Bab 26 - Love Language

786 86 27
                                    

"Hari yang indah!"

Cho Kyu-Hyun menoleh ke sampingnya saat mendengar desahan lega yang keluar dari mulut Eun-Rin. Senyum manis di bibir gadis itu juga tidak kunjung menghilang, dan entah mengapa hal itu membuat Kyu-Hyun ikut merasa senang melihatnya.

Tak terasa hari sudah senja saat mereka selesai mengunjungi ibu Eun-Rin di pusat rehabilitasi. Dua orang itu berjalan berdampingan di pinggiran kota. Hembusan angin sejuk menyentuh helai demi helai rambut mereka, membuat hari itu terlihat jauh lebih indah seperti suasana hati mereka detik ini.

"Sudah lama sekali aku tidak merasa sebahagia ini," kata Eun-Rin di samping Kyu-Hyun.

"Aku juga," gumam Kyu-Hyun mengiyakan.

Gadis itu menoleh pada Kyu-Hyun. "Kau juga?" tanyanya heran.

"Hmm," balas Kyu-Hyun menganggukan kepala. "Aku bahagia karena kau mengizinkanku bertemu dengan ibumu. Beliau orang yang menyenangkan, aku ingin sekali mengunjunginya lebih sering," katanya lagi.

Eun-Rin menatap Kyu-Hyun dengan mata berkaca-kaca, terharu karena pria itu berkata bahwa ia bahagia bertemu dengan ibunya.

"Kalian tampak bahagia sekali saat menjelek-jelekkanku, seolah-olah itu hal yang paling seru. Aku menyesal membiarkanmu bertemu dengan ibuku," ucap Eun-Rin seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain, berusaha terlihat biasa-biasa saja padahal hatinya bergetar dengan perkataan manis Kyu-Hyun mengenai ibunya.

"Oh ya, membicarakan tentang itu. Apakah kau benar-benar pernah memakan upilmu sendiri?" tanya Kyu-Hyun teringat apa yang diucapkan ibu Eun-Rin padanya.

Eun-Rin mendengus sebal. "Memangnya kau sudah sesempurna itu sejak kecil? Semua orang pasti memiliki masa-masa memalukan dalam hidupnya," cetus Eun-Rin membela diri.

"Tapi aku tidak pernah memakan upilku sendiri," sahut Kyu-Hyun dengan ekspresi wajah yang menurut Eun-Rin sangat menyebalkan.

"Terserah," kata Eun-Rin mengibaskan tangannya tidak peduli. Percuma membela diri di depan Kyu-Hyun, pria itu justru malah makin mengolok-ngolok dirinya. Kalau dipikir-pikir ibunya juga menyebalkan, kenapa pula dirinya menceritakan masa lalu Eun-Rin yang memalukan kepada Kyu-Hyun.

Kyu-Hyun tersenyum melihat reaksi Eun-Rin. "Kau marah?" tanyanya sembari menyikut lengan gadis itu. Eun-Rin mendesis, dan mengusap kasar lengannya yang disentuh Kyu-Hyun.

"Jangan sentuh aku!" serunya ketus.

"Astaga, kau ini seperti anak TK saja. Diledek sedikit, marah," celetuk Kyu-Hyun.

"Apa kau bilang?" teriak Eun-Rin tidak terima disebut anak TK oleh Kyu-Hyun.

Kyu-Hyun menatap Eun-Rin dan tersenyum tanpa rasa bersalah. "Kubilang kau seperti anak TK," ulangnya santai.

"Kau itu sangat menyebalkan ya?" ujar Eun-Rin sebal.

"Oh ya?" sahut Kyu-Hyun seraya menautkan alisnya. "Apakah kau pernah melihat orang menyebalkan berwajah tampan sepertiku?"

"Ya Tuhan, dosa apa aku harus bertemu orang narsis sepertimu," keluh Eun-Rin sambil menggeleng-geleng kepala.

"Ya Tuhan, dosa apa aku harus bertemu perempuan galak, mudah marah, pernah makan upilnya sendiri..." kata Kyu-Hyun ikut meniru ucapan Eun-Rin sebelumnya.

"Hei, Cho Kyu-Hyun!"

Karena sudah tidak bisa menahan kekesalannya karena tingkah Kyu-Hyun, Eun-Rin pun memukul Kyu-Hyun menggunakan tasnya dengan membabi buta. Ia bahkan enggan mengindakan erangan kesakitan dari mulut Kyu-Hyun karena pukulanya yang luar biasa keras.

"Aw, sakit!"

"Rasakan ini! Dasar menyebalkan!" seru Eun-Rin masih belum mau berhenti memukuli Kyu-Hyun sampai dirinya puas.

Sweetest LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang