BAB 11 : Sebuah Berkah

92 3 0
                                    

Pada pekarangan rumah di pedesaan kecil, Grace Moralez tengah membantu menjemur tumpukan pakaian. Ia terlihat sungguh berbeda.

Rambut yang sebelumnya sepanjang bahu kini dipotong cepak. Ditambah tubuhnya semakin kurus, nampak seperti seorang pria jika dilihat dari belakang.

Dia kabur ke Crownestville. Sebuah pedesaan terpencil di perbatasan California. Sudah hampir dua bulan dia menumpang di rumah warga yang berbaik hati mengizinkannya tinggal untuk sementara.

Pemandangan desa dipenuhi berbagai macam panen serta ladang jagung sebagai sumber kehidupan.
Jarak antar rumah lumayan jauh, lantaran populasi desa tidak begitu banyak.

Di sana tinggal sepasang suami - istri tua yang tidak ramah, wajahnya selalu terlihat cemberut. Mereka tidak suka dengan kehadiran orang asing di wilayah pedesaan.

Sang istri tua tengah duduk di kursi goyang depan balkon, sambil bertanya dalam hati.

"Siapa ya laki - laki yang sedang menjemur itu ? Sudah sebulan tinggal di sana, gak tau malu."

Kemudian dia menghampiri suaminya yang sedang memotong bongkahan kayu di halaman depan.

Langkah wanita itu sedikit pincang lantaran memiliki kelainan pada tulang kakinya.

"Siapa sih dia? Bukan warga sini ya?" sambil menunjuk ke arah Grace.

Suaminya hanya mengerutkan dahi. "Sudah aku awasi orang itu dari kemarin."

"Lebih baik kita langsung ke sana, nggak usah tunggu lama - lama lagi." saran sang istri tua.

Tanpa pikir panjang, pasangan berwajah muram tersebut berjalan menghampiri Grace.

Sang suami masih menggenggam kapak ditangannya dan terlihat sangat mengerikan.

"Hey anak muda ! Siapa namamu?" ucap pria tua itu dengan suara lantang. Membuat Grace terkejut.

"N-nama saya C-Cindy, Pak" ucap Grace secara spontan dalam keadaan panik.

"Loh? Ternyata perempuan.."

"Kamu salah satu anggota keluarga mereka?"

"I-iya, pak. Saya saudara jauh." sambil mengangkat ember yang sudah kosong ia bergegas masuk ke dalam rumah.

Pasangan tua itu kemudian berjalan pulang, namun salah seorang warga menyaksikan interaksi mereka lantas menanyakan hal serupa.

"Siapa laki-laki barusan?"

"Dia perempuan. Namanya Cindy, tapi sepertinya tidak meyakinkan." jawab sang suami.

Kemudian sang istri mulai gerah dengan keberadaan Grace dan berencana mengusirnya.

"Sebaiknya kita panggil polisi saja. Aku tidak nyaman dengan keberadaan orang itu. Gerak - geriknya mencurigakan."

"Iya aku setuju. Semenjak dia ada di sini, ayam - ayam ternak-ku banyak yang mati secara mendadak. Seperti sebuah pertanda buruk bagi kita semua."

Warga lain yang mendengarkan juga ikut andil dalam rencana keji wanita tua tersebut.

Akhirnya, sepasang suami - istri tadi berjalan cukup jauh demi menghampiri rumah kepala desa. Mereka mengatakan rumor palsu agar kepala desa tergerak menghubungi polisi setempat.

Tak lama kemudian, seorang polisi datang menghampiri rumah yang ditempati Grace dan mengetuk pintunya.

"Permisi. Selamat pagi."

Seorang anak laki-laki di dalam rumah mengintip lewat jendela seraya berseru, "Ada polisi !"

Seisi rumah menjadi panik, Grace segera mengambil tas ranselnya lalu keluar menuju pintu belakang yang terhubung dengan dapur.

Pesta Anjing |On-Going|Where stories live. Discover now