14. Ahmad Arkanza Davendra

52 13 9
                                    

"Sok paling tau tentang Arkanza, nih ya mba, kalau di telisik lebih dalam, justru saya yang paling tau Arkanza, situ cuma nemenin 3 tahun,"

"Dan, selama itu juga, situ cuma jadi temen gabutan suami saya. Karena apa? Karena, suami saya udah jatuh cinta banget sama Putri, cinta pertama dia. Berhubung saya yang tertulis di Lahul Mahfuz nya Arkanza Davendra, jadi Allah menggerakkan hati Arkanza untuk mencintai saya begitupun saya," Mala menjeda kalimatnya karena minuman datang. Ia bersikap selayaknya Mala yang asistennya kenal.

"Ada lagi, nyonya?"

"Ga ada,"

"Kalau begitu, saya permisi," Mala hanya mengangguk pelan.

"Ih, sebenernya nih ya, Arkanza bukan tipe saya. Tapi ga tau kenapa tiba-tiba tertarik sama dia. Wajar aja sih, suami saya kan pesonanya luar biasa, sampai-sampai tante-tante modelan mba nya tertarik," ucapan Mala diakhiri senyuman yang amat dipaksakan.

"What the fuck, kamu bilang saya tante-tante?"

"Iya," balas Mala sambil menyeruput minumannya, dengan gaya seperti nyonya besar.

"Anda hanya perempuan beruntung yang dipilih Arkanza untuk jadi teman tidur nya,"

"Aduh mba nya, saya sakit hati loh dengernya. Eh, tapi bener sih, tapi ga cuma temen tidur tau, kadang jadi temen makan, temen gabutan, temen bergadang, bahkan temen mandi lo, eh astagfirullah,"

"Ya Allah kenapa hilang kendali nih mulut," batin Mala sambil menutup mulutnya.

"Kenapa? Skakmat yah? Mba, kalau mau buat Nirmala sakit hati, mikir lebih keras ya. Nirmala tuh lahir ditengah padepokan, yang bisa bisa dibilang keras dalam mendidik. Jadi, omongan mba nya ga bakalan masuk hati,"

"Lalu, apakah kamu tau, akhir-akhir ini Arkanza pergi ke clubbing?"

"Tau dong, apa sih yang ga Nirmala tau tentang suami saya, bahkan, kedatangan mba nya udah saya prediksi loh. Makanya saya bisa ngomong panjang lebar,"

"Rupanya, Arkanza salah pilih pendamping. Tidak mungkin dia mau dengan orang seperti anda,"

"Dan pastinya juga ga akan mau sama situ, apaan dah aurat diperlihatkan,"

"Nirmala, ternyata anda seyakin itu kalau Arkanza setia, apa kamu tidak curiga kalau suami anda macam-macam diluar sana?"

"Buat apa curiga, ga penting juga,"

"3 tahun bersama Arkanza, rasanya bukan waktu yang sebentar. Yakin, kalau Arkanza mencintaimu?"

"Ya Allah, mba, nanya itu mulu, capek saya jawabnya. Mau dia selingkuh, mau dia ga cinta sama saya, itu bukan urusan saya. Dia udah janji didepan orang tua saya, didepan banyak orang, dan yang lebih penting, dia udah janji didepan Allah, kalau dia mengingkari, berarti urusannya sama Allah, bukan sama saya," balas Mala enteng. Merasa kalah telak dengan Mala, Rinjani pergi begitu saja. Ah, sepertinya dia salah menilai seorang Nirmala.

"Waalaikumsalam, lain kali bertamu bawa bingkisan dan diminum minumannya, mubazir kan. Tamu ga tau diri," gerutu Mala sambil membenahi meja.

"Eh, umi ngapain? Pak Jaja!"

"Saya tuan,"

"Kamu gimana sih, masa istri saya yang harus membereskan semuanya?"

"Maaf tuan,"

"Udah kak, lagian cuma beberes sedikit, lanjutin ya pak, saya keatas dulu,"

"Baik nyonya,"

Mala menggiring Arkan untuk masuk kekamar. Wajah Arkan udah pengen dipuk-puk sama Mala. Maklum, jiwa manjanya keluar.

"Tadi, aku kesindir loh, pas kamu ngomong masalah setia,"

"Kesindir gimana tuh? Beneran ada apa-apa nih,"

"Ga ada sayang, beneran deh, dihatiku cuma kamu,"

"Heleh, dahlah, Mala mau tidur, assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, aaa jangan tidur duluuu," ucap Arkan sambil memeluk Mala.

"Kenapa?"

"Elus-elus dulu kepala aku, biar bisa tidur," yang mau ngatain Arkan boleh banget kok.

"Iya, abi. Kalau Zani lahir ga boleh gini loh,"

"Insya Allah,"

"Insya Allah, Mal, kalau kakak udah ga sama kamu. Masa-masa ini mungkin akan jadi kenangan buat kamu. Terus do'ain kakak ya, biar bisa disamping kamu terus sampai kita menua," batin Arkan.

*:..。o○ ○o。..:*

"Bagaimana?"

"Untuk beberapa bulan kedepan, saya sarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang tidak sehat, karena itu akan sangat berpengaruh untuk kesehatan anda. Kalau seperti ini terus, kemungkinan, tulang belakang anda tidak bisa digunakan untuk cangkok anak anda nantinya. Begitupun ginjal anda,"

"Terimakasih dok, akan saya usahakan itu,"

*:..。o○ ○o。..:*

Siang yang cerah. Seorang wanita hamil tengah menyantap cilok dikantin. Ia merindukan semua jajanan kantin.

"Mala," ia menoleh dan mendapati temannya.

"Ria, tumben, si Umay mana?"

"Ih, aku tuh lagi sebel sama dia. Masa dia ga nyamper aku? Padahal dia udah janji hari ini mau jalan seharian full,"

"Sejak pacaran sama Umay, pakenya aku-kamu ya, gue yang denger pengen nampol tau ga,"

"Ya Tuhan, Mal, julit banget sih, kit ati gue,"

"Gini ternyata, kalau Anak Tuhan bucin sama Hamba Allah. Ini tuh Maulid Nabi, dia lagi panitia di pesantren, update dikit lah,"

"Hehehe lupa gue,"












Siapa tuh yang nemuin dokter? ~ Arkan

Lah mana lah saya tau

Mak, jangan gantung readers gue dong ~ Arkan

My hobyyy

AA Davendra 2 [End]Where stories live. Discover now