BAB 6 : Mesin Waktu

95 5 1
                                    

"Ah... Aduh, sakit."

"Mmm.. sedikit lagi,"

"Aaahhh !!"

"Akhirnya."

Thomas Armstrong, selaku divisi sumber daya manusia The Killa Beauty, tengah mencabuti bulu alisnya dengan pinset.

Ia ingin membuat alisnya itu runcing di ujung agar mudah dibentuk.

Wajahnya dirias sedemikian rupa, dengan eyeshadow, lipstick, bahkan bulu mata palsu.

Terlihat ruangan kerjanya yang amat meriah, dipenuhi pernak pernik berkilauan.

Bahkan ada bola disko mini terpasang pada meja. Yang jika dinyalakan seketika ruangan berubah menjadi lantai dansa.

Mengenakan baju ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya yang chubby namun seksi, katanya.

"Tok.. tok.. tok"

"Permisi, pak." Seorang karyawan mengetuk pintu. Ia datang menemui Thomas untuk membahas rencana pengunduran dirinya.

"Bapak!? Queen.. darling !! Silahkan masuk" Ia senang jika dirinya dipanggil dengan sebutan Queen.

Kemudian karyawan itu duduk di kursi dengan wajah murung,
"Jadi apa masalahmu, darling?"

"Semenjak perusahaan berada dibawah pimpinan Ingrid, komplain mengenai kualitas produk meningkat. Hampir setiap jam. Aku nggak sanggup lagi Queen !!

Ucap karyawan itu yang menjabat sebagai costumer service.

Kini sudah ada lima karyawan ingin mengundurkan diri dalam kurun waktu kurang dari sebulan.

Dan semua mengatakan hal yang serupa. Bahwa citra perusahaan menjadi memburuk dibawah naungan Inggrid.

Karena itu Alexa Green, selaku divisi pengendalian mutu dan kualitas. Dipanggil ke ruangan untuk ditanyakan pendapatnya mengenai produk - produk The Killa Beauty.

"Alex, darling. Apa benar kualitas produk kita menurun?" ucap Thomas sambil menatap cermin lipatnya.

"Iya, pak. Eh, maaf.. Queen." Ia mengeluarkan setumpuk laporan dan melanjutkan.

"Inggrid mengurangi biaya produksi, sehingga bahan dasar digantikan dengan yang kualitasnya lebih rendah." Kemudian ia membalikkan kertas laporan ditangannya.

"Kita sampai menunda perilisan produk terbaru. Karena respon dari masyarakat terbilang negatif." Alex menunjukkan tabel statistik yang menurun secara drastis.

"Aduh darling... pusing kepalaku.
Pusing, namun harus tetap cantik." ucapnya sambil terus menatap cermin.

"Ngomong - ngomong soal kualitas produk. Lihat deh foundation diwajahku. Biasanya tidak retak seperti ini" Thomas menggunakan produk foundation The Killa Beauty diwajahnya.

"Aduh.. jadi terlihat murahan. Aku akan beralih ke produk lain, darling."

-

Fransesca Goldman telah meninggalkan kediaman Richborn dengan membawa rasa malu.

Sementara Inggrid masih terbaring lemas di atas ranjang. Kemudian ia bertanya pada seorang pelayan yang sedang mengkompres jidatnya.

"Tua bangka itu sudah pulang?"

"Sudah, baru saja keluar gerbang."

"Baguslah, sekarang kamu pergi. Aku ingin beristirahat."

Lantas pelayan itu keluar dari kamarnya.

Pesta Anjing |On-Going|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang