Bab 22 - Show Time

754 86 34
                                    

Tempat yang pantas untuk orang yang berdosa sepertimu.

Lee Eun-Rin bukan tidak mendengarnya, tetapi ia hanya berpura-pura tidak mendengarnya. Kenapa ia terus-menerus merasakan perasaan semacam itu? Kau tahu, perasaan menginginkan sesuatu yang teramat sangat besar, namun ketika kau mendapatkannya, kau justru malah merasa takut, dan merasa bersalah.

Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan maupun dosa juga merasakan seperti yang ia rasakan? Kau bersikeras untuk mengabulkan keinginanmu sendiri, tetapi kau tidak bahagia ketika sudah mendapatkannya.

"Walaupun dikatakan sebagai pesta perusahaan, banyak orang sudah tahu kalau pesta tersebut dilaksanakan untuk memperkenalkan pewaris perusahaan. Jadi, saya sudah memilih beberapa gaun yang ingin Nona kenakan ketika pesta nanti." Son Yo-Jin menunjukkan beberapa gaun yang sudah dipilih langsung olehnya ketika mereka datang ke butik langganan Lee Eun-Rin.

"Aku tidak suka gaun yang memiliki warna yang terlalu menonjol. Kalau bisa aku ingin mengenakan gaun berwarna soft, kalau bisa polos dan terlihat sederhana. Aku harus tetap merendah untuk terlihat paling terbaik," kata Eun-Rin kepada Yo-Jin.

"Dengan senang hati, Nona." Yo-Jin membungkukan kepalanya dengan sopan tanda ia memahami betul apa yang diinginkan majikannya. Yo-Jin pun meminta pramuniaga di sampingnya untuk membantu memilihkan gaun sesuai yang diinginkan Eun-Rin.

"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?" Tiba-tiba saja pramuniaga yang lain menyambut menyambut kedatangan pelanggan ke butik ini.

"Bukankah katamu tidak ada yang buat janji hari ini selain Nona Eun-Rin?" tanya Yo-Jin kepada pramuniaga di sampingnya.

"Iya, saya sudah mengecek jadwal, dan tidak ada yang membuat janji berkunjung hari ini. Sepertinya itu pelanggan biasa. Kami akan segera mengurus itu," katanya segera berjalan untuk melihat siapa orang yang berkunjung ke butik mereka.

Eun-Rin mendesah pelan, ia mengambil salah satu majalah yang ada di meja di depannya sambil melihat-lihat isinya.

"Kami mohon maaf sekali, Nyonya. Untuk hari ini kami tidak diperbolehkan membuka pengunjung ini untuk pelanggan biasa. Kami hanya melayani pelanggan VVIP, dan yang sudah membuat janji," jelas pramuniaga itu dengan nada rendah.

"Oh sungguh? Apakah hari ini boleh membuat janji? Kami berdua harus datang ke sebuah pesta, dan butik ini yang paling direkomendasikan. Jadi kami datang ke sini tanpa mengeceknya lebih dulu," ucap seseorang yang diduga pelanggan yang berkunjung.

Gerakan tangan Eun-Rin mendadak berhenti saat merasa suara yang masuk ke telinganya terdengar tidak asing. Ia bangkit berdiri lalu melangkahkan kakinya untuk melihat langsung ke asal suara tersebut. Yo-Jin mengerutkan dahinya bingung, namun ia memutuskan untuk mengikuti Eun-Rin dari belakang.

Ternyata dugaan Eun-Rin tidak salah, kini di depannya benar-benar ada seorang ibu dan anak perempuannya berdiri dengan senyum kikuk.

Eun-Rin menoleh ke arah Yo-Jin lalu sedikit menggerakkan dagunya sebagai kode. Yo-Jin menundukkan kepalanya langsung paham apa maksud dari majikannya.

"Tidak apa-apa, Ibu. Kita bisa mencari butik yang lain," ujar perempuan yang berdiri di samping ibunya.

"Tapi Ibu tidak mau kau sampai salah kostum atau semacamnya. Di sini, mereka mungkin bisa menyarankan gaun yang harus kau kenakan," bisik ibunya yang suaranya masih terdengar.

"Ada apa ini?" Eun-Rin berjalan mendekati dua orang tersebut. Kontan dua pramuniaga itu meminggir ke samping, dan membungkuk sopan kepada Eun-Rin.

"Kami akan segera mengurusnya, Nona. Nona tidak perlu khawatir," ujar pramuniaga itu ketakutan karena tidak berhasil mengendalikan hal-hal tidak terduga semacam ini.

Sweetest LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang