-¹²

45 2 0
                                    

Masih dengan posisi Azga bersandar
di bahu kenzu, entah kenapa Azga pun merasa begitu nyaman, ini baru pertama kali baginya bersandar di bahu seorang laki-laki, dari kecil ia tak pernah merasakan, bagaimana rasanya kasih sayang seorang ayah, kini ia sudah hadir seorang laki-laki dalam hidupnya, yang entah lelaki itu bisa membuatnya bahagia atu tidak.

" Kamu enggak papa kan ?"Azga pun mengangguk.

Kenzu pun pun sedikit merubah posisinya agar berhadapan langsung dengan Azga, sementara Azga hanya bisa terdiam karena bingung apa yang akan kenzu lakukan.

Kenzu pun mengambil cadar Azga yang terlepas tadi lalu ia memasangkannya kembali di wajah Azga, setelah memasang kan cadar tersebut, Kenzu pun langsung beranjak dari duduknya dan pergi tanpa mengatakan apapun.

Azga pun masih terduk di pinggir kolam dengan semua bajunya yang sudah basah, ia hanya terdiam sambil memegang cadar yang baru saja kenzu pasang kan padanya.

" Ya Allah , hamba kenapa, kenapa begitu sepesial rasanya walu hanya di perlukan seperti itu"

Di dalam kamarnya kenzu Terus saja membayangkan bagaimana, wajah Azga.

" Agghh! kenpa jadi kepikiran terus"

Setelah kejadian siang tadi, kenzu Terus saja curi-curi pandang pada Azga yang sedang memasak di dapur.

Sementara Azga pun menjadi sedikit risih di perhatikan seperti itu oleh kenzu.

" Kenapa kenzu ngeliatin aku kayak gitu apa ada yang salah, ato baju aku ada yang gimana gitu"

Kenzu Pun di kagetkan oleh kedatangan kakek secara tiba-tiba.

" Ehemm" kenzu pun langsung mengambil koran di atas meja dan mulai pura-pura membaca koran tersebut.

" Udah kakek udah liat kok " kenzu pun hanya bisa mengaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu beranjak pergi dari ruang makan.

Setelah kepergian kenzu dari ruang makan barulah Azga, berani untuk menata makanan di meja.

" Azga..."

Azga yang merasa terpanggil pun langsung menoleh kearah sumber suara.

" Tolong kamu pangil kenzu kesini ya, buat makan siang bareng"

" Iya kakek"

Azga pun sedikit ragu untuk masuk kedalam kamar Kenzu walaupun kini kamar tersebut juga sudah menjadi miliknya, ia terus saja mondar mandir di depan pintu kamar, tiba-tiba muncul sebuah ide.

Ia pun kembali ke kamarnya yang dulu lalu mengambil buku dan polpen, lalu ia pun kembali ke depan pintu kamar kenzu.

Ia pun mulai menuliskan sesuatu di atas kertas tersebut," kenzu kamu di suruh sama Kakek baut keruang makan, tapi enggak ihhh " kenzu pun mencoretnya dan kembali menulis lagi.

" Aku pake apa ya , Kakak, mas , ato den , tapi kalok aku Mangil kakak sama mas, pasti dia marah, dia aja enggak suka sama aku " terlintas Kemabli di ingatan Azga bagaimana kenzu memperlakukannya secara kasar, akhirnya ia pun memilih untuk memangil Kenzu dengan sebutan den.

Ia pun kembali melanjutkan tulisnya, " den kenzu di suruh ke ruang makan sama Kakek " setelah selesai menulis Azga pun langsung merobek kertas tersebut dan langsung memasukkan lewat celah pintu, setelah itu Azga pun mengetuk pintu kamar kenzu.

Setelah mengetuk pintu kamar kenzu Azga pun langsung pergi.

Kenzu yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melilit di pinggangnya, pun mendengar suara ketukan pintu tersebut.

" Siapa ya , ya gue cek aja dulu " kenzu pun berjalan kearah pintu, saat ia membuka pintu ia tak menemukan siapa pun, saa ia ingin menutup pintu, tiba-tiba ia menemukan sebuah kertas.

KENZU Where stories live. Discover now