4. Ahmad Arkanza Davendra

59 17 3
                                    

Suasana padepokan masih sama seperti dulu, namun, suasana hati Mala yang tak sama. Dulu saat datang kemari ditemani Arkan dan ocehan kocak, namun, sekarang bersama ibu mertua dengan rasa penyesalan yang dalam.

"Assalamu'alaikum," pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita parubaya.

"Mala,"

"Umi," Mala langsung memeluk Fina dan menangis.

"Kenapa, Ray?"

"Didalem aja Fin," Fina mengangguk dan mempersilahkan keduanya masuk.

Sementara itu, Arkan tengah berada di rooftop. Ia tengah merenung. Seseorang menepuk pundaknya, Arkan berdecak. Orang yang ingin sekali ia habisi.

"Ngapain?" tanya Arkan.

"Gue minta, maafin Mala, jangan nyalahin Mala, Ar, dia ga salah," ucapnya.

"Pergi,"

"Gue yang maksa Mala, padahal Mala udah nolak keras,"

"Pergi!"

"Jangan pernah lepasin Mala, Ar,"

"Gue bilang pergi, ya pergi bangsat!"

"Okey,"

"Gue ga bisa benci sama lo, Mal," batin Arkan.

"Tapi, rasa kecewa gue juga besar,"

Seringai licik ia terbitkan. Sebuah ide muncul di benaknya. Ia rasa, dua minggu merupakan waktu yang cukup untuk memberi pelajaran mereka semua, termasuk Mala.

"Gue akan bales lo, Mal,"

*:..。o○ ○o。..:*

16.34

Rumah dengan nuansa putih berpadu dengan hijau tampak sepi. Rumah yang sudah ditinggalkan selama 3 minggu lamanya. Rumah yang membawa kebahagiaan bagi seorang Arkanza Davendra. Namun, rumah itu juga yang membuat kekecewaan nya tumbuh. Orang yang selama ini ia percaya malah mengecewakannya.

"Pertunjukan akan dimulai, Nirmala," lirih Arkan dengan seringainya.

Kakinya mulai melangkah memasuki rumah tersebut. Hal pertama yang ia lihat adalah foto pernikahannya dengan Mala. Ia langsung mengecek ponselnya.

"Huft, aman," lirihnya.

"Kangen banget gue, sama nih rumah," atensinya teralih saat seseorang membuka pintu utama.

"Ngapain?" tanya Arkan dengan nada datar.

"Ar,"

"To the point, gue males liat muka lo,"

"Ar, gue minta sama lo maafin Mala. Rencana ini bukan murni kesalahan Mala,"

"Terserah gue, Nis, siapa lo?"

"Gue sepupu lo, gue berhak ngomong atas ini. Karena gue juga terlibat,"

"Sepupu? Sejak kapan? Lo bukan anak kandung Uncle Fen, dari mana sepupunya?" Anis terdiam. Jujur, ia paling sensitif jika mengungkit hal itu.

"Apalagi, setelah kejadian kemarin. Gue bener-bener kecewa sama kalian semua,"

"Gue paham, tapi bisa ga lo maafin Mala, cukup Mala, dia lagi ngandung anak lo,"

"Masalah anak gue, gue bakal tetap tanggungjawab, kalau Mala ngidam pun bakal gue turutin, tapi buat maaf, ga dulu deh, makasih," balas Arkan.

"Maafin Arkan, Ya Allah, udah ngomong gitu," lanjutnya dalam hati.

"Dah sono pergi, ga guna juga lo di sini,"

"Tap-"

"Pergi, Nis!"

"Okey, assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam," lirihnya.

Arkan memilih pergi kedapur untuk menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri. Masakan sederhana tapi bisa buat perut kenyang. Tapi, ia jadi teringat dengan Mala. Apalagi dapur menjadi tempat terakhir ia memenuhi ngidam Mala. Rasa rindu pasti adanya, namun, rasa kecewa nya masih mendominasi.

"Mala, lo buat gue stress,"

*:..。o○ ○o。..:*

Malam semakin larut. Rasa sakit di perutnya belum juga mereda. Ia hanya ingin Arkan ada disamping nya dan mengusap perutnya. Panggilannya selalu saja ditolak oleh Arkan.

"Kak, Mala kangen," lirihnya.

"Maafin umi ya sayang,"

Abinya Zani💕

Kak, perut Mala sakit

Zani kangen sama kakak

Kak, bisa jemput Mala di padepokan?

Kakak sibuk ya, sampai ga bales pesen Mala?

Mala kangen kakak

Mala kembali mengusap perutnya. Arkan benar-benar tak memperdulikan nya. Ia menyesali semua yang terjadi beberapa hari yang lalu. Tepatnya tanggal 2 Oktober, yang menjadi hari spesial suaminya. Ya, Arkan berulang tahun di hari itu, tepat 22 tahun.

"Kita tidur dulu ya, pasti besok abi dateng,"

Melihat itu, Raya ikut geram dengan putranya. Ia tak pernah mengajari putranya memperlakukan perempuan seperti ini.

"Assalamu'alaikum," Raya langsung berkacak pinggang kala mendengar suara itu. Suara putranya.

"Waalaikumsalam, masih ingat ternyata? Bunda kira kamu lupa kalau udah punya istri,"

"Maaf,"

"Pantes, kesininya sama Achaz, ceramah apa Chaz sampe nih anak manut?"

"Ceramah tentang siksa kubur, misi dong bun, mau ketemu anak,"

"Kamu harus minta maaf sama Mala,"

"Dih, yang salah siapa,"

"Arkanza,"












Akur! Kaga akur gue hiatus in

Ini akur mak ~ Arkan

Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaa, janlup juga buat follow IG rp mereka

@dav.arkanza
@maladisti
@achaziabizar
@yonandadrian
@jenoakrian
@anishakila91
@rahelyamey

AA Davendra 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang