9. Ahmad Arkanza Davendra

63 15 3
                                    

Hari ini jadwal Arkan sidang skripsi. Hanya itu, setelahnya ia akan pulang, ah tidak, maksudnya ia akan mengawasi istrinya dari jauh. Arkan berdecak kala melihat Mala datang dengan beberapa orang.

"Pulang naik taksi, ga usah manja," ucap Arkan pada Mala. Mereka tengah berada di rooftop.

"Ta-"

"Ar, jangan kayak gitu sama Mala," potong Ainsley.

"Kenapa?"

"Mala lagi hamil anak lo,"

"Siapa yang bilang hamil anak Achaz?" Arkan langsung beristighfar didalam hati. Demi rencananya.

"Kesabaran gue habis ya, lo boleh marah sama kita, benci sama kita, tapi kita mohon sama lo, maafin Mala," ucap Ara.

"Bener yang dibilang Bang Vino, lo terlalu lebay. Lo cowo bukan sih?"

"Cowo juga punya hati. Cowo juga bisa kecewa. Emang cuma perempuan yang boleh kecewa? Mungkin, dalam sudut pandang kalian, gue lebay, ga gentle, karena masalah itu gue diemin kalian. Tapi kalian mikir ga, efek nantinya? Kalau sewaktu-waktu, gue jauh dari Mala, terus gue dapet kabar Mala ilang. Dan pikiran ah mungkin Bang El cs, itu muncul gimana? Penyesalan yang bakal gue dapet,"

"Mala adik gue dan gue ga akan biarin hal negatif terjadi sama Mala," ucap seorang wanita dengan pria disebelahnya. Mereka datang setelah mendapat kabar kalau Arkan kembali kekampus.

"Kalau lo kayak gini terus, talak Mala didepan gue," Arkan menyeringai. Sesuai prediksinya. Nada akan mengatakan hal itu.

"Talak? Ga akan,"

"Ga usah munafik, dari jawaban lo, bisa gue simpulkan kalau lo masih cinta sama Mala," Arkan kembali menyeringai dan mengusap rahangnya.

"Siapa yang bilang, gue ga cinta sama Mala. Kalau gue ga cinta, ga mungkin gue keliling Jawa buat nyari dia, ngabisin tenaga, waktu, dan uang buat nyari dia dan satu lagi, kalau gue ga cinta sama dia, gue ga akan selesaikan tantangan dari Hafizh, tantangan yang hampir buat gue, Adrian, dan Jeno kehilangan nyawa," Arkan menjeda kalimatnya. Ia jadi teringat tantangan terakhir dari Hafizh. Sesulit itu untuk bisa memiliki Mala.

"Gue pernah kecewa karena usaha gue sia-sia dan sekarang gue ga mau ngecewain diri gue sendiri. Perjuangan gue dapetin Mala ga semudah membalikkan telapak tangan, kalau gue lepasin Mala, sama aja usaha gue sia-sia. Jadi, kalian ga usah ikut campur masalah gue sama Mala. Mau gue memperlakukan Mala seperti apa, itu urusan gue, bukan kalian,"

"Hebat lo ngomong gitu?" tanya El. Ia berdiri tepat didepan Arkan.

"Tanggung jawab abi buat lindungi Mala, udah selesai, sekarang tanggung jawab itu punya lo,"

"Ga usah diajarin, gue udah tau," balas Arkan cepat.

"Sebelum lo nyakitin Mala, bayangin, seandainya anak perempuan lo ada di posisi Mala," Arkan terkekeh.

"Elmino Bryan, bijak banget ya sekarang. Sekarang, gue tanya, seandainya posisi ini dibalik, apa yang bakal lo lakuin?"

"Tentunya, ga akan kayak lo,"

"Yakin? Nada ga ada kabar beberapa menit aja lo udah kayak orang kesetanan, gimana kalau dia hilang? Gila yang lo dapet,"

"Dengan mudah lo bilang, tentunya ga akan kayak lo, itu karena lo ga pernah ngalamin! Lo ga pernah ngalamin gimana rasanya kehilangan, rasanya ga dipercaya, lo juga ga tau gimana sakitnya hati bunda saat anaknya dibilang ga bertanggungjawab, berandalan. Sakit ga liat bunda lo adu mulut sama mertua lo sampe nangis karena ide konyol sepupunya? Niat lo emang baik El, tapi lo salah mangsa!"

"Ide konyol lo, ga hanya buat gue kecewa. Sampai detik ini, bunda belum bisa maafin umi dan abi. Dan kalau lo mau tau, bunda sempet nyuruh gue ninggalin Mala. Keliahatannya aja dia baik dan bersikap seolah-olah ga terjadi sesuatu. Tapi, Rayana tetap Rayana, menyembunyikan dendam dibalik senyuman. Lo belum tau kan, kalau dendam bunda ke bokap lo masih ada, rasa pengen habisin Ricky itu masih ada,"

"Dah lah, capek ngedongengin lo, assalamu'alaikum,"

"Kak," Arkan menghentikan langkahnya.

"Kakak boleh benci sama Mala, tapi Mala mohon, kalau Zani lahir, jangan benci dia ya. Mala ikhlas, kalau kakak bersikap kayak gini sampai ntah kapan, ke Mala aja ya kak, jangan ke Zani," Arkan tak menjawab, ia langsung melenggang pergi.

"Pinter banget bini gue ngedrama,"











Kemarin mau nanya tapi lupa, Rinjani siapa woy

Kaga tau mak ~ Arkan

AA Davendra 2 [End]Where stories live. Discover now