Bab 21 - I Wanna Protect You

894 96 38
                                    

Kebohongan yang menakutkan.

Baiklah, tenang Lee Eun-Rin. Kalau kau tenang, semuanya akan baik-baik saja.

"Aku juga tidak tahu," sahut Eun-Rin pada Kyu-Hyun dengan wajah polos. "Maksudku, aku tidak bisa memahaminya kalau didesak seperti ini. Bisa kau jelaskan semuanya secara perlahan?" Eun-Rin menatap anak remaja laki-laki itu dengan senyum lebar.

Sepertinya remaja lelaki dan ibunya itu sudah terlanjur bahagia karena telah bertemu malaikat penolongnya, mereka berdua saling bertatapan seolah tak menyangka bisa bertemu perempuan yang mereka cari tahu dimana keberadaannya hanya untuk sekadar mengucapkan terima kasih.

"Beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba saja kami didatangi yayasan yang memberikan bantuan secara finansial. Yayasan itu memberikan beasiswa sekolah padaku, dan memberikan rumah yang layak kepada kami. Saat kami bertanya siapa saja yang mensponsori bantuan yang besar itu, salah satu mereka mengatakan bahwa nama pemberi bantuan itu hanya satu orang, dia bernama Lee Eun-Rin. Beliau juga mengatakan kalau Lee Eun-Rin merupakan orang yang terkenal, karena itu saya mencari tahu tentang Anda. Apakah benar Anda Lee Eun-Rin yang telah memberi bantuan kepada kami?" Remaja laki-laki itu menjelaskan semuanya sambil mengusap air matanya yang menetes tanpa dipinta.

Kyu-Hyun terbelalak terkejut mendengar pengakuan wanita yang dipanggilnya bibi itu. Ia menatap lekat-lekat Eun-Rin meminta tanggapannya. Eun-Rin memberi bantuan sebesar itu?

"Benarkah itu? Kau memberikan bantuan pada bibi dan Ki-Hyun? Bagaimana bisa?" tanya Kyu-Hyun tidak percaya. Lee Eun-Rin ini benar-benar kejutan, Kyu-Hyun bisa melihat sisi berbeda dari gadis ini yang sebelumnya tak pernah ia sadari.

Eun-Rin berdeham kecil. "Tentu bisa. Memangnya kalau ingin memberi orang lain bantuan harus pilih-pilih? Aku juga tidak tahu kalau mereka orang yang kau kenal," sentaknya pelan pura-pura tersinggung dengan perkataan Kyu-Hyun

Gadis itu mengalihkan pandangannya pada Ki-Hyun dan ibunya. "Aah, ternyata begitu ceritanya" kata Eun-Rin mengangguk-nganggukan kepalanya. "Sejujurnya ini bukan hal yang perlu saya jabarkan dengan gamblang, karena saya pribadi tidak mengetahui penerima bantuan dari yayasan tersebut. Tapi karena kita bertemu dengan cara seperti ini, saya lega karena bantuan yang saya berikan benar-benar digunakan dengan baik. Senang bertemu dengan kalian." Eun-Rin membungkukan kepala kepada dua orang di hadapannya.

"Tidak... Tidak... Oh, astaga. Saya sangat ingin berterima kasih kepada Anda. Setiap hari saya berdoa agar bisa bertemu dengan perempuan sebaik Anda." Wanita itu mengibaskan-ngibaskan tangannya agar Eun-Rin tidak membungkuk kepadanya. Ia menyentuh kedua tangan Eun-Rin, dan menggenggamnya erat.

"Terima kasih, Nona Eun-Rin. Terima kasih..." Wanita paruh baya itu menangis tersedu-sedu di hadapan Eun-Rin.

"Terima kasih, terima kasih..." Han Ki-Hyun juga membungkukkan kepalanya berkali-kali berterima kasih kepada Eun-Rin. Sedangkan Cho Kyu-Hyun tersenyum, merasa tersentuh.

Eun-Rin terenyuh melihat respon dua orang di hadapannya. Padahal menurutnya apa yang ia lakukan bukan hal besar, jumlah uang yang diberikan juga tidak banyak, tapi kenapa ia seolah-olah sudah menyelamatkan dunia sebuah keluarga?

***

Kim Se-Ran menyiapkan makanan yang sudah ia buat di meja makan kecil di atas lantai. Ia tidak bisa menyembunyikan ekspresi bahagia di wajahnya karena bisa bertemu dengan seseorang yang telah menyelamatkan keluarga kecilnya dari kehancuran.

"Sepertinya Bibi tidak senang bertemu denganku," sindir Kyu-Hyun pada Se-Ran yang tak henti-hentinya menatap Eun-Rin.

"Apa yang kau katakan? Aku tentu senang bertemu denganmu, tapi aku lebih senang bertemu dengan Nona Eun-Rin. Aku seneng kau memiliki pacar secantik dan sebaik Nona Eun-Rin. Rasanya seperti keajaiban."

Sweetest LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang