung jawab akan tugasnya.

"Kamu mau temenin saya keliling Jogja gak? Sekalian saya traktir ngerayain kelulusan kamu."

"Beneran ya??! Ya aku mau lah! Ditraktir cowok ganteng kok nolak. Rugiii."

Wira tertawa lepas.

***

Semoga bisa menghibur malam minggu kalian yang jomblo ituu wkwkw

Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Babyee✨️

Hi, Future!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora