BAB 8 : Binatang Buas

83 4 0
                                    

Bel elevator berdenting, pintunya terbuka perlahan memperlihatkan sepetak ruang yang biasa saja.

Namun, dimata Aiden dan Diana semua menjadi terlihat spesial. Ruang elevator sempit itu terasa nyaman bagi mereka yang dicumbu asmara.

Menuju lantai sembilan seperti melewati puluhan lantai. Momen terasa lamban seperti dalam mode slow motion.

Pantulan kaca di tiap sisi elevator memperlihatkan mereka berdua yang tengah bergandengan tangan.

Aiden terlihat sangat rapih dengan setelan kemeja kotak-kotak sedangkan Diana lusuh setelah seharian berada di luar.

"Kaya burung merak, spesies jantannya lebih glamor." ucap Diana dalam hati sambil cekikikan.

"Kok ketawa? Muka ku culun ya?" Aiden membuat ekspresi wajah jelek.

Diana tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya yang konyol itu.

Sesampainya di lantai sembilan, mereka berjalan berdampingan menuju unit 915.
Unit apartemen Diana yang berada di ujung lorong, walaupun kecil tapi bergaya modern.

"Badanku lengket banget, belum mandi seharian." kata Diana.

"Pas kamu mandi, aku bakal siapin sesuatu. Jangan ngintip ya !" ucap Aiden.

"Ihh, ga sabar deh." Diana langsung mengambil baju dari lemari, lalu berlari kecil ke kamar mandi sambil membawa peralatan make-up nya.

Dari dalam tas kertas bewarna cokelat. Aiden mengeluarkan barang - barang yang sudah dia persiapkan.

Mulai dari menggeser meja ke tengah ruangan, kemudian menempatkan kain satin putih diatasnya yang menjuntai seperti taplak meja di restoran ternama.

Ia pasangkan pita merah di sandaran kursi yang diposisikan saling berhadapan.

Di atas kain satin itu ditaburkan serpihan bunga mawar untuk dekorasi, lilin - lilin kecil yang berdiri di tengahnya, serta dua buah gelas wine dengan sebotol anggur putih.

Aiden juga menghangatkan Gumbo Special itu dengan api sedang di dapur. Hingga mendidih dan mengharumkan seisi ruangan. Lalu ia tuangkan perlahan ke mangkuk.

Dua mangkuk Gumbo Special yang sudah siap diletakkan berdampingan bersama sendok dan gelas wine.

Dari dalam kamar mandi Diana bertanya, "Sudah boleh keluar belum?"

"Tunggu sebentar !!", Lekas Aiden meredupkan lampu seraya menghubungkan ponselnya dengan speaker bluetooth.

"Ok !! Kamu boleh keluar sekarang.",
Ucapnya sambil memencet tombol play pada ponsel.

Sebuah alunan lagu klasik terdengar. Suara piano itu sangat lembut menenangkan hati.

Diana perlahan melangkah keluar kamar mandi. Terlihat sangat cantik mengenakan dress putih nan anggun serta riasan wajah yang alami.

Rambut lurusnya berkilauan terkena cahaya dari lilin - lilin itu.

Aiden terpesona melihat kekasihnya itu bak seorang bidadari.

Diana juga terpesona dengan sekelilingnya, hasil kreasi Aiden yang kreatif itu sangat menggemaskan sekaligus romantis.

Lalu Aiden menggeserkan kursi untuk Diana dan mempersilahkannya duduk.

"Silahkan duduk Princess Diana." ucapnya sambil membungkuk seperti pelayan restoran.

Mereka duduk saling berhadapan dan tidak bisa berhenti tersenyum.

Diana seperti sedang bermimpi, tidak percaya bahwa pacarnya yang konyol itu menjadi sangat romantis malam ini.

"Selamat makan."

Pesta Anjing |On-Going|Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon